Chapter One

126 17 7
                                    

Minghao tidak memiliki semangat di pagi hari. Anggaplah ia seseorang kelelawar, makhluk lokturnal itu hidup di malam hari dan istirahat saat matahari datang.

Minghao menyukai gagasan bahwa ia makhluk malam yang aktif, tapi ia lebih suka seseorang menyebutnya vampire.

"Kenapa harus vampir?"

"Apa maksudmu. Itu keren, aku sangat tidak menyukai bawang jenis apapun. Bahkan di burgerku."

"Itu bukan alasan. Aku kira kau insomnia atau sesuatu, dan yang lebih parah kau selalu tertidur di kelas."

Ya. Minghao akui itu.

.

Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Jeonghan si tertua yang menyebalkan dan super perfeksionis, dan si kecil Lee Chan  yang sialnya ingin di panggil dino. Entah kenapa.

Minghao memiliki kehidupan yang normal di keluarga dan kehidupan sekolahnya. Sebelum..













"Aku Junhui."




















Murid pindahan dari neraka. Uhm! maksud Mingaho dari China. Seseorang yang sudah Minghao analisis kepribadiannya.

Bossy, sassy, dan segala keburukan terkandung di dalam seseorang bernama.

"Wen Junhui." Ya. Dia orangnya.

Biar Minghao ceritakan bagaimana hal itu terjadi. Ia kembali dari kamar kecil untuk buang air kecil dan menemukan seseorang yang duduk di kursinya, ya sebenarnya kursi di sampingnya kosong. Minghao tidak mempermasalahkannya tapi kursi itu sungguh tidak layak, karena ya itu berdebu dan penuh coretan.

Entah bagaimana bisa pihak sekolah mengabaikannya dan membiarkan kursi itu terus menerus di sana untuk waktu yang lama, tapi masih kembali lagi ke permasalahan awal. Apa pria tinggi itu tidak melihat ada tas di mejanya.

"Oh, permisi."

"Ya." Minghao tahu dari nada bicaranya.

"Itu mejaku, kursiku dan yeah.. tasku juga ada di sana. Jadi bisa pindah."

"Maaf. Aku sudah minta izin untuk duduk di sini, dan Saem setuju." Egois.

Minghao sudah cukup baik tidak membalik meja itu di depan wajah songongnya. Alangkah baik jika ia melakukannya dengan segera, tapi Minghao masih tahu batasan.

"Tapi.. ini mejaku."

"Oh. Kau bisa duduk di sampingku, di sana kosong." Minghao bersumpah akan menghajarnya suatu saat.

Minghao meminta guru saat itu untuk mengganti kursinya dengan yang baru tapi Minghao yang  harus mengambilnya sendiri di ruang serbaguna. Minghao menyetujuinya dan menggambil kursi yang lebih layak dengan sisa rasa dendamnya.

"Aku Junhui."

Apa. Anak itu bicara padanya.

"Wen Junhui, kau bisa memanggilku Jun." Benar.

"Ya. Senang mengenalmu. Aku Minghao."

"Dan terimakasi sudah berkorban. Jika aku harus menukar bangku itu, kau tetap harus mengantarku ke tempat itu. Jadi aku tidak akan menyusahkanmu lebih banyak."

.

Kegiatan Minghao malam hari. Ia menghabiskan lima sampai tujuh jam untuk bermain gim dan tak seorangpun bisa menganggunya. Jujur, Minghao mengantuk, tapi ia menikmati kegiatan malam yang ia lakoni, ia hanya merasa ia lebih hidup saat malam.

Bukannya ia tidak aktif saat siang hari, Minghao hanya tidak suka panas dan ia sangat menyukai air dingin dengan perasan lemon tapi ibunya selalu melarangnya untuk meminum terlalu banyak.

Dan Minghao; harus berinteraksi, ia tidak menyukainya. Mengobrol untuk beberapa saat, boleh. Tapi untuk berdiri berjam-jam atau seperti party. No, tidak ingin dan tidak akan pernah.

"What! Sebuah dinner? Di rumah ini?" Itu adalah bencana.

Minghao benci saat melihat kedua orang tuanya mengangguk. Karena pertama, ia tidak suka berkenalan dengan orang baru dan kedua, ia tidak suka saat seseorang menyuruhnya untuk sopan di meja makan.

"Mereka kenalan ibu dan ayahmu, kami akan mengundangnya untuk makan malam."

"Kenapa tidak melakukannya di luar, itu lebih mudah."

"Ini acara khusus."

"Apa aku harus ikut." Minghao terus mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Dan menemukan kekecewaan saat bertanya, karena itu artinya boomerang baginya.
























"Kami akan menjodohkanmu dengan  anak rekan bisnis kami."





















Beruntung Minghao tidak sedang minum dan terjadi adegan tidak menyenangkan dengan ia menyemburkan minuman di meja makan. Dan beruntung juga tidak ada Jeonghan yang akan mengejeknya.

Si dino itu. Ia hanya bocah smp, tidak akan mengerti.

"Ibu, ayah. Kalian serius?"

Sungguh. Minghao tidak menyukai saat kedua orang tuanya serempak mengangguk.



Haloo guyss!!

Seperti yang di janjikan. Aku comeback dengan kapal ini. Aku mau tahu opini kalian tentang ceritaku ini..

Seru?
Lanjut? Stay and support me untuk kedepannya ya..

Annyeong

LUV STRUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang