Part 4: "You really are.. a monster."

3.4K 529 69
                                    

"Aku tidak tahu kalau Hoseok sudah kembali, kalau saja aku tidak bertemu dengannya tadi, aku benar-benar tidak akan tahu." Seokjin menceritakan dengan gembira seraya menyuap makan siangnya.

Hoseok yang duduk di sebelahnya tertawa pelan dan mengusap rambut Seokjin, "Tadinya aku ingin mengurus beberapa hal terlebih dahulu sebelum menghubungi kalian bahwa aku sudah tiba di sini." Hoseok tersenyum pada Jimin yang duduk di hadapannya kemudian kembali menatap Seokjin dan mengusap rambutnya lagi, "Tapi ternyata aku sudah bertemu Seokjin dan dia segera menyeretku ke sini."

Jimin tersenyum lebar, "Aku senang kau sudah kembali, Hoseok. Bagaimana rasanya bertugas di sana? Apakah menyenangkan?"

Hoseok menjauhkan tangannya dari rambut Seokjin, "Menyenangkan sekali, walaupun tentunya berbahaya karena aku berada di wilayah karantina virus, tapi kemampuan atmokinesisku sangat membantu, aku mengatur suhu di sekitar sana agar sesuai untuk penyembuhan para pasien." Hoseok menjalin jemarinya, "Sebelum kembali ke Korea mereka memberikan serangkaian tes padaku dan setelah memastikan aku bebas dari virus, mereka mengizinkanku naik pesawat untuk pulang ke Korea."

"Ah, apa itu artinya kau akan pergi lagi?"

Hoseok mengulum bibirnya, "Saat ini aku kembali untuk melaporkan hasil penelitianku terkait virus itu dan bagaimana mencari penawarnya. Jadwalku cukup padat, aku harus sibuk pergi ke sana-sini dan mungkin kembali ke luar negeri."

Seokjin mengeluh pelan, "Sayang sekali, padahal kukira kau akan terus berada di Korea."

Hoseok tertawa kecil, "Aku akan sering berkeliaran di rumah sakit ini kira-kira hingga sebulan lagi. Masih banyak yang harus kulaporkan di sini, setelah itu mungkin aku akan kembali menemui timku dan kembali mengurus masalah virus itu."

Jimin menghela napas pelan, "Dokter dengan kemampuan atmokinesis sepertimu sangat jarang, kan? Wajar jika mereka semua berlomba-lomba untuk mendapatkanmu, kau bisa mengatur iklim yang sempurna untuk bakteri dan virus sehingga proses penyembuhannya menjadi lebih cepat."

Hoseok tersenyum, "Aku akan senang jika aku bisa menyembuhkan mereka semua. Itu adalah tujuan dari pekerjaan seorang dokter, bukan? Menyelamatkan hidup seorang manusia."

Seokjin tertegun, dia menyesap minumannya perlahan.

Hoseok mengatakan sesuatu hal yang benar, tujuan dari pekerjaan seorang dokter adalah menolong orang lain. Seokjin sudah bekerja keras melakukan itu selama sekian tahun, namun sekarang dia justru dihadapkan dengan pasangan yang pekerjaannya sangat berbanding terbalik dengannya.

Jika Seokjin menolong orang lain, maka Namjoon membunuh orang lain.

Seokjin menggigit sudut bibirnya, dia sudah berniat untuk mendengarkan Namjoon namun biar bagaimanapun juga Seokjin masih merasa ragu. Dia tidak tahu apakah keputusannya ini tepat atau tidak.

"Ah ya, sejak tadi aku ingin sekali bertanya,"

Suara Hoseok membuat Seokjin tersentak kecil, dia menoleh ke arah Hoseok yang ternyata tengah memandangnya dengan senyum ramahnya di wajahnya. "A-apa?" bisik Seokjin.

"Seokjin, kau sudah menemukan soulmatemu ya?" Hoseok menuding mata Seokjin, "Matamu berbeda."

Seokjin memalingkan wajahnya dan menunduk kemudian mengangguk ragu-ragu. "Uuh.. ya, begitulah."

Hoseok mendesah pelan, "Padahal aku selalu berharap warna matamu berubah menjadi hijau sepertiku dan lambang atmokinesis akan muncul di kulitmu." Hoseok tersenyum pada Seokjin, "Ternyata memang tidak bisa ya?"

Seokjin menggigit bibir bawahnya kuat, dia dan Hoseok memang pernah bersama ketika Seokjin baru saja ditugaskan di rumah sakit ini. Namun mereka tidak bisa melanjutkan hubungan itu karena baik Hoseok maupun Seokjin sudah tahu bahwa hubungan mereka tidak akan berhasil, tidak jika mereka bukanlah soulmate untuk satu sama lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang