16

4.8K 538 27
                                    

Cantika baru saja keluar dari lobby dan berjalan menuju mobil Ganteng yang terparkir didepan lobby ketika tangannya ditarik oleh seseorang dengan kuat. Cantika sempat terhuyung jika saja seseorang tidak menopang tubuhnya. Cantika terkejut melihat orang yang sudah menahannya agar tidak jatuh dan posisinya saat ini berada dalam pelukan orang yang sudah menarik lengannya.

"Kak Gerald?" lirih Cantika ketakutan, tetapi dia menguatkan hati untuk menghadapi mantan suaminya itu. Melihat sang nyonya dalama bahaya Adi segera mengirim pesan kepada Ganteng. Lelaki itu segera keluar dari dalam mobil dan menghampiri Cantika dan seorang lelaki yang dikenalnya sebagai mantan suami majikannya.

"Aku menjemputmu, my queen." Gerald berkata seraya tersenyum manis. Bukannya tertarik, Cantika justru bergidik ngeri. Sejak penyekapan yang dilakukan Gerald padanya Cantika sedikit waswas jika berhadapan dengan Gerald. Cantika tidak menyangka Gerald berani menemuinya ditempat umum. Cantika melepaskan diri dari Gerald dan berusaha menarik nafas perlahan. Ia mencoba menenangkan diri dan mengusir kegugupannya. Menghadapi Gerald harus dengan pikiran tenang.

"Terima kasih, tetapi aku sudah djemput, kak." ujar Cantika datar. Sebisa mungkin dirinya berusaha menghindari Gerald. Saat ini dirinya bersyukur kantornya masih ramai dengan orang-orang yang pulang kerja. Dirinya memang pulang lebih dulu daripada Ganteng karena suaminya itu masih ada meeting dengan Pak Tio sang direktur utama.

"Siapa yang menjemput mu?"

"Sopirku." Gerald memicingkan matanya, ia mengenali mobil Ganteng tapi tidak dengan sopirnya. Saingannya bahkan memberikan sopir pada Cantika. Ganteng tidak ingin kecolongan makanya dia menyiapkan sopir untuk menemani Cantika saat dirinya tidak bisa menemani wanita itu.

"Bu, mobilnya sudah siap." Adi berkata. Cantika bernafas lega Adi tiba dengan tepat waktu, hingga dirinya tidak perlu terjebak lebih lama dengan Gerald.

"Suruh sopirmu pulang, biar aku nanti yang akan mengantarmu."

"Maaf kak, tapi aku harus pulang karena anak-anak menungguku."

"Aku juga akan menemui anak-anak." Gerald bersikeras. Cantika berdiri dengan gelisah, tidak mungkin dirinya bilang dirinya dan anak-anak sekarang tinggal dirumah Ganteng.

"Nanti aku antarkan mereka ketempat kakak, saat ini aku harus menjemput mereka dirumah kak Utama." Cantika sengaja berbohong. Dirinya tahu Gerald tidak akan mau jika diajak kerumah Utama. Gerald berfikir sejenak, tidak mungkin dirinya pergi kerumah Utama. Kakak lelaki Cantika itu sama sekali tidak pernah menerimanya. Utama selalu menunjukkan ketidak sukaannya pada Gerald secara terang-terangan.

"Kalau tidak ada yang kakak bicarakan, aku pulang dulu." Gerald terdiam. Tidak mungkin dirinya membawa Cantika dengan paksa. Ada banyak orang dilobby dan depan perusahaan. Sopir Ganteng bahkan melihatnya dengan waspada. Melihat saat ini dirinya tidak dibawa polisi sudah dipastikan bahwa Cantika tidak menyebarkan apa yang sudah dilakukannya pada wanita itu. Gerald tidak menyerah, ia harus bicara dengan Cantika.

"Bisa kita bicara, di cafe itu." Gerald berusaha membujuk Cantika. Ia harus mendekati CAntika secara perlahan, dia akui langkahnya kemarin menculik dan menyekap Cantika adalah sesuatu yang salah. Gerald merasa Cantika mulai menghindarinya dan merasa gelisah saat bersamanya. Gerald meyakinkan dirinya bahwa perasaan Cantika masih ada untuknya.

"Maaf kak, aku harus segera pulang. Anak-anak menungguku." Gerald meraih tangan Cantika dan menggenggamnya. Dia mengusap punggung tangan Cantika yang berada dalam genggamannya. Ditatapnya mantan istrinya itu penuh cinta dan kerinduan.

"Temani aku sebentar saja. Aku minta maaf untuk sikapku padamu kemarin. Saat ini ijinkan aku menebusnya. Ada yang perlu aku bicarakan denganmu. " Ucap Gerald dengan nada penuh permohonan. Cantika sedikit goyah jika saja Ganteng tidak menarik tangannya dari genggaman Gerald.

Two Heart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang