doce

415 67 21
                                    

Nayeon memainkan kakinya gegabah. Ia masih tidak menyangka, lelaki di sebelahnya adalah si Guapo. Yah, katanya...

"Na..."

Panggilan itu sontak membuat Nayeon salting tanpa sebab. Dia tiba - tiba kelabakan mencari sesuatu... yang ia tidak tau pasti apa itu.

"Na? Kamu mencari apa?"

"Eh oh... aku..."

Nayeon menggigit bibir bawahnya bingung. "Gak tau..."

Lelaki itu tertawa kecil. "Hahaha, Na... kamu ini memang gemesin banget, ya...

... Aku pantau dari lama tapi kamu ternyata tetap gemesin."

Tau rasanya ingin berteriak sekencang - kencangnya karna gugup? Ya, itu yang Nayeon rasakan sekarang. Entah kenapa ia gugup, terlebih dipuji seperti itu oleh si Guapo.

"Na, maaf ya..."

Nayeon melirik. Dilihatnya si Guapo menunduk sambil memainkan jari - jarinya.

"Untuk?"

"Yah... semuanya."

Guapo melirik Nayeon sebentar, kemudian kembali fokus ke jari - jarinya.

"Sudah mengganggu, sudah... menerror? Sudah melakukan semuanya, yang membuatmu takut, sedih, mungkin marah?"

Nayeon tersenyum tipis. Ia mengusap kepala Guapo lembut.

"Hahaha, chill. Kamu misterius jadinya, cowo misterius itu banyak yang suka."

Guapo menangkis tangan Nayeon yang tengah mengusak lembut rambutnya. "P-percuma banyak yang suka, kalau kamu bahkan benci sama aku."

Nayeon tertawa. "Benci? Kenapa aku benci kamu?"

Hembusan nafas pelan terdengar oleh lelaki yang duduk di sebelahnya. Pandangannya fokus pada kakinya, tidak ingin melihat Nayeon sedikitpun.

"Aku... tidak berani muncul cukup lama..."

Nayeon menaikkan sebelah alisnya. "Lalu?"

Guapo terkejut hebat, ia bahkan sampai loncat dari tempat duduknya. "A-ada lagi?"

Nayeon tertawa lebar. Melihat wajah panik Guapo benar - benar lucu.

"TIDAK, LAH! Aku ini bercanda, tau!" seru Nayeon. "Ga perlu panik gitu..."

"A-ahaha..." Guapo tertawa canggung, ia mengusap pelan tengkuknya malu.

Nayeon kembali tertawa gemas.

"Na..."

Panggilan Guapo membuat Nayeon mengalihkan pandangan. Lelaki itu menggigit bibirnya, nampak ingin mengatakan sesuatu.

"Aku... aku suka kamu..."

Nayeon terkejut, meski seharusnya ia sudah tau hal itu. Memang rasanya seperti Guapo ini baru mengungkapkan  perasaan padanya.

Maklum, ini pertemuan pertama Nayeon dengan Guapo sebagai Guapo.

"Na, kamu mau gak..."

Lelaki itu berhenti berbicara, tenggorokannya napa tersendat. Tidak tau harus bicara bagaimana.

Nayeon diam saja. Ia tau kok maksud lelaki itu. Tapi Nayeon pura - pura gak tau aja.

"Aku mau apa?" tanya Nayeon.

Guapo meringis, ia menunduk. "Jadi... pacarku?"

Nayeon gemas, rasanya ia ingin menggigit lelaki itu sekarang.

"Tentu." Tawa Nayeon lepas, ia malu karna pembicaraan yang menurutnya aneh ini. "Aku gak mau orang yang udah merhatiin aku selama 3 tahun ini lepas gitu aja!"

Aneh ya, tapi Nayeon memang sudah jatuh cinta dengan pdkt singkat dari lelaki ini. Lucu memang.

Guapo tersenyum sumringah. Pipinya memerah, ia langsung berdiri dan memeluk Nayeon erat - erat.

"Na, makasih! Makasih! Aku bahagia banget!!! Makasih, Na! Makasih! Aku sayang banget sama kamu!" seru lelaki itu.

Nayeon tertawa renyah. "Hahaha, aku juga sayang kamu, Guapo!"

Guapo melepaskan pelukannya. Ia menatap Nayeon lembut.

"Mulai sekarang, jangan panggil aku Guapo."

Lelaki itu menggenggam kedua tangan Nayeon lembut.

"Na, mulai sekarang panggil aku...

... Lee Taeyong, pacarmu."

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf ya endingnya mengecewakan :( Makasih yang udah baca sampai sini!!! Sampai bertemu di book sebelah!!!

Love u <3

Hi, Na! - INYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang