Pedongkelan? Nama tempat apa itu? Mungkin nama itu asing bagi banyak orang, meskipun dia tinggal di kota Depok. Akan tetapi, buatku, meskipun aku bukan orang Depok, nama itu sangat terkenang di pikiranku. Iya, tempat itu adalah adalah sebuah situ (danau kecil) di mana aku menghabiskan banyak waktu senjaku di masa remaja. Ah, kenangan yang sangat sulit bahkan mustahil untuk kulupakan. Kenangan tentang banyak hal; tentang orang yang hilir mudik melewatinya, tentang banyaknya pedagang makanan dan minuman di pinggirannya, tentang orang-orang yang memadu kasih berdua dengan mesranya di wahana bebek-bebekan, hingga seorang yang tak pernah kulupakan meskipun saat ini ku tak tahu keberadaannya lagi.
Oh iya, sebelum aku melanjutkan ceritaku, perkenankanlah aku mengenalkan siapa diriku dan siapa dia yang tak akan kulupakan itu. Aku Deva, seorang mahasiswa yang kini tengah sibuk melanjutkan pendidikanku di Prancis. Cerita ini adalah cerita ketika aku masih bersekolah di salah satu sekolah di pinggiran Jakarta Timur. Pada masa itu, aku seringkali menjelajahi daerah-daerah di sekitar sekolahku, termasuk salah satunya Situ Pedongkelan itu di mana tempat itu merupakan tempat favoritku menghabiskan waktu senja setelah seharian belajar di sekolah yang melelahkan.
Pada mulanya, aku pergi ke sana seorang diri. Ya, aku senang menjelajah tempat-tempat baru, mungkin juga karena aku tidak menemukan kenyamanan di rumah. Hehe. Jadi, meskipun aku sendirian, tak menjadi masalah bagiku. Setelah beberapa waktu lamanya, ada seorang yang menjadi teman akrabku di sana, meskipun ia tidak satu sekolah denganku. Teman akrabku itu bernama Ragil. Dia anak yang baik, sopan meskipun dengan teman, juga adalah seseorang yang bisa menjadi tempatku mencurahkan segala beban di dadaku ini, meskipun aku tahu bahwa Ragil pun memiliki kisah yang tidak lebih bahagia daripadaku.
Ah andai saja, aku bisa bertemu lagi dengannya. Akan tetapi, sepertinya tidak mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Pedongkelan [COMPLETED]
Подростковая литератураDeva, seorang anak SMA yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, berusaha mencari ketenangan di luar rumahnya. Takdir mempertemukan ia dengan Ragil, seorang anak seusia Deva yang membantu bibinya berjualan di tepi Situ Pedongkelan. Seiring be...