RR-01

3 2 0
                                        

"Numpang tanya bu, alamat ini dimana ya bu?"

"Maaf saya kurang tau"

"Yaudah bu makasih, saya permisi dulu"

Rasya berjalan menyusuri kota bali hanya dengan berbekal alamat sang kakak yang diberi oleh ibu. Sudah sangat lama dia menyusuri jalanan ditambah cuaca yang sangat panas, membuat rasya memutuskan untuk istirahat sebentar di cafe sebrang jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat dia berada. Pelayan datang menawarkan beberapa menu untuknya, Rasya hanya memesan es teh manis saja. Rasya harus benar-benar menghemat uang sampai dia bertemu alamat sang kakak. Tak sengaja pandangan Rasya tertuju pada pelayan cafe yang wajahnya mirip kakaknya. Apa mungkin itu kakak? Batinnya.



Ketika dia menghampiri pelayan tersebut, dan benar saja, ternyata itu kakaknya.

"Kak" Panggil Rasya

Bukannya bahagia Ainida (kakak Rasya) malah marah dan teriak menyuruh Rasya untuk pulang.

"Ngapain kamu kesini, pulang sana!! Kakak sibuk" Teriak Ainida yang membuat seisi cafe memusatkan perhatian mereka pada Rasya dan juga kakaknya.

"Kak, bunda Kangen sama kakak"

" Udah sana pulang, mana uang dari bunda, pasti bunda nitipin uang sama kamu"  Ainida menggeledah koper Rasya dan menemukan amplop coklat yang berisikan uang.

"Jangan diambil kak, kakak nggak pantas dengan uang itu" Teriak Rasya, Ainida hanya berlalu, sama sekali tidak menghiraukan teriakan adiknya.

Berjalan tanpa tujuan dikota yang sama sekali belum pernah ia kunjungi. Entahlah, sekarang Rasya bingung mau kemana, apa mungkin dia harus ke tempat kakaknya.

Izinkan Kulukis senja...
Mengukir namamu disana....

Lagu melukis senja mengalun dengan indah menandakan ada panggilan masuk. Rasya segera mengambil hpnya yang berada di saku jaket, ternyata itu telfon dari bunda.

"Assalamu'alaikum nak"
"Waalaikumsalam bunda"
"Udah ketemu kakak? Gimana kabarnya?? Baik kan? Nak?? "
 
Bunda Rasya begitu semangat menanyakan kabar sang kakak padahal kakaknya sama sekali tidak perduli pada kondisi bundanya, membuat Rasya menjadi tidak tegak untuk menceritakan kejadian tadi pada bundanya.

"Baik kok bun, bunda jaga kesehatan ya disana, jangan lupa makan"

"Iya nak, kamu pikir bunda anak kecil gitu"

"Hehehe.. Yaudah bun aku tutup ya bun telponnya, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
 

Bagaimana perasaan bunda ketika dia tau anaknya sama sekali tidak perduli dengan keadaannya pasti kecewa gumamnya.























Assalamu'alaikum semua🤗
Jangan lupa vote and comen yh

Karna vote and comen dari kalian sangat membantu author 😁😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rollercoaster RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang