Bab 3: Nama

1.6K 320 24
                                    


Akhirnya hanya tinggal Bai Ze dan Tianzun yang tersisa, satunya ditugaskan secara paksa oleh Jade Emperor, dan yang lainnya dimintai istananya secara paksa. Keduanya merasa tidak senang dan terdiam selama beberapa saat. Pada akhirnya Bai Ze hanya menghela nafas dan perlahan-lahan berjalan menuruni tangga Giok.

Setelah berjalan beberapa langkah, Tianzun masih tidak menyusul, jadi Bai Ze kembali berbalik dan melihat Tianzun kecil dengan jubah berlengan lebarnya, masih berdiri di puncak tangga yang tinggi dengan tatapan serius.

Tangga batu itu cukup tinggi untuk kaki si kecil. Melihat ini, Bai Ze tidak bisa menahan diri untuk bertanya. "Tuan Tianzun, apakah anda membutuhkan bantuan untuk turun?"

Tianzun meliriknya, matanya penuh dengan kebencian: "Lucu sekali, aku tidak selemah itu hanya untuk turun dari tangga." Dia berkata demikian, kemudian melangkahkan kaki pendeknya dan berakhir dengan menginjak udara.

Tianzun, yang tidak terbiasa dengan langkah kecilnya ini, tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan akan terjatuh. Bai Ze mengulurkan tangannya dengan cepat untuk menangkapnya, kemudian meraih pria itu ke dalam pelukannya.

Sebagai binatang yang berhati lembut, dia tidak bisa melihat anak itu terluka. Mungkin karena alasan inilah, Jade Emperor memintanya untuk mengurus para dewa kecil itu. Bai Ze menghela nafas tanpa daya, kemudian menggendong Tianzun menuruni tangga batu giok.

Konsekuensi dari tindakannya ini adalah, wajah Tianzun menjadi lebih dingin lagi, dan matanya menolak untuk menatap Bai Ze, dia juga bisa melihat telinga kecil di kedua sisi itu mulai memerah.

Bai Ze menganggap hal ini cukup aneh. Bahkan Tianzun bisa merasa malu? Pada akhirnya dia tidak bisa menahan senyuman di bibirnya. Bai Ze ingin menggodanya dengan beberapa kata tetapi dia tidak berani, bagaimanapun anak ini masihlah Tianzun yang terhormat. Akhirnya dia hanya bisa mengatakan sesuatu yang biasa: "Tianzun, dewa kecil ini memiliki sebuah pertanyaan. Saya tidak tahu apakah anda bisa menjawabnya."

Tianzun meliriknya, "Katakan."

"Bukankah yang paling dekat dengan surga, seharusnya menjadi yang paling cepat berubah? Anda sudah berubah seperti ini............" Bai Ze memotong kata-katanya karena tatapan dingin Tianzun diarahkan padanya*, ".... bukan begitu maksudku, bukankah seharusnya Jade Emperor yang lebih dulu berubah, mengingat dia yang menjadi paling dekat dengan surga?"

[Tianzun kesal jika ada yang membahas perubahannya]

"Batu Dingtian" kata Tianzun perlahan, ia mengangkat wajahnya yang kecil dan memandang ke cakrawala. Mata yang dalam itu memantulkan warna langit yang ditinggalkan oleh Nuwa ketika dia membentuk langit.

"Pada saat itu, ketika Nuwa memurnikan batu untuk membentuk langit, dia meninggalkan batu dewa bernama Dingtian. Batu itu, sekarang berada di tubuh Jade Emperor, dengan ini dia dapat menghindari kekuatan reinkarnasi."

"Lalu, bisakah kamu menemukan harta yang mirip dengan Batu Dingtian?" Bai Ze berjalan keluar dari Aula Lingxiao bersama Tianzun, dan melangkah di jembatan melengkung batu giok putih di depan pintu.

Bangau-bangau sedang meminum mata air yang mengalir di bawah jembatan, dan beberapa peri menari di atas awan tidak jauh dari sana.

"Hanya ada satu batu Dingtian, tidak ada yang bisa menggantikannya." Tianzun mengulurkan tangan kecilnya, menepuk-nepuk lengan Bai Ze, dan memberi isyarat padanya untuk menurunkan dirinya.

"Tuan Bai Ze."

Para peri di awan menyapa Bai Ze ketika mereka melihatnya. Bai Ze yang lembut dan cantik selalu populer di kalangan para peri.

Bai Ze yang melihat para peri menyapanya, hanya tersenyum dan mengangguk sebagai balasan, kemudian dia membujuk Tianzun dengan suara rendah, jembatan lengkung ini terlalu licin, dan ia akan menurunkannya setelah melintasi jembatan. Sebenarnya, Bai Ze masih ingin memeluk Tianzun kecil lebih lama.

[END] [BL] Tianting Kindergarten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang