5. Tinggal Bersama

1.6K 39 0
                                    

Sesampainya dirumah salah satu dari pelayan rumah elvan bergegas membantu Sofia yang terlihat kesusahan membawa barang-barang miliknya. " Sini nyonya biar saya saja yang membawakannya ".
" Ah iya tolong bawakan yang ini ya bi " . Ucap Sofia sembari menunjuk kesalah satu barang miliknya. Dengan cekatan pelayan tersebut membawa barang-barang Sofia kekamarnya.

" Kapan ya aku bisa punya rumah megah mewah seperti ini ". Gumam Sofia tanpa sadar, dan tanpa sengaja kedua bola matanya sukses menangkap gurat keheranan dari wajah Elvan.
" Hmmm ma.. af  ya, ini semua karena aku terlahir dari keluarga yang amat sederhana dari desa yang terpencil pula ". Ungkap sofia sembari tersenyum tipis. " Aku ini anak pertama sementara adikku satu-satunya masih bersekolah, ayahku juga sakit-sakitan, jadi aku berkewajiban membantu keluargaku itulah sebabnya aku sampai merantau ke kota mencari pekerjaan, untuk mengurangi beban perekonomian keluargaku ". Jelas sofia.

Tanpa sadar kedua bola matanya menjatuhkan  beberapa butiran bening. Mengingat betapa pedihnya kehidupan yang dilalui bersama keluarganya. Seketika pula iya berpikir bagaimana sekarang iya menghasilkan uang sementara iya sudah tidak lagi bekerja sebagai pelayan semenjak menjadi nyonya wijaya. " Sofia bisakah mulai sekarang kau merubah penampilanmu ? ". Tanya Elvan secara tiba-tiba.

" hhah Apa ?". Balas Sofia terkejut.
Sofia pun kembali menatap Elvan yang sedari tadi terus memperhatikan penampilannya.
" Menurutku penampilanku tidak ada yang aneh bahkan aku nyaman dengan penampilanku seperti ini, apa kau keberatan aku terus berpenampilan seperti ini ? ". Tanya Sofia balik.

Elvan menggeleng seketika. " Jika itu maumu baiklah, aku tidak memaksamu mengikuti keinginan ku,  sekarang aku akan pergi keluar karena ada meeting yang sangat penting, baik-baik dirumah ya."

" ya, Kau juga hati-hatilah dijalan ". Sahut sofia. Sekilas Elvan membalikkan tubuhnya secara diam-diam seraya tersenyum karena perhatian yang diterima nya dari Sofia.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

" Nyonya makan malam sudah siap dihidangkan ". Ucap salah seorang pada Sofia yang sedari tadi tengah asyik memainkan ponselnya mencari cari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan tamatannya.
" Baiklah, aku akan segera kesana ". Pelayan itu pun mengerti dan berlalu meninggalkan Sofia.

Sesampainya di meja makan Sofia terkejut melihat betapa banyaknya lauk pauk yang dihidangkan di atas meja makan. tiba-tiba saja pikirannya membayang keluarganya yang tinggal di desa. Sofia pun merasa tak enak disini iya makan dengan enaknya sementara keluarganya dya tak tau makan apa.

" Hmm ". Sofia bergumam seraya matanya menatap seorang pelayan yang sedari tadi menungguinya untuk makan. " Tata kemarilah makan besamaku ". Ajak Sofia seketika membuat pelayan tersebut terkejut.
" Ah. . Tidak nyonya terima kasih ". Tolak pelayan tersebut.
" Ayolah tata, aku begitu tak enak bila harus makan makanan ini semua sendirian ". Paksa sofia lagi.
" Tapi nyonya ".
" Ah tak ada tapi-tapian ini perintah tata ".
Mau tak mau akhirnya pelayan tersebut duduk dikursi di dekat sofia, menemani Sofia menyantap makan malamnya.
Sembari menyantap makan malamnya Sofia pun bertanya pada Tata.
" Tata , apa kau sudah melihat tuan pulang ? ".
" Belum nyonya ". Geleng Tata
" Jam berapa biasanya tuan pulang kalau ada meeting  seperti ini ? ". Tanya sofia kembali.
" Tidak lama lagi nyonya, biasanya tuan akan pulang ".

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Elvan Pov

Meeting telah selesai, tiba tiba saja sebuah suara mengagetkan ku. " Hay sobat, disini juga ? ". Suara antoni mengagetkan ku sembari iya menggeser kursi dan duduk dihadapanku. " Iya, baru selesai meeting ". Jelas ku pada antoni salah seorang sahabat terbaikku. Antoni merupakan CEO disebuah perusahaan besar milik keluarganya, dya sahabat sekaligus rekan bisnis ku.

" Sorry ya, kemarin aku ga bisa menghadiri pesta pernikahan kalian, ada masalah sedikit disalah satu anak cabang perusahaan yang mesti ku tanangani saat itu juga, kau tidak marah kan padaku ?, Pasti pestanya menyenangkan sekali bukan ? ".  Tanya antoni seraya mendekatkan wajahnya dengan raut wajah yang serius kepadaku.

" No problem, tak perlu dibahas lah masalah itu ". Jawab ku datar.
" Why ? , Are you fine? , Kulihat dari tadi raut wajah mu tidak ada sedikitpun kebahagian sobat, bukan kah menikah dengan orang yang dicintai merupakan suatu kebahagian ? ". Cecar antoni padaku.
" Atau jangan jangan kau gagal melakukan malam pengantinmu ya, heh hh ". Tebak antoni sembari tersenyum padaku.

Dari pada dya terus bespekulasi tentang diriku ada baik nya aku ceritakan saja semuanya, walaupun sebenarnya malas sekali aku mengingat kejadian itu.
" Aku dan bian gak jadi menikah ".jawab ku datar.
" What ? Serius, kau tidak sedang bercanda kan sobat ? ". Tanyanya dengan raut wajah semakin penasaran.
" Bian kabur tepat di detik-detik pernikahan kami ".
" Ah ini gila, wanita mana yang sanggup menolak pesonamu seorang pengusaha muda tampan yang sukses saat ini ". Sergah antoni tak percaya.
" Ya diakabur bersama keparat raka sialan itu, benar yang kau katakan kalau mereka bermain dibelakang ku ".
" Ahh berarti benar dugaan ku, sudahlah sobat tak usah kau pikirkan, bukan kah ada pepatah yang mengatakan mati satu tumbuh seribu ". Hibur antoni padaku.
" Ya, dan kau sendiri sedang apa disini ?". Balas ku .
" Biasalah aku sedang kencan dengan seorang wanita yang baru seminggu ku kenal ".

" Kencan ? ".

" yes, Of course ".

Antoni dari dulu emank paling jago dalam menaklukan hati seorang wanita, pantas saja iya terkenal sebagai bad boy. " Apa aku juga harus menceritakan soal sofia pada Antoni, ah sudahlah lagian pernikahan kami juga pernikahan yang sementara yang diawali dari sebuah keterpaksaan ". Batinku.

TERPAKSA MENIKAH KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang