Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

(1) - Senior Pramugari

116K 5.9K 486
                                    

***
Runway is the best place to run away.

Setidaknya sebagian besar pramugari mempercayai pemikiran tak berdasar yang satu itu. Sering menjadikan landasan pacu sebagai tempat untuk melarikan diri adalah salah satu kunci hidup penuh ketenangan. Melarikan diri dari apa? Tentu dari orang-orang yang mengaku menyayangi, tetapi ternyata tidak juga. Terlebih ketika sebuah rumah tinggal berubah menjadi tempat yang tidak bisa lagi membuat betah, Airene memulai perjalanannya untuk berkelana mencari di mana letak rumah kedua. Hiraeth Airlines, inilah rumah kedua. Berbicara soal yang satu ini, sebagai pramugari senior yang sudah cukup lama dibercandai turbulensi, Airene masih tidak begitu mengerti tentang apa alasan pihak manajemen menamai maskapai ini Hiraeth Airlines. Bukankah Hiraeth sendiri berarti kerinduan, nostalgia, dan rasa penyesalan? Bagi sebagian orang, Hiraeth bahkan mengandung arti kerinduan terhadap rumah dan kampung halaman tetapi tidak bisa pulang. Meskipun belum ada arti pasti mengenai hal ini, setidaknya makna tersirat dari nama sebuah maskapai tidak sesendu ini.

Bertahun-tahun terlewati dengan terbiasa terombang-ambing pada ketinggian puluhan ribu kaki, juga telah jutaan kali menyambangi bandar udara yang sama, Airene belum berniat untuk melepaskan seragam kerja yang berwarna gelap ini. Keyakinannya tentang tidak akan ada tempat di dunia yang bisa memperlakukan dirinya sebaik ini masih menggenang di kepala. Keluarga? Katakanlah ia tidak pernah punya. Terlalu sensitif ketika harus membahas orang-orang yang membuat hatinya membeku. Sejak kecil, banyak hal seringkali datang hanya untuk mengoyak hidupnya. Selama ini, Airene hidup dalam sisi kelam yang ia sembunyikan di sela-sela jendela pesawat. Penghargaan sebagai pramugari dengan kinerja terbaik mungkin tidak akan pernah ia dapatkan jika dulu trauma masa kecilnya tidak membuatnya memilih ibu kota sebagai pelarian. Namun, lupakan sejenak mengenai persoalan yang memuakkan. Semua orang harus tahu jika kini wanita yang terkenal beringas di antara jajaran senior lain itu sedang berdiri di hadapan para penumpang kelas bisnis yang tidak jarang menemukan jodohnya dari kalangan mereka.

"Selamat pagi. Seat berapa, Bapak?"

"3F, Mbak."

"3F window seat di sebelah kiri. Silakan."

Pria paruh baya dengan setelan jas formal terlihat lega karena telah menemukan tempat duduknya. Pandangan Airene kembali terfokus ke arah galley depan. Ada ratusan penumpang lagi yang harus disambut dengan ramah-tamah kepalsuan. Secara spesifiknya, masih ada 11 orang penumpang lagi yang harus ia tunggu. Sebab, hari ini dirinya bertanggung jawab kepada 12 orang penumpang kelas bisnis.

Airene Naya. Untaian nama yang tersemat di name tag dada sebelah kiri kira-kira berbunyi demikian. Pramugari senior yang berkandang di business class dan telah mengudara selama enam tahun. Hamparan gurun sahara adalah wujud representasi dari segala prestasi mentereng yang membuatnya digunjing oleh rekan sejawat yang iri dengki. Dirinya pun berhasil menyabet posisi sebagai cabin one—alias bahasa gampangnya adalah pimpinan pramugari dalam suatu penerbangan—sejak beberapa tahun belakangan. Tidak main-main, dirinya diakui sebagai yang terbaik. Bukan satu-satunya pencapaian, Airene juga berhasil menjadi salah satu wajah maskapai. Setiap bulan, akan ada agenda atau misi dari maskapai di luar dari jam terbang. Mengunjungi panti asuhan, mengisi dan menjadi partisipan dalam kegiatan seminar serta kegiatan sosial dengan dasar kemanusiaan adalah contoh kecil. Misi itu dijalankan dengan senyum dan tawa kepalsuan. Ah, bukan misinya yang palsu melainkan dirinya sendiri. Kepribadiannya tidak sehangat itu.

Pagi ini, penerbangan dibersamai dengan pesawat Airbus A320 Neo yang merupakan seri terbaru dari Airbus yang masuk dan menjadi armada di Hiraeth Airlines. Penghitungan penumpang menggunakan alat hitung manual dimulai ketika semua kursi kelas bisnis dan ekonomi terisi oleh penumpang. Setelah selesai menghitung hingga barisan kursi paling belakang, ia berjalan kembali ke galley depan. Kertas manifest penumpang di tangan harus segera dilaporkan ke awak kokpit.

Hiraeth AirlinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang