~H i j i~

18 15 17
                                    

'Terimakasih telah hadir sebagai pemanis dalam hidupku yang hambar'

Happy Reading

💚

*****

Suasana sore hari yang indah, membuat Zerya enggan beranjak dari posisi duduknya. Gadis berambut hitam panjang itu tidak memperdulikan lirikan orang-orang yang melintas ataupun pandangan sekelompok pemuda yang tengah berkumpul.

Gadis yang kedua telinganya tersumpal earphone itu tetap fokus pada sebuah buku dipangkuannya. Bibir Zerya sesekali bergerak mengikuti alunan lagu yang tengah di dengarkannya.

Sampai tiba-tiba, sebuah tangan terulur membuat Zerya mendongak menatap seorang pemuda dengan bingung. Gadis itupun melepaskan earphonenya, kembali menatap tangan yang masih terulur.

'Apa maksudnya?'

Seakan mengerti dengan raut wajah bingung Zerya. Pemuda itupun bersuara.

"Boleh kenalan. Gue Mars, lo?"

Zerya masih bergeming ditempatnya. Dia bingung mengapa cowok yang bernama Mars ini tiba-tiba mengajaknya berkenalan. Zerya menoleh ke kiri dan ke kanan guna mencari sesuatu yang mencurigakan. Siapa tahu dia kena prank atau korban truth or dare.

Tapi, nihil dia tidak menemukan sesuatu yang janggal, selain tatapan dari tiga orang cowok yang kini menatapnya dengan... ah entahlah Zerya juga tak mengerti. Tapi, Zerya tahu cowok dihadapannya pasti salah satu dari mereka.

Cowok dengan rambut yang agak sedikit gondrong, hingga beberapa helai menyentuh dahinya. Postur tubuh yang tinggi serta kulit yang tidak terlalu putih sangat cocok dengan baju kaos hitam dan celana jeans panjang yang kini di kenakannya.

"Ekhmm..."

Suara deheman Mars membuat Zerya kaget sekaligus malu karena terlalu lama memperhatikan sosok di depannya itu.

"Eh. Maaf," Zerya tersenyum canggung.

'Adduhh! Bego banget si kamu Ze. Malu kan tuh sekarang,' Zerya merutuki kebodohannya dalam hati.

"Jadi, gimana boleh kenalan gak? Jujur tangan gue udah pegel banget," ujar Mars seraya menggoyangkan tangannya.

"Eh, oh iya. Boleh," balas Zerya gelagapan.

Kemudian membalas uluran tangan Mars yang tadi dia anggurkan.
"Aku Zerya."

"Boleh duduk?" Tanya Mars setelah jabatan tangannya lepas.

"Oh boleh," Zerya menggeser posisi duduknya untuk memberi ruang pada Mars.

"Kayaknya lo bukan orang sini ya?" Tanya Mars yang kini duduk di samping Zerya.

Zerya mengangguk, "Aku asli Bandung, baru pindah 3 hari yang lalu."

"Pantes gak pernah liat," sahut Mars yang di balas anggukan oleh Zerya.

Kesan pertama yang Zerya rasakan saat bertemu dengan Mars adalah sikapnya yang ramah. Membuat Zerya nyaman meskipun baru kenal beberapa menit yang lalu.

ZerMarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang