"Maaf, Ay. Aku tetap harus cari Ann."
Setelah bicara itu, gue langsung pergi ninggalin Jasmine di parkiran sendiri. Gue gak nengok ke arah Jasmine yang terus manggil gue, karena gue yakin sekalinya gue nengok, pasti gue bakal luluh buat milih temenin Jasmine dari pada mencari Ann. Yang terpenting sekarang, semakin cepat gue nemuin Ann, maka Jasmine gak akan nunggu lama di tempat parkir.
Gue lari ke arah eskalator buat turun ke lantai dua, toko-toko mulai tutup satu persatu dan itu artinya gue gak bisa lama-lama mencari Ann. Gue lari ke bagian tempat parkir dan berharap Ann ada di sana.
Pintu menuju tempat parkir hampir di tutup oleh satpam, gue nambah kecepatan lari gue dan berhenti tepat di depan satpam itu.
"Pak, saya mau lewat sebentar." Kata gue ke arah pak satpam.
"Mau kemana, Mas? Mall mau di tutup sebentar lagi."
"Saya lagi cari teman perempuan saya, dia hilang."
"Perempuannya pake kaos hitam bukan, Mas? Kalau iya, tadi saya suruh mbaknya pulang. Soalnya kasian, dia nunggu di parkiran sini sendirian." Jelas bapaknya.
"Pulang? Bapak yakin dia benar sudah pulang?" Tanya gue lagi. Pak satpam itu mengangguk, "Iya, orang saya yang anterin dia sampai naik ke taksinya, Mas."
Gue mengangguk pelan, "Yaudah kalau gitu, Pak. Terima kasih." Kata gue dan segera pergi untuk kembali menemui Jasmine.
Gue ngetuk kaca pintu mobil Ann, supaya Jasmine bukain pintunya buat gue. Setelah kuncinya di buka, gue langsung masuk ke dalam dan melihat Jasmine yang sedang menangis.
"Ay, kenapa nangis?" Tanya gue sambil mengarahkan kepala Jasmine ke depan gue.
"Kamu bener-bener tega ninggalin aku sendirian. Kamu gak tau apa kalau aku takut sendirian di tempat gelap." Katanya sambil sesenggukan.
"Sebenernya pacar kamu itu aku atau Ann, sih?" Tambahnya.
"Ay, aku bukan sengaja ninggalin kamu sendirian. Ann gak tau di mana tadi, apa aku salah kalau aku cari dia? Kamu gak usah bahas siapa pacar aku sebenernya, karena kamu tahu jawabannya."
"Tapi tetap aja, prioritas kamu tuh pasti Ann dulu. Aku tuh kamu anggep atau gak, sih? Sedikit-sedikit tentang Ann, hidup kamu tuh kaya cuma buat Ann."
"Apaan sih, Ay. Jangan punya pikiran kaya gitu, aku gak memprioritaskan siapapun. Aku peduli sama kamu sebagai pacar, dan aku juga peduli sama Ann karena dia sahabat aku. Harus aku jelasin berapa kali supaya kamu ngerti, aku akan ngelakuin hal yang sama kalau kamu ada diposisi Ann." Kata gue sambil membersihkan sisa air mata di pipi Jasmine. Dia masih sesenggukan tapi tangisannya sudah mereda.
"Udah jangan nangis lagi, ok? Aku gak akan tinggalin kamu sendirian lagi sekarang. Tapi jangan ngomong kaya tadi, aku gak suka." Tambah gue.
"Tapi kamu harus janji sama aku." Kata Jasmine.
"Apa?"
"Kamu kurangin hubungan persahabatan kalian. Ini buat hubungan kita, Gam. Aku juga capek ngerasain perasaan ini sendirian, kalo kamu ada di posisi aku, apa kamu suka liat pacar kamu deket banget sama lawan jenisnya? Kamu pikir cemburu itu enak?"
Gue menatap Jasmine sebentar, lalu diam untuk memikirkan semuanya. Jasmine memang cukup cemburu dengan kedekatan antara gue dan Ann, tapi untuk meminta gue supaya mengurangi komunikasi dengan Ann baru kali ini dia berani ngomong.
Tapi buat gue, mengurangi komunikasi dengan Ann adalah hal yang sulit. Gue udah hampir 4 tahun dekat sama dia, mungkin bagi orang lain 4 tahun gak ada apa-apanya, tapi bagi gue 4 tahun itu bener-bener gak sebentar, udah banyak hal yang gue lewatin sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggumu
Teen Fiction(( COMPLETED )) (( DALAM PROSES EDITING TOTAL DISELURUH BABNYA. JADI KALAU ADA CERITA MENGGANTUNG, ITU BERARTI SEDANG DALAM TAHAP PENULISAN. KESELURUHAN ALUR DIGANTI TAPI UNTUK ENDING TETAP SAMA, CUMA BERBEDA SETTING DAN URAIAN MASALAHNYA AJA. UPDAT...