Al'35 🌻

51 10 0
                                    

"Waktu itu terbatas. Bahkan kadang-kadang membatasi. Buru-buru pergi. Apalagi saat sedang merasakan kebahagiaan. Dan melambat saat sedang merasakan kesedihan."

-Alkena-


Bintang tengah bersantai di sofa ruang tamunya sembari mendengarkan musik kesukaannya. Kakaknya Rhysaka asik dengan laptopnya di ruang makan, rumahnya begitu sepi, Raya masih di lembang dan papanya tentu saja masih bertugas di Jambi. Bintang memilin-milin rambut panjangnya sembari memejamkan mata mendengarkan alunan lagu, sampai kemudian terdengar ketukan di pintu rumahnya.

“assalamualaikum tatangg” ucap seseorang diluar, siapa lagi jika bukan Alkena. Ah ya mereka punya janji hari ini

“waalaikumsalam”

“hei tatang, udah siap belom?” tanya Alkena saat Bintang membukakan pintu, sahabatnya itu terlihat cantik dengan setelan santainya,

“bentar gue ijin bang rhy dulu”

“gue ikut gue ikut biar kek  di novel” ucap Alkena rusuh  sembari menyela masuk ke dalam rumah

“ih riweuh” cibir Bintang

“assalamualaikum pak” ucap Alkena pada Rhysaka kemudian menyalami tangannya,

“al, tumben ada apa?”

“saya mau ajakin bintang main, boleh pak?”

“kemana?”

“emm, ke rumah saya paling”

“tapi tenang aja pak kita gak berdua kok, ada adik saya, ada pembantu ada supir, jadi gak bedua beduaan” cerocos Alkena saat melihat sorot mata Rhy menajam

“ohh yaudah, pulangnya jangan terlalu sore ya” peringatnya

“iya pak siaapp”

“titip bintang ya. Jagain jangan sampai kenapa-napa”

“SIAP KOMANDAN!”

“ohiya saya dapet laporan dari bu Rahma, kita proses nanti senin ya, kamu keruangan saya”

“aduh gusti” ucap Alkena pelan
“iya deh pak” jawabnya lemah

“bangor sih, molor mulu” cibir Bintang, sedangkan Alkena hanya menyengir lebar, setelah berpamitan keduanya pun pergi menuju rumah Alkena.

Sesampainya dirumah Alkena, bintang langsung disambut oleh bi imas, asisten rumah tangga Alkena, bi imas langsung menyiapkan beberapa camilan untuk Bintang,

“makasih bi maaf ngerepotin”

“enggak kok non, kalo butuh apa-apa panggil bibi aja yaa” ucap Bi imas ramah

“gausah sungkan ya bi, kan calon nyonya dirumah ini” ucap Alkena yang langsung mendapat geplakan dipahanya

“awh-s sakit tang” , sedangkan Bintang tersenyum kikuk melihat Bi Imas yang sedang tertawa kearahnya

“iya jangan sungkan non”

“yaudah jangan panggil non, panggil bintang aja ya bi hehe”

“aduh ramahnya calon istriku”

“gausah bacot deh plis” ucap Bintang pelan pada Alkena, ia ingin sekali menjambak rambut Alkena jika saja posisi mereka saat ini bukan dirumah keluarga Mahesa, Alkena malah tertawa lebar melihat ekspresi bintang yang terlihat menahan marah itu.

“aduhh ada yang lagi pacaran” udah Alkana yang duduk diundakan tangga sembari menangkup pipinya,

“euh bocah setan”

Alkena [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang