malam ini kertas di cumbu pena hati
selamat malam pencipta
boleh kita bercerita?aku tahu dosa ini begitu membukit, menumpuk serupa gunung bahkan tak terukur angkanya.
tapi...
Engkau begitu mulia. sungguh manusia sepertiku yang begitu tercela dengan mudah Engkau memberi secercah ampun.
aku tahu mulut ini begitu candu menuntut pergumulan tapi lupa mengucap syukur.
setiap malam aku mengadu penuh tangis. bertanya layakkah semua berkat yang kuterima? layakkah aku ditopang dengan tangan begitu suci? layakkah aku mendapat seluruh harsa? layakkah aku melambaikan tangan pada nestapa?
Tuhan, aku begitu hina. maaf atas segala dosa yang terlahir lewat buah bibir, buah pikir juga pola hati.
setiap malam tali ini semakin bertambah. rintih semakin nyata
pagi hingga petang aku melupakan jati diri lalu malam kembali datang mengadu berharap diampuni
setiap malam...
langitku begitu kelam, imajinasiku semakin hancur
perihal masa yang akan datang kembali kupertanyakan seakan tak punya Tuhan
maaf, aku begitu bodoh melupakan rumah
melangkahkan kaki pada tempat penuh dosa hingga betah disana
tapi lagi...
Kau begitu baik tiadatara, bisikanmu masuk melalui telinga dan berkata
"Hai anakku, pulanglah... Aku tahu kau sudah lemah menghadapi semua masalah. Sudah kukatakan berulang kali, kau butuh tangan menopang segenap jalan."
malam ini kujawab semua panggilan. "Tuhan... benar, aku begitu lemah. semua manusia mencela seakan tak layak hidup bersama. tangan dan kaki bergetar takut menghadapi. hebat sekali mereka menutupi topeng kenaifan itu."
"malam ini tolong dekap aku pencipta. kecup keningku dan belai suraiku. katakanlah bahwa semua akan baik-baik saja."
⎙ periode
menjamu dosa.
berkata maaf
pada pencipta.
esok hari
kembali lupa.
terhadap semua
karya nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helai Buana ✓
Poetry✧˖° 🕊 ❞ ceritera ambau. jiwa lewat aksara yang tak bisa bicara © yantrasta 2020