7| Operasi

356 61 5
                                    

“Syukurlah luka di dahi nya tidak terlalu parah, hanya perlu beberapa jahitan saja untuk menutupi nya. Namun pasien mengalami Perforasi Gaster di Tukak Lambung" dokter ngasih tahu Kak Yoona dan Jeno yang berada disana. 

"Perforasi gaster adalah suatu kondisi di mana tukak lambung terinfeksi Helicobacter pylori. Bakteri tersebut tidak akan mati meski terkena asam lambung. Penderita penyakit tukak lambung ini akan merasakan nyeri perut yang sangat hebat dan mendadak. Mual dan muntah juga akan menjadi siksaan yang dialami penderita perforasi gaster.” Tegas sang dokter.

“Ya ampun Nda,” desah nafas berat keluar dari mulut Kak Yoona.

“Kondisi ini memerlukan operasi agar tidak kambuh lagi, Bu” sambung dokter itu.

“… hmmm Kira-kira kapan harus di tindak dok?” sambung Kak Yoona.

“Sore ini kalau pihak keluarga sudah mengizinkan, lebih cepat lebih baik Bu” jawab dokter.

“Iya dok, lakuin yang terbaik untuk adik saya” ucap Kak Yoona tanpa berfikir panjang.

“Kalau begitu saya butuh Ibu ikut ke ruangan saya untuk menandatangani beberapa dokumen” 

“Iya baik dok”

Kak Yoona segera ikut dengan dokter yang menangani Wanda. Dan meninggalkan Jeno sendirian di dalam ruang perawatan. Wanda masih dalam keadaan tidak sadar. 

>>>

Sekarang pelaksanaan operasi tengah dilakukan. Kak Yoona, Jeno dan Mas Agung yang baru saja datang tengah menunggu di luar ruang operasi.

“Kenapa bisa begini Bun?” tanya Mas Agung.

“Aku gak tau, Yah. Kayanya kali ini kambuh nya lebih parah. Aku engga tau seharian dia udah makan apa belom. Yang jelas pulang-pulang dia udah engga enak mukanya” jawab Kak Yoona di sertai kekhawatirannya.

“Yaudah kamu yang tenang ya, aku yakin operasinya berjalan lancar.” Ucap Mas Agung menenangkan Kak Yoona. Di samping mereka juga ada Jeno yang masih menunggu juga.

Setelah menunggu proses operasi di lakukan, akhirnya lampu emergency telah redup. Tandanya operasi telah selesai.

Beberapa saat keluarlah seorang dokter dari ruang operasi tersebut.

“Syukurlah, operasi berjalan lancar. Pasien sudah dalam keadaan stabil. Di perkirakan esok pagi pasien akan segera siuman.” Ucap dokter sesaat setelah keluar dari ruangan tersebut.

“Alhamdulillah, terima kasih banyak dok”

Kemudian sang dokter pamit undur diri. Dan mereka semua masuk kedalam ruang perawatan Wanda. Dengan selang yang masih ada di hidungnya, disana sudah terlihat Wanda yang masih betah memejamkan matanya. Bahkan kali ini terlihat lebih pulas karena efek biusnya.

“Jen, itu tadi Mas Agung bawa makanan. Kamu makan duluan gih, habis itu kamu pulang istirahat. Nanti ada Mama bakal kesini gantian jaga. Kasian kamu udah semaleman nungguin Wanda”

“Gapapa kok Kak, lagian Jeno juga lagi ngga ngapa-ngapain tadi”

“Yaudah, buruan makan sekarang. abis itu langsung istirahat di rumah ya?”

“Iya Kak”

>>>

Karena proses operasi sudah selesai, sekarang hanya tinggal menunggu pasien sadarkan diri saja. Terhitung sudah semalam sejak operasi selesai. Dan pagi ini Wanda terbangun dari tidur panjangnya.

“Gimana? Apa yang di rasa sekarang Nda?” tanya Kak Yoona beberapa menit setelah Wanda terbangun.

“Mual Kak, perut gaenak banget” ujar Wanda yang masih menyesuaikan keadaannya dan terlihat sekali wajahnya yang begitu pucat ditambah keringat dingin yang mengalir deras.

“Yaudah istirahat lagi aja lu baru kelar operasi, gausah banyak gerak dulu. Mau makan sesuatu?” Wanda menggeleng, “Kata dokter apa?”

“Dokter belom ke sini lagi. Operasinya lancar kok, habis lu sembuh gue bakal tatar lo soal makanan” 

Wanda menghela nafasnya kasar, “Apa lagi sih? Gua engga makan yang aneh-aneh kok belakangan ini”

“Iya emang gamakan yang aneh-aneh, tapi lo malah ga makan seharian. Lo tuh emang udah bosen hidup ya?” ucap Kak Yoona ketus.

“Ya maap, emang ga sempet.”

“Ga sempet ga sempet, adaa aja alesan lu. Kalo lu sakit gue juga yang repot, Nda”

Sadar dengan omongan Kak Yoona, Wanda terlihat begitu tidak enak dengan sikapnya, “Ya...Maaf Kak…”

Wanda sadar kehamilan Kak Yoona yang sudah besar ini sangat menyulitkan dia untuk melakukan aktivitas apapun. Dengan masuknya Wanda ke rumah sakit malah semakin membuat Kak Yoona menjadi beban.

“Kak.. jangan marah atuh. Mana ada orang yang mau dioperasi juga? Coba aja lu rasain sakit lambung itu kek mana, pasti kaka juga bakal—”

“Lu mau hamil?” potong Kak Yoona.

“E-engga.”

Anceman yang selalu di takuti Wanda kalau mereka sedang berselisih, yaitu hamil. Wanda selalu takut kalau disuruh ngerasain hamil, entah lah seperti ada pobia tersendiri baginya. Sebenarnya bukan soal mengandungnya, tapi soal melahirkannya.

Wanda selalu takut ketika membayangi ketika seorang wanita melahirkan. Rasa sakitnya, tersiksanya, dan satu hal yang sampai sekarang selalu berhasil membuat dia lemas adalah Darah.

Darah adalah satu hal yang selalu berhasil membuat dengkulnya seperti tidak ada tulang. Setiap darah yang terlihat di mata selalu berhasil membuat nafas tersendat sampai akhirnya duduk lemas. Bahkan untuk melihat darahnya sendiri setiap bulan Ia selalu menarik nafas dalam terlebih dahulu.

Phobia yang Ia alami bermula setelah menyaksikan sendiri sang Papa yang terbujur lemas ketika mengalami kecelakaan. Ketika itu sang Papa terbujur lemas di pangkuan pahanya, dengan darah yang terus mengalir di sekujur wajahnya. Pada saat itu Ia merasa biasa saja, namun seiring berjalannya waktu rasa takut selalu menghantuinya.

Kalau melihat darah seseorang, Ia selalu membayangkan wajah orang tersebut yang dipenuhi dengan darah segar. Dan itu terjadi hingga sekarang.

“Yaudah, sekarang cepet sembuh, makan yang bener, pola hidup yang sehat, nurut omongan gue. Kalo engga gua gabakal anggep lu sebagai adek lagi”

“Pedes bener..”

“Biarin, elu nya aja bandel”

Untuk kali ini dia mau main aman aja. Lagian kalau udah sakit kaya gini dia juga yang ngerasain engga enaknya. Jadi untuk beberapa waktu kedepan baiknya ikutin dulu pola hidup sehat. Entah bisa bertahan sampai kapan...

°°°°°

-TheMission-
261020

The Mission • Jung Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang