once

416 68 28
                                    

Keringat mengucur deras di dahi Nayeon. Entah sudah berapa menit dia berlari. Rasanya sekolah hari ini sangat jauh.

Nayeon benci tugas Biologinya. Itu memakan banyak waktu, dan dia harus begadang tiga hari demi menyelesaikan tugas biologi sialan itu.

Kini tugas sialan itu membuat Nayeon bangun sangat terlambat.

"Nayeon? Kamu terlambat?"

Satpam sekolah agak heran. Nayeon bukan anak yang sangat rajin, tapi dia berusaha untuk tidak terlambat. Baru kali ini Nayeon sangat terlambat.

"Hah... maaf..."

Nayeon tak sanggup berkata - kata. Dia berusaha mengambil napas, agar tidak pingsan di gerbang sekolah.

"Untung hari ini guru sempat ada rapat. Lebih baik kamu cepet ke kelas sebelum guru datang!" ujar Satpam sekolah.

Nayeon tak banyak bicara. Meski jantungnya berasa akan meledak saat ini juga, dia langsung berlari menuju kelasnya.

"MAAF!"

Suasana kelas langsung sunyi seketika. Pandangan satu ruangan itu terkunci oleh Nayeon yang penampilannya cukup acak - acakan.

"Terlambat untuk pertama kalinya, Putri Nayeon?"

Satire Mrs. Tiffany membuat suasana kelas menjadi mencekam.

Nayeon membungkukkan badannya. "M-maaf, Miss!"

Mrs. Tiffany hanya tersenyum kecut. "Ya sudah, sana duduk. Kamu saya maafkan, tetapi hanya sekali ini."

Nayeon mengangguk pelan. Ia langsung berjalan lesu menuju mejanya di belakang. Rasanya Nayeon ingin membanting tubuhnya di kursi.

"Baiklah, kumpulkan seluruh tugas biologi hari ini!"

Nayeon langsung membuka tasnya. Namun hal ganjil terjadi.

"Dimana tugasku?!"

Nayeon menelan salivanya kasar. Tugas yang sudah ia kerjakan selama tiga hari itu, kemana?

"Kurang dua murid lagi, siapa?" tanya Mrs. Tiffany.

"Nayoung tidak hadir, Miss. Dia sakit," ujar Kei.

Mrs. Tiffany mengangguk pelan. "Lalu satunya? Kurang siapa?"

Nayeon mengangkat tangannya pelan. "M-miss..."

Mrs. Tiffany menarik napasnya perlahan. "Im Nayeon, kenapa kau hari ini?"

"T-tugasku tertinggal di rumah..."

Nayeon teringat, karna buru - buru tadi, banyak tugas yang tertinggal. Bukan hanya biologi, ternyata tugas geografi dan tugas sejarahnya juga tertinggal.

"Hah... tapi sudah kamu kerjakan, kan?" tanya Mrs. Tiffany.

Nayeon mengangguk cepat. "S-sudah Miss!"

"Ya sudah. Besok kau ke kantor dan bawa tugasmu ke saya. Pagi sekali."

Nayeon mengangguk cepat. Ia tak mau melewatkan kemudahan yang diberikan oleh Mrs. Tiffany.

Hari ini sangat berat bagi Nayeon. Dia dimarahi terus - terusan karna tak membawa tugas, tak fokus, juga karna tak sengaja melempar jawaban ulangan ke kepala Mr. Nichkhun.

Andai Jisoo tak menyontek padanya. Tapi ini, kan, bukan salah Jisoo.

Nayeon tak langsung pulang ke rumah. Dia memilih untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu di taman.

Ini bukan hari terburuk Nayeon, tapi Nayeon cukup lelah hari ini.

Ting!

Ponsel Nayeon berbunyi. Sebenarnya dia agak kesal karna ingin menenangkan pikirannya tetapi ada saja orang yang menghubunginya.

'Oh, Guapo.'

Hari yang berat, bukan?

Ya gitu deh

Aku minta maaf.
Aku tak bisa membantumu.
Aku tidak ada disana.

Kapan kamu bantu aku?
Kapan kamu ada disini?

Maaf.

Berisik

Nayeon tanpa banyak bicara langsung memblokir si 'Guapo'. Dia kesal entah mengapa. Padahal dipikir - pikir lelaki itu tak salah apapun.

Ah sudahlah, nanti dia akan unblock jika sudah agak tenang.

Nayeon menghembuskan napasnya kasar. Memang sekarang ia agak tenang, tetapi emosinya masih menggebu - gebu di dalam hatinya. Rasanya ia ingin marah semarah marahnya tapi tak tau harus dilampiaskan kemana.

Nayeon menyentuh pundaknya, mengusap pelan demi menenangkan emosinya. Ia biasa memeluk bonekanya ketika ia marah saat kecil.

Cara ini selalu berhasil. Nayeon menjadi sedikit tenang. Ia memeluk dirinya sendiri dengan erat.

Dan mungkin ia tidak sendiri.

Nayeon merasa seseorang juga menyentuh pundaknya serta mengusap bahunya dengan lembut. Yang jelas, itu bukan tangan Nayeon.

Nayeon membuka matanya perlahan. Netranya bertemu dengan seseorang yang tengah memeluknya juga. Lelaki itu masih mengusap bahu Nayeon perlahan.

"Siapa..."

Nayeon terperangah. Sebenarnya ia ingin memberontak, tetapi perlakuan lembut dari lelaki itu membuat dirinya menjadi lengah tanpa sebab.

"Hi, Na...

... Maaf, aku baru ada untukmu."

Nayeon terbelalak. "GUAPO?!"

Senyum di bibir lelaki itu merekah.

Ada yang masih baca kah? 🤔 Kalau ada, menurut kalian (dan maunya kalian) siapa si 'Guapo' itu?

Terakhir episode terakhir, jadi jangan lupa komen ya!!! Aku bakal update cepet kok kalau kalian (yang baca) komen. Terima kasih dan maaf!!!

Hi, Na! - INYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang