Nightmare

30 3 62
                                    

Selama perjalanan Yoongi masih saja terbayang kata-kata Jimin, hal itu menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benaknya.
" Apa maksud perkataan Jimin ? "
Apa yang sudah direncana kan Jimin?
Apa Seohyun mata-mata Jimin? "

Suara klakson para mobil dibelakang seakan meneriaki Yoongi menyadarkan nya dari lamunan. Yoongi tidak sadar jika rambu lalu lintas sudah berubah warna. Ia segera kembali melajukan kembali mobil nya.

Melihat Yoongi yang aneh seperti itu Seohyun mencoba menanyakan apa yang terjadi pada namja itu. " Apa kau memikirkan sesuatu??? " tanya nya lembut.

" Seperti apa sebenarnya dunia mu saat bersama Jimin ? "

Pertanyaan dengan nada datar disertai dengan wajah tanpa expresi itu membuat Seohyun tidak mengerti mengapa Yoongi bisa bertanya seperti itu,

" Mwo??? "
Seohyun ingin memperjelas pertanyaan Yoongi.

" Aku hanya ingin tau seberapa pintar kau baginya . "

" Aku tidak mengerti maksud mu??? "
Jawab Seohyun. Ia semakin tidak mengerti dibuatnya. Seohyun merasa tegang tiap mendengar pertanyaan seputar Jimin.

" Bagi Jimin kau sangat pintar. Pintar dalam hal apa yang dia maksud ? " tanya Yoongi, bingung.

Seohyun mulai merasa tidak nyaman dengan kata " pintar " yang di layangkan Yoongi. Seohyun curiga, kepalanya dikelilingi berbagai pertanyaan.

apa yang ada dikepala Yoongi ? apa Yoongi tau sesuatu tentangnya??? Sesuatu apa yang dikatakan Jimin hingga Yoongi bertanya seperti itu padanya? Pikir Seohyun.

Ia tidak ingin Yoongi tau hal apapun yang sudah ia lakukan dulu.

" Jimin???? Lalu apa masalahnya jika aku pintar atau bodoh??? Kenapa kau memikirkan kata-katanya?! Aku tidak ingin sekalipun mendengar nama itu. Bisakah kau untuk tidak membicarakannya?? "

Seohyun membuang mukanya, 

mengalihkan pembicaraan menjadi jalan yang tepat. Ia tidak ingin mendapat gangguan apapun tentang Jimin. Menutup hal yang bersangkutan dengan Jimin rapat-rapat adalah hal yang harus ia lakukan.

Yang ditanya hanya fokus menyetir sambil melihat jalanan, sambil melihat lihat tempat untuk makan malam. " Aku hanya bertanya, terlalu berlebihan jika respon mu meledak-ledak seperti itu. " membalas perkataan Seohyun dengan santai,

Seohyun tidak meresponnya.

Mata sipit itu melirik ke arah Seohyun.  .

Sebelah bibirnya tersenyum saat melihat Seohyun memasang wajah merengut seperti itu hanya karna sebuah pertanyaan yang seharusnya ia bisa jawab dengan santai, entah apa yang mengganggu pikirannya.
Yoongi berusaha meredakan situasi.

" Yaaa,  Seohyun...
Apa kau marah?
Coba lihat dirimu sekarang... Bagaimana bisa kau terlihat cantik saat serius begini hmm? " Ucap pria itu dengan suara beratnya,  canda dan rayuannya telah menjadi satu.

Hal itu terasa lucu bagi Yoongi namun tidak bagi Seohyun.

Seohyun masih mengacuhkan nya,  Rayuan Yoongi tidak mempan. Ia berpikir Yoongi hanya mencoba menggodanya, ia tidak peduli dengan apapun perkataan Yoongi. Ia ingin Yoongi paham membahas Jimin adalah hal yang tidak seharusnya ia lakukan.

Yoongi bisa mengerti Seohyun mungkin masih trauma dengan Jimin, membicarakan Jimin membuat Seohyun terperangkap dalam emosi buruknya. Pemikiran Yoongi yang seperti itu membuatnya mengalah.
Ia meraih telapak tangan Seohyun, mengarahkan kebibirnya lalu mengecup lembut punggung tangan gadis itu, lalu berkata,

Uncontrolled FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang