Sudah berapa lama dia terkurung? Belasan tahun? Langit yang selalu dipandangnya lewat jendela itu selalu sama. Awan merah dengan asap hitam di sekelilingnya. Aiza sendiri tidak tahu kapan malam atau pagi tiba, meskipun begitu jadwal tidurnya sudah diatur oleh dirinya.
Dia tidak tahu alasan pasti kenapa dia bisa terkurung di kamar dengan dinding batu yang lupuk dan dihiasi dengan satu ranjang, lemari besar cukup untuk pakaiannya. Satu pintu yang mengarah ke kamar mandi dan yang membuatnya takjub adalah air yang tidak habis dan makanan yang selalu tersedia di depan pintu kamarnya.
Dia tidak berani untuk menelusuri tempat ini. Sebab, hampir setiap minggu akan banyak orang yang datang kemari dengan tujuan untuk membebaskannya.
Rintangan yang harus mereka lewati adalah naga yang menjaga di sekitar istana. Aiza sering melihat naga putih dengan tanduk hitam di kepalanya selalu melakukan pengawasan di dekat kamarnya. Terbang dan sesekali mengeluarkan suaranya untuk menanda wilayahnya dari musuh.
Apa Aiza terkena kutukan? Apa dia membuat dosa di masa lalu dan balasannya adalah terkurung di istana ini? Setiap kali berpikir untuk menemukan pencerahan membuat kepala Aiza berdenyut nyeri.
Hari ini seperti hari membosankan baginya. Tidak ada hal yang banyak dilakukan di dalam kamarnya ini. Biasanya Aiza akan melihat ke jendela, tiduran di atas ranjangnya atau dia mencoba kembali beberapa gaun yang ada di lemarinya.
Namun, setelah belasan tahun akhirnya ada yang berbeda.
Aiza tersentak kaget ketika suara ketukan pintu terdengar dari luar. Raut wajah Aiza bingung bercampur takut. Dia memang berharap ada seseorang yang menyelamatkannya tetapi, bagaimana jika di luar pintu itu adalah orang jahat?
Mengambil langkah pelan ke arah pintu, Aiza memperhatikan bayang-bayang di bawah pintu dan memang benar ada seseorang di luar.
"Halo? Aku membawa makanan untukmu!"
Aiza tidak tahu jika ternyata yang memberi makanan padanya adalah seorang laki-laki. Suaranya terdengar ceria dan bersemangat. Penasaran dengan wujudnya, Aiza membuka pintu kamarnya itu sedikit.
Kedua manik hijau Aiza melihat pemuda dengan postur tubuh tinggi dan cukup lebar bagian bahu. Memberikan kesan gagah padanya. Rambutnya berwarna putih keperakan dan bercampur sedikit rambutnya yang berwarna hitam. Dia tersenyum hangat ke arah Aiza begitu pula dengan kedua mata emasnya yang membuka salam lembut.
"Ini makan siangmu! Maaf jika aku membuatmu ketakutan," ucapnya agar tidak membuat suasana canggung.
Aiza melihat ke arah nampan yang dia bawa dan makanannya kali ini sup dan segelas susu. Sekali lagi berbeda dengan makanan yang dia dapatkan.
"Uh.. kau tidak suka dengan makanan ini?" suara dari pemuda di depannya membuat lamunan Aiza buyar.
"B-bukan. Hanya saja ini berbeda dari yang sebelumnya," jawab Aiza dengan suara pelan.
"Memang berbeda karena aku tahu kau pasti bosan dengan menu makanan yang sama. Jadi, aku menyiapkan yang mungkin akan kau suka," jelasnya.
"Jadi selama ini Anda yang memasaknya?" tanya Aiza.
Pemuda itu mengangguk. "Benar, siapa lagi yang akan memasaknya?"
"Kalau begitu, Anda tahu soal naga itu 'kan? Apa aku bisa keluar dari sini?"
Mendengar pertanyaan Aiza itu secara sekilas wajahnya menunjukkan kaget tetapi dia menampilkan senyuman sedih pada Aiza.
"Maaf, aku tidak bisa membantumu keluar. Aku juga sama terkurung di sini karena naga itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐞𝐥𝐚𝐭𝐨
Fanfiction✧ mungkin tidak semanis es krim. Namun, ceritanya mampu membuat hati menghangat senang. ✧ start → october 18 2020 end - october 18 2020