[END] [BL] Tianting Kindergarten

Bab 17: Gunung Kunyu

"Jika itu seorang makhluk abadi..." Bai Ze tertawa dan jatuh kembali di atas awan, dengan menambahkan kalimat seperti itu, dia pikir dia sedang menceritakan lelucon. Setelah tertawa panjang, dia melihat Fu Li yang berada didekatnya, mengabaikannya, Bai Ze mengulurkan jarinya dan menyodok wajah kecil Fu Li. "Jadi, siapa yang menyelamatkanku?"

“Aku bukan kitab surgawi, bagaimana aku tahu?” Fu Li mendengus, berdiri, dan menekan awan dibawahnya agar bergerak lebih cepat.

"Ah--" Bai Ze terkejut dan melihat sekeliling, hanya untuk menemukan bahwa mereka telah mencapai Gunung Kunyu.

Gunung Kunyu terletak di sebuah pulau abadi, dengan dikelilingi oleh lautan luas. Karena keberadaan pohon buah mulberry, pulau itu memiliki aura yang penuh dengan energi spiritual. Bahkan dari jauh, bau energi spiritual itu dapat tercium. Hanya saja sekarang, setelah mereka berada dekat dengan puncak gunung, mereka masih belum bisa mencium energi spiritual itu sedikit pun.

"Hah?" Bai Ze mengendarai awan di sekitar gunung untuk beberapa saat, dan dia merasa sedikit aneh. Dia hendak melihat ke bawah, tetapi tiba-tiba menabrak sesuatu, dan jatuh dari awan.

"Bah!" Bai Ze segera berubah menjadi wujud hewan buasnya, berdiri di atas ombak, dan berlari dalam dua atau tiga langkah, untuk menangkap Fu Li yang juga jatuh.

"Ada pembatas." Fu Li duduk di atas kepala Bai Ze dan menyentuh dinding pelindung yang tak terlihat.

"Ups, ini susunan perlindungan Gunung Kunyu." Bai Ze mengerutkan keningnya. Ketika Kaisar Donghua memasuki Gunung Kunyu, ia membangun barisan perlindungan gunung yang besar, untuk melindungi buah mulberry. Biasanya tidak dibuka. Itu hanya akan dibuka ketika dia meninggalkan Gunung Kunyu atau sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Hari ini, karena khawatir Kaisar Donghua menjadi lebih kecil dan tidak mampu melawan iblis, sepertinya Dao Tong membuka barisan perlindungan gunung.

"Bisakah kamu memanggil Tong'er untuk membukanya sebentar?" Fu Li mengetuk pelindung tak terlihat itu.

"Aku takut ... Tidak ..." Bai Ze menoleh dan melihat cahaya peri berwarna-warni di persimpangan antara laut dan langit di kejauhan, dan bunyi letusan muncul dari waktu ke waktu. Di sana, Nezha yang membawa pasukan surgawi, sedang bertarung melawan iblis dengan sengit. Jika susunan pelindung dibuka, maka iblis kuno akan bisa masuk dengan cepat.

"Lalu bagaimana?" Fu Li sedikit mengernyit, mereka tidak bisa menunggu perang selesai kan? Bagaimana jika mereka berperang selama sembilan hari sembilan malam?

Sebagai binatang buas yang tahu banyak tentang hal di dunia, Bai Ze menundukkan kepalanya dan berpikir sejenak, dan tiba-tiba matanya bersinar: "Aku tahu masih ada jalan, ayo pergi."

Empat cakar itu menciptakan awan, membuat tubuhnya tidak tenggelam atau basah, dan binatang buas seputih salju terlihat terbang melintasi lautan. Fu Li disembunyikan di bulu putih itu, dan Bai Ze berlari untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah menghabiskan begitu lama di Istana Surga, Bai Ze sudah mati lemas karena terlalu banyak berjamur. Pada saat ini, dia bisa merentangkan kakinya untuk berlari, dan merasa sangat senang.

Seorang nelayan di laut mendengar geramannya dan mendongak ke atas, kemudian melihat cahaya putih melintasi laut dan langit, di mana ada lima cahaya keberuntungan yang menyebar untuk waktu yang lama.

"Pasti ada Dewa yang lewat!" Nelayan itu menghela nafas dan membungkuk di tempat.

Sepanjang jalan menuju pantai timur, Bai Ze berubah menjadi wujud manusianya, dan mendarat dengan Fu Li yang berada di pelukannya. Pantai ini sangat ramai. Ada nelayan yang baru kembali dari memancing dan menjual ikan di tempat. Para pengepul ikan menarik gerobak keledai untuk melakukan tawar-menawar dengan para nelayan.