🌹90%

2.5K 498 71
                                    

"Iya, nginep disana. 3 hari lagi baru pulang, Bu, acara OSIS," pamit Jisoo sambil cengengesan ke Ibu Kosnya.

Setelah selesai pamit dan sebagainya, gadis itu menggendong tasnya dan mengangkat travel bagnya serta kantung sleeping bagnya. Untung ngga terlalu berat semuanya.

Jisoo keluar gerbang kos, ternyata udah ada Sowon, Nayeon, sama Jennie nungguin.

"Lama amat kambeeeengggg bedak gua udah luntur lagi!!" protes Nayeon.

"Ya kan dia berendem dulu di air sabun biar nggak bau bau amat," sahut Jennie sambil membenarkan letak jaketnya.

Untung temen, jadi nggak disleding sama Jisoo.

"Btw lu sama Taeyong gimana dah kelanjutannya? Kek adem adem bae.. Udah jadian ya lo?!" tuding Nayeon.

"Hahhhhh," Jisoo malah membuang nafasnya keras-keras, sembari mereka berempat jalan bareng ke depan gerbang sore ini.

Sowon menoleh, "Udah pedot lu?"

Jisoo mendecak, "Putus apanya sih orang nggak ada yang berhubungan."

"HAH? LO BELOM JADI?!" pekik Nayeon, kaget. Pantesan kaga ada PJ! Nayeon kira Jisoo dah lupa temen....

Jisoo menggeleng, jadi galau lagi.

"Au dah. Kek lagi di neraka gue tuh."

"Lah ngapa?"

"Terbakar api cemburu mulu."

🌹🌹

"Kakak duluan ya."

Jisoo yang melihat dan mendengar semuanya langsung pengen muntah begitu melihat Taeyong dan Eunseo dakjal itu pelukan di samping bis.

Gadis itu buru-buru membalikkan badannya menghadap ke depan begitu Taeyong masuk ke bis dari belakang.

"Sepet amat muka lu, Yang," sapa Taeyong.

"Palalo peyang," sahut Jisoo ketus.

Di OSIS ini Taeyong sama Jisoo masih sering diledekin gara-gara MPLS kemarin, sama Taeyong dibawa bercanda, sama Jisoo dibawa serius. Yhaaa sakitnya men, tidak terperkirakan...

Taeyong ketawa, habis itu malah naruh waist bagnya di kursi samping Jisoo.

"NGAPAIN LO DUDUK SINI?!" protes Jisoo langsung, "KEK NGGAK ADA TEMPAT LAIN AJA!!"

Taeyong mengangkat bahunya dengan santai, "Emang nggak ada, bambang."

"Nayeon mana?!" pekik Jisoo lagi, mencari sahabatnya yang harusnya jadi partner duduknya sore ini.

Dagu Taeyong menunjuk ke arah depan, "Udah sender-senderan tuh sama Bobby."

"Ooo bajingan. Gue sumpahin gigi mereka berdua makin maju."

Taeyong terkekeh geli, lalu mengulurkan tangannya, "Travel bag  lo mana, gue taruh di bagasi. Tas punggung lo juga nggak?"

"Noh," kata Jisoo sembari memberikan keduanya pada Taeyong. Maksudnya biar nambah-nambahin beban cowok itu. Tapi dianya cengar cengir doang.

"Bahagia ya lo habis dipeluk Eunseo tadi?" ucap Jisoo ketus, nggak bisa menahan cemburunya.

"Iri bilang bos."

"Setan."

Selama perjalanan bis nggak seribut biasanya soalnya lagi pada capek. Jisoo pengen mengutuk Yuta si Ketua Penyegaran yang bikin keputusan berangkat penyegaran hari Jumat sore. Padahal sekolah baru selesai 2 jam yang lalu. Ya pada tidur semua di bis.

Sampai di tempat penyegaran, semuanya beres-beres sama pembagian tempat tidur.

Di lapangan tempat yang disewa sekolah ini, ada satu aula tertutup, satu aula terbuka, dan sekitar 6 rumah-rumahan kecil, sama satu tempat buat api unggun di tengah-tengah lapangan dan rumah-rumahannya. Kalau mendaki nanti bakalan ada banyak tempat permainan.

Satu rumah bakalan dihuni 20 orang, 10 cowok dan 10 cewek. Biar ada yang jagain, katanya Yuta.

"Dibantuin nggak? Naik loh, jalannya," tawar Taeyong begitu turun dari bis dan mengantri buat ngambil barang di bagasi.

"Lo yang nawarin loh ya," balas Jisoo sambil stretching.

"Iya," sahut Taeyong singkat.

"Lagian pundak gua pegel dah lo pake tidur daritadi!!" protes Jisoo, membuat beberapa orang di sekitarnya menoleh ke arah mereka.

Iya, selama perjalanan Taeyong ngantuk trus tidur, tapi pake pundaknya Jisoo. Mana ndusel-ndusel lagi. Untung Jisoo kuat fisik dan batin.

"Cielah, udah sampe sandar-sandaran," ucap Hanbin dengan muka tengilnya. Udah hampir Jisoo sleding sebelum Taeyong mengulurkan kantung sleeping bagnya.

"Nih, lo bawa aja sleeping bag gua. Gua bawain travel bag sama tas punggung lu."

Jisoo langsung semangat lagi, "Asssa, tengkyu!!!"

Mereka berdua akhirnya jalan beriringan. Jisoo menyelempangkan kantung sleeping bagnya dan waist bagnya Taeyong trus lengannya menenteng sleeping bag punyanya Taeyong, sementara di lehernya udah ada kamera. yeoksi, anak dokum.

Sementara Taeyong membawa tas punggungnya sendiri, trus di bagian depan ada tas punggungnya Jisoo, dan tangannya menenteng travel bagnya Jisoo.

"Kok lu tumben deket-deket gue lagi? Nggak punya temen lagi ya lo?" cerocos Jisoo, sambil memotret beberapa pemandangan dan anak-anak OSIS yang lagi naik.

Taeyong mendengus, "Kasian gue, temen lo udah pada ngapel semua. Jennie juga udah sama temennya."

"Oooo jamet."

Jisoo akhirnya berhenti untuk mendokumentasi beberapa anak, sementara Taeyong nggak sadar.

Gadis itu memotret, sampai akhirnya ia menangkap punggung Taeyong lewat lensa kameranya. Ia menjepret beberapa kali, lalu memanggil nama pemuda yang membuatnya galau akhir-akhir ini.

Sementara ketika Taeyong dipanggil, pemuda itu menoleh ke bawah dan baru sadar Jisoo tidak ada di sampingnya. Lalu pemuda itu mendapati Jisoo berdiri beberapa anak tangga di bawahnya. Nyengir sambil mengacungkan kameranya.

Ia bisa mendengar bunyi kamera yang di klik Jisoo beberapa kali.

"Senyum, kek. Gantengnya ilang nanti."

Taeyong meneguk ludahnya. Ia bersumpah, hari ini Jisoo terlihat beda sekali. Jauh lebih cantik dari pertama mereka bertengkar waktu masa PLS kemarin.

Mulutnya terbuka, mau mengungkapkan betapa indahnya ciptaan Tuhan di hadapannya itu sekarang. Tapi yang keluar akhirnya hanyalah,

"Backlight, goblok."

Ah, gengsi sialan.

𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 [𝒕𝒂𝒆𝒚𝒐𝒏𝒈𝑥𝒋𝒊𝒔𝒐𝒐][✔︎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang