•NONTON

37 18 0
                                    

Seperti perahu, sejauh apapun berlayar akan ada saatnya ia akan berlabuh disuatu tempat, entah sekedar singgah, ataupun untuk menetap

*

Seperti yang Angkasa pikirkan, setelah pulang
dari hiking Luna pasti akan jatuh sakit, kini ia berkacak pinggang melihat Luna yang sedang asik menonton tv diruang tamu dengan kompresan tak terlepas dari jidatnya dan juga selimut tebal yang dipakainya.

"Awas elahh ngehalangin aja!! Gue lagi nonton!" kesal Luna yang melihat Angkasa hanya diam didepannya

Angkasa duduk disamping Luna sembari berkata, "mampus sakit kan Lo, batu si dibilangin." katanya.

"Biarin, wlee," sahut Luna.

Angkasa menyenderkan kepala ke sofa saat sudah jenuh hanya memainkan ponselnya dari tadi, sedangkan Luna sedang asik menonton layar tv dengan mulut yang tak henti-hentinya mengunyah cemilan.

"Nonton ponyo gak sih? Bosen banget gue, udah lama banget ga nonton itu kann?" usul Angkasa, "atau totoro ajaa??" sambungnya

"Ponyo?? Ayoo," sahut Luna, segera mencari filmnya dan Angkasa hanya memperhatikan.

Ditengah tengah film, Luna memukul-mukul lengan Angkasa disebelahnya, "Sakit gila, jangan mukul-mukul," kesal Angkasa.

"Ponyo sama sousuke lucu bangetttt," gemasnya melihat layar tvnya.

"Iya emanggg, tapi jangan mukul-mukul la gilaa, kdrt nih," Angkasa bersedekah dada.

"Halah lebay," cibir Luna, "saaaa," panggil Luna lagi, sembari nyengir lebar ia menengok ke arah Angkasa.

"Apa?" tanya Angkasa.

Luna memegang perutnya, memberi kode pada Angkasa, alis Angkasa naik, lalu ia berkata, "oh udah berapa bulan anaknya? Siapa bapaknya?" tanyanya tanpa pikir panjang.

"Bangke! Gua ga hamil ya cok!" kesal Luna memukul Angkasa, "lagian pegang-pegang perut begitu, mana gua tauu, punya mulut kan? Ngomong," cibir Angkasa.

"Laperrr," Angkasa menghembuskan nafasnya, "mau bubur?" tawarnya.

Luna menggeleng, "mau nasi goreng buatan Lo ajaa, plisss," pinta Luna dengan mata memohon. "Iya iya, pake timun yang banyak kan?"

"Yoi ma bro," cengir Luna saat melihat Angkasa bangun dan berjalan kearah dapurnya, "THANK YOUUUUU AKSAAA EHEHE," teriaknya.

Tak lama Angkasa datang dengan membawa dua piring nasi goreng ditangannya, ia kembali duduk disebelah Luna dengan memberikan nasi goreng dengan banyak potongan timun disana, sedangkan dipiringnya tanpa potongan timun sama sekali.

Luna melirik piring Angkasa, "masih ga demen timun juga Lo?" tanyanya.

"Gak," sahut Angkasa lalu memakan nasi gorengnya. "Bukan manusia Lo, masa ga suka timun," ucap Luna lalu menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

Angkasa menengok ke arah Luna, "gimana?" tanyanya, "seperti biasa uenakkk sangattt, makasiiii ehehe," cengir Luna sembari mengacungkan jempolnya. Melihat itu membuat Angkasa tersenyum lalu mengacak rambut Luna.

"Berantakan Aksaaaa," kesal Luna, melanjutkannya makannya sembari menonton tvnnya.

Selesai makan, Luna melihat ponselnya lalu beranjak dari tempatnya, "awas jatoh, mau kemana si?" tanya Angkasa.

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang