Al'33 🌻

41 7 0
                                    

Pagi ini Alkena datang dengan wajahnya yang terlihat kusut, hari ini mata pelajaran BP itu artinya Raya akan masuk ke kelas, ada yang aneh, karena yang menempati tempat Bintang sekarang adalah satya, dan Bintang duduk dengan Aliv. Alkena terdiam sejenak, namun beberapa saat kemudian ia mengerti dengan situasinya. Tak lama setelah bel berbunyi, Raya memasuki kelas, tatapannya tertuju pada putrinya dan Alkena, setelah memastikan keduanya berjauhan ia lalu duduk di kursi guru dan memulai pelajaran.

“setelah kasus kemarin, ibu dan pihak sekolah akan mulai mengawasi tingkah kalian, terutama bagi beberapa siswa yang punya catatan sendiri di ruang BK, termasuk dari kelas ini, Alkena, satya, Aliv, Diki dan Revan” tutur Raya, kelima remaja cowok itu menghela nafas Panjang,

“banyak laporan dari guru-guru kalian sering telat, bolos, kadang-kadang ngelawan guru, saya harap kalian bisa mengubah tingkah laku kalian itu, dan ini juga berlaku untuk semua siswa” ucapnya lagi,

“sorry liv” bisik Bintang pelan, Aliv menoleh lalu tersenyum

“ngapain minta maaf, ini mah wajar kok” jawabnya sembari menaik turunkan kedua alisnya, bintang tersenyum tenang, terkadang ia merasa tidak enak pada teman-temannya atau pada siswa lain karena sifat dan pekerjaan ibunya.

Satu jam berlalu, setelah raya keluar kelas, Bintang buru-buru merapikan barang-barangnya kemudian kembali duduk dengan Alkena.

“lohh” ucap Alkena yang terkejut dengan kehadiran Bintang disampingnya,

“kenapa? Udah gak mau duduk sama gue?” tanya Bintang

“ya bukan gitu, nyokap lo gimana?” tanya Alkena cicit

“kan udah bukan pelajarannya, santai kali orang ini tempat duduk gue, yang ada juga lo yang pindah bukan gue”

Alkena diam meresapi ucapan Bintang, sesaat kemudian ia membereskan alat tulisnya kemudian beranjak pergi, Bintang yang menyadari hal itu langsung menahan lengan Alkena

“mau kemana?”

“pindah lah, kan lo bilang ini kursi lo dan gue yang harus pindah”

“eh. Gak gitu juga al, gue becanda kok, lo marah?” tanya Bintang pelan dengan tatapan sendu, entah kenapa melihat Bintang menatapnya seperti itu membuat hatinya sakit,

“gak marah, kan bu raya bilang gue gak boleh duduk sama lo” ucap Alkena diakhiri dengan senyumannya,

memang Raya meminta agar Alkena tidak duduk sebangku lagi dengan Bintang

“tapi gue mau” jawab Bintang cepat

“ya tapi gak boleh sama bu raya tang”

“gue gak mau tau”

“kalo gue tetep sebangku sama lo gue bakal masuk BK lagi” Alkena berusaha membujuk Bintang

“ya gue ikut. Kalo lo dipanggil ke BK gara-gara sebangku sama gue, gue ikut” jawab Bintang keras kepala,

Alkena tidak bisa bicara lagi, ia akhirnya duduk kembali di kursinya, Bintan tersenyum kemenangan.

“yaudah deh terserah lo” ucap Alkena lesu, padahal dalam hati ingin sekali ia memeluk sahabatnya itu,

“tang”

“hmhh?” Bintang menjawab panggilan Alkena tanpa menoleh, ia sibuk dengan ponselnya

“lo percaya sama gue?”, pertanyaan Alkena membuat Bintang menghentikan aktivitasnya kemudian menatap Alkena

“gue tau kok lo itu bobrok, kurang ajar, nyebelin, kek titisan setan , tapi gue percaya kok lo bisa berubah dan lo gak bakalan ngelakuin hal bodoh kaya gitu kalau enggak dipancing sama orangnya” tutur Bintang yang sejenak membuat Alkena terdiam

Alkena [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang