21.

4K 317 4
                                    

"Sarah, dengarkan penjelasan kakak!" Aku mengejar Sarah yang berjalan cepat menyusuri koridor kampus. Sarah marah padaku atas apa yang sudah aku lakukan padanya terakhir kali. Semua salahku, aku berharap Sarah hamil dan kedua orang tuaku merestui hubungan kami. Aku benar-benar tidak memperhitungkan perasaan Sarah, kupikir dia mencintaiku dan tidak keberatan dengan apa yang kulakukan padanya. Nyatanya setelah kejadian itu Sarah menghindariku dan itu benar-benar menyiksaku. Aku tidak bisa melihat wajahnya, tidak bisa menikmati senyumnya membuatku benar-benar kehilangan separuh nafas. Selain menghindariku, Sarah juga pindah kost dan memblokir semua nomorku. Aku benar-benar menyesal, aku sama sekali tidak ingin merusaknya. Tapi ternyata yang kulakukan justru seperti seorang bajingan.

Sarah menepis cekalan tanganku dan sebelum dirinya sempat berlari aku segera memukul bagian belakang kepalanya untuk membuatnya pingsan. Kubopong tubuh Sarah menuju mobilku. Beberapa orang yang melihat kami bertanya-tanya penasaran, tapi aku mengabaikan mereka semua, yang terpenting saat ini adalah Sarah bersamaku dan aku tidak akan melepaskannya. Aku membaringkan Sarah dengan hati-hati di kursi penumpang. Setelahnya aku membawa Sarah menuju ke apartemenku. Kubaringkan Sarah ditempat tidurku dan kugantikan pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Kuciumi wajah Sarah yang begitu kurindukan. Kupeluk dan kudekap Sarah dengan erat. Kuhirup aroma tubuh Sarah yang selama ini membuatku kecanduan. Berulang kali kuucap maaf padanya dan meminta kesempatan padanya tak perduli dia tidak sadarkan diri.

Aku merasakan Sarah yang bergerak-gerak dalam dekapanku, kurasa dirinya mulai sadar. Dia membuka matanya dan terkejut saat melihatku, Sarah hendak berteriak ketika bibirnya kubungkam dengan bibirku. Aku mengulum bibirnya dengan lembut, mencecap seluruh rasa yang ada di mulutnya serta menyalurkan semua rasaku padanya. Rindu, cinta, kasih sayang, penyesalan dan kemarahan kusalurkan melalui ciumanku. Aku mencium Sarah seolah esok kami tidak bisa berciuman lagi. Aku merasakan Sarah memukul-mukul dadaku minta dilepaskan. Kugigit bibir bawahnya dan kembali melesakkan lidahku kedalam mulut mungilnya.

"Maafkan kakak." Ujarku memelas, berharap Sarah tidak marah padaku. "Kakak salah, tolong jangan tinggalkan kakak. Kakak mencintaimu. Kakak tidak bisa hidup tenang tanpamu. Tolong maafkan kakak." Ujarku saat ciuman kami terlepas. Kembali kupagut bibir Sarah yang membengkak. tidak kubiarkan dirinya membalas semua ucapanku, aku hanya ingin Sarah mendengarkan aku dan aku hanya ingin memberi tahu Sarah betapa aku sangat kehilangannya. Sarah berusaha memberontak tapi segera dkudekap dengan erat. Jantungku sudah berpacu dengan cepat, bagaimanapun caranya aku harus mendapatkan Sarah kembali.

"Maafkan kakak. Kakak berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Kakak bersalah, kamu boleh menghukum kakak tapi kamu tidak boleh meninggalkan kakak. Kakak minta maaf, Sarah. Kakak khilaf, kakak tidak bermaksud menyakitimu. Kakak benar-benar takut kehilanganmu. Hanya itu satu-satunya cara agar kakak bisa terus bersamamu. Kamu harus minta pertanggung jawaban kakak atas apa yang telah kakak perbuat padamu. Kamu tidak boleh menghindari kakak." Ujarku kembali. Aku merasa gugup dan bingung, ini pertama kalinya aku menghadapi cewek yang marah dan merajuk. Biasanya aku tidak perduli tapi ini Sarah, bisa gawat kalau dia meninggalkan aku.

"Kak - lep-pas."

"Tidak akan, sampai kapanpun kakak tidak akan melepasmu. Kakak akan mengikatmu seumur hidup dengan kakak. Tolong maafkan kakak." Ujarku lagi dengan sedih. Aku benar-benar tidak sanggup jika harus kehilangan Sarah. Bagaimanapun caranya aku akan membuat Sarah tetap ada di sisiku.

"A-aku ti-dak bi-sa na-fas." Aku terkejut dan buru-buru mengendurkan pelukanku. Wajah Sarah memerah menahan kesal. Ia memukulku dengan pelan. Kuusap pipinya yang kemerahan dengan ibu jariku sementara lengan lainnya masih memeluk Sarah dengan erat. Aku selalu menyukai pipi Sarah yang kemerahan.

"Maafkan kakak, kakak selalu menyakitimu? apa perlu panggil dokter?"

"Aku tidak apa-apa, jangan berlebihan kak. Sekarang lepaskan aku."

Two Heart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang