~O p a t~

7 9 18
                                    

'Beberapa orang hadir untuk terikat. Beberapa lainnya hanya untuk teringat.'

Fiersa Besari

Happy Reading

💚

*****

Jam kosong. Dua kata beribu kebahagiaan.
Untuk anak sekolah, jam kosong merupakan kesempatan langka yang patut di manfaatkan dengan baik.

Seperti di kelas XI AP 2. Mars, Chiko, Dama, dan Aksa tengah bersiap memulai aksi yang sering mereka lakukan ketika jam kosong.

Dama yang sudah siap dengan gitar di pangkuannya yang sengaja cowok itu pinjam dari kelas sebelah. Chiko memposisikan diri sebagai drumer, dengan bermodalkan aplikasi drum dari ponselnya. Mars yang menjadi vokalis sedang menggulung buku catatan untuk di pakai menjadi mic. Sedangkan Aksa, cowok itu kini berdiri di depan kelas sebagai pembawa acara.

"Ekhem, tes... tes... satu dua tiga empat lima enam tu- eh, kelebihan. Sorry-sorry maklum grogi." Aksa terkekeh di ujung kalimatnya.

"Ekhem," Aksa kembali berdehem, seraya memperbaiki posisi berdirinya, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaaatuh," ucap Aksa menirukan gaya bicara ustadz yang sering ceramah di salah satu stasiun tv.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab teman-temannya serentak.

"JAMAAH!!"

"YEEE!!"

"OH JAMAAH!!"

"YEEE!!"

"ALHAMDU-"

"LILLAH."

"Cakep!" Aksa mengacungkan jempolnya.

"Teman-temanku yang budiman." Aksa menjeda ucapannya, kemudian mengedarkan pandangan ke penjuru kelas, "Si Budiman, kagak masuk ya?" Tanya Aksa pada Wulan-Sekretaris kelas.

"Kagak, sakit katanya."

Aksa mengangguk, kemudian melanjutkan kembali acara yang sempat terjeda gara-gara si Budiman.

(Lah? Kok, jadi nyalahin si Budiman, udahlah terserah Aksa aja.)

"Sebelum memulai acara konser kita siang ini, ada baiknya kita kenalan dulu. Karena ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, udah sayang malah pura-pura gak kenal," ucap Aksa yang langsung mendapat sorakan dari teman-temannya.

"Perkenalkan, Aksafal Recaka Putra. Cowok terganteng di SMK Margajaya 12." Aksa membungkukkan punggungnya macam di film-film Korea.

"Ganteng kalo di liat dari puncak gunung himalaya," celetuk siswa yang bernama Yoga.

"Woo.. sekate-kate lo, Yog. Belum pernah ngerasa di lempar sepatu mahal ye?" Aksa mengangkat kakinya, bersiap melepaskan sepatu.

"Ampun, Abang jago."

"Dahlah, males gue. Lanjut aja." Aksa mengabaikan Yoga, kemudian kembali melanjutkan acaranya.

ZerMarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang