Aiza mengeratkan syal yang melilit lembut dibagian lehernya. Meski salju belum turun, suhu di Milan sangat rendah dan mau tidak mau Aiza harus memakai pakaian tebal dan syalnya.
Hari ini dia akan pulang ke Jepang setelah mendapati libur panjang dari universitasnya. Maka dari itu, Aiza sudah menyiapkan diri untuk pulang setelah mendapati pengumuman, dia tidak mau menunggu dan cuacanya ditakutkan menghalangi penerbangannya.
Perjalanan pulangnya memang panjang dan melelahkan meski hanya duduk di dalam pesawat. Namun, keinginan untuk bertemu keluarganya, teman-temannya serta kekasihnya yang menunggu di Jepang membuat Aiza tidak sabar untuk segera sampai.
Memakan waktu sekitar dua belas jam untuk sampai di bandara. Aiza mengecek kembali barang-barangnya dan setelah dirasa lengkap, dia ikut turun dengan beberapa penumpang. Beruntungnya dia datang di Jepang ketika sore hari. Mempermudah perjalanan pulangnya nanti. Aiza sesekali mengecek jam tangannya untuk melihat waktu, dia tidak memberitahu siapapun soal kepulangannya. Katakan saja, Aiza ingin memberikan kejutan.
Menaiki taksi, pandangan Aiza disuguhi dengan suasana kota yang dia rindukan. Menghela nafasnya pelan, Aiza mendapati ponselnya bergetar.
Dalam notifikasinya tertulis pesan dari Bokuto yang menanyakan kabar Aiza. Merespon pesan dengan cepat, Aiza menekan tombol kirim.
Semoga saja, kejutannya berhasil. Dia masih ingat ketika Bokuto bilang kalau semua orang suka kejutan. Maka, Aiza akan membuat kejutan untuk orang-orang yang disayanginya dengan kedatangannya ke rumah.
Taksi berhenti tidak jauh dari kediaman Takahara karena Aiza ingin berjalan agar tidak menarik perhatian orang-orang di rumah. Dari jauh, Aiza bisa mencium harum masakan rumahan ibunya.
Menekan bel rumahnya, Aiza menunggu sebentar hingga wajah ayahnya menyambutnya.
"A-Aiza! Kenapa tidak bilang jika pulang hari ini?" tanyanya dengan raut terkejut bercampur senang lalu memeluk putrinya.
Aiza membalas pelukan ayahnya sambil mengusap punggungnya. "Maaf, ayah. Ini kejutan," jawab Aiza sambil tersenyum.
Kazurou tertawa pelan mendengarnya, suaranya sangat merdu memasuki telinga Aiza. "Kejutanmu berhasil, ayo masuk. Ibumu sedang memasak," ajak Kazurou.
Aiza melepas sepatunya dan ketika kakinya menapaki lantai rumah yang hangat memberikan sensasi nyaman. Dia benar-benar merindukan rumahnya.
"Aiza! Kenapa pulang tidak bilang-bilang?!" ucap Airi― ibu dari Aiza.
Aiza sekali lagi memperlihatkan senyumannya. "Ini kejutan, lagipula aku tidak ingin merepotkan ayah dan ibu," jawab Aiza.
"Kalau begitu, cepat bereskan barang-barangmu dan ikut makan dengan kami, sayang," suruh Airi dengan nada pelan.
Aiza menurut lalu dia pergi ke kamar lamanya yang dia tinggali.
◇
Ketika pagi baru menyambut, Aiza membantu ibunya untuk membereskan rumah. Setelah itu, dia akan pergi ke toko roti ayahnya. Selama libur ini dia ingin memanfaatkan waktu luangnya untuk membantu kedua orangtuanya.
Saat Aiza sedang memakai syalnya, ponselnya bergetar dan dia mengecek pesan di dalamnya.
Koutaro
AIZA!! AKU INGIN BERTEMU DENGANMU!Bisa dibayangkan Aiza jika Bokuto berteriak sambil mengetikkan pesan tersebut. Lalu Aiza membalas pesan dari Bokuto itu.
You
Tentu, Koutaro. Tapi, aku akan membantu ayah dulu di toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐞𝐥𝐚𝐭𝐨
Fanfiction✧ mungkin tidak semanis es krim. Namun, ceritanya mampu membuat hati menghangat senang. ✧ start → october 18 2020 end - october 18 2020