03. Pilihan Orangtua Tidak Pernah Salah, Ly!

326 144 75
                                    

Usai melakukan operasi bedah untuk pasiennya Prilly siang itu memilih untuk segera istirahat sekaligus makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai melakukan operasi bedah untuk pasiennya Prilly siang itu memilih untuk segera istirahat sekaligus makan siang. Tukang antar makanan pun sudah menghubunginya beberapa menit yang lalu untuk mengkonfirmasi makanan apa yang ingin Prilly makan hari ini. Tapi Prilly menolak karena ia ingin sekali menyantap makan siangnya kali ini di luar saja. Prilly melangkahkan kakinya menuju parkiran tempat mobilnya diparkir.

"Prilly!"

Prilly sontak menoleh ke arah suara itu. Ia melihat seorang wanita yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Wanita itu berjalan ke arah Prilly berdiri.

"Arsela? Sedang apa kau disini?" Prilly tersenyum ke arah wanita itu. Wanita itu tak lain adalah sahabat Prilly. Mereka bersahabat sejak SMA.

"Bertemu denganmulah! Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Wanita yang bernama Arsela itu cemberut memalingkan wajahnya.

"Haha! Tentu saja boleh. Jangan cemberut begitu, kau tambah jelek!" Prilly terkekeh melihat raut wajah Arsela.

"Jelek-jelek gini aku punya pasangan! Nggak kayak kamu dari dulu jomblo!" Arsela mencibirkan mulutnya kepada Prilly.

"Kenapa kau malah membahas statusku? Dasar menyebalkan! Kau tidak bekerja?"

"Aku bekerja, tapi aku ingin sekali bertemu dengamu! Aku rindu padamu." Arsela memeluk manja lengan Prilly.

"Manja sekali kau! Ayo kita makan siang dulu." Prilly menarik tangan Arsela.

"Ayo!" Mereka berdua lalu masuk ke dalam mobil Prilly. Prilly membawa mobil nya ke restaurant terdekat dari tempatnya bekerja.

Greenty Restaurant

Prilly menghentikan mobilnya di depan sebuah restaurant. Prilly dan Arsela turun dari mobil dan bergegas masuk kedalam restaurant itu. Mereka memilih meja dipojok sana. Lalu memesan makanan untuk mereka berdua.

"Ly, kapan kamu akan melanjutkan pendidikanmu di Jerman?" tanya Arsela.

"Entahlah. Mungkin aku tidak akan melanjutkannya lagi." Prilly menatap kosong ke sembarang arah.

"Lho? Kenapa?" Arsela memicingkan matanya heran pada Prilly.

"Papa dan mamaku menjodohkan ku dengan anak temannya," jawab Prilly datar.

"Wah, bagus, dong. Berarti kau akan segera menikah. Aku sangat senang sekali!" ucap Arsela tersenyum dengan mata yang berbinar.

"Aku tidak bisa menerima perjodohan itu!" sahut Prilly tegas.

"Kenapa memangnya? Apakah kau sudah punya kekasih lain?"

"Tidak. Aku tidak menerima perjodohan itu karena aku memang sekarang ini tidak ingin menikah. Aku akan menikah setelah aku mendapatkan gelar dokter spesialis di Jerman," pungkas Prilly.

"Perjodohan kan tidak selamanya langsung menikah, Ly. Kamu bisa melanjutkan pendidikanmu setelah menerima perjodohan itu."

"Tidak, aku tidak mau. Lagian aku tidak mengenal lelaki itu sama sekali. Bagaimana bisa aku menerima perjodohan itu sedangkan aku sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya?" Prilly berkata kesal.

MDASI (Pindah Ke NOVELTOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang