satu bodoh, semua bodoh!

394 70 4
                                    

September, 2022

Seperti biasanya masa kuliah yang sekarang tugasnya serba take home, keempat mahasiswa ini berkumpul bersama untuk mengerjakan tugas mereka yang berbeda-beda. kalau kata Galang sih maksud kumpul mereka hari ini adalah Meja Gunjing, seperti salah satu acara talkshow di Youtube yang suka membahas konten-konten tertentu.

Kali ini Charlene dan David sudah sampai di rumah Janice. Apa lagi kalau bukan nitip motor sebelum pergi sama Galang naik mobil ke tujuan nongkrong mereka.

"Kirain maneh mau aing jemput," goda David sambil tersenyum. "Jangan ngadi-ngadi! Jangan bikin gue kesel ya!"

Lagi-lagi Charlene menggambar batas di antara mereka, tetapi tidak selekat biasanya. Janice menatap Charlene seolah mengatakan "Maneh utang penjelasan sama aing."

*****

Suasana cafe The Parlor sore itu benar-benar sepi. Mereka memilih area Outdoor supaya Galang bisa menghirup udara segar dulu untuk menurunkan kadar stressnya. Ketiga sobat gilanya masih sibuk menerjang tugas yang semakin banyak jelang UAS seperti ini.

"Charlene, temenin aing ke WC dong. Sekalian mau girls talk,"

"Apa nih girls talk?" tanya David tiba-tiba. "Bukan urusan lo ya, kutil badak," kata Charlene.

"Iya udah... gue diem, sok atuh ke WC,"

Begitu cewek-cewek pergi ke bawah untuk gibah di toilet, para cowok yang tadinya diam tiba-tiba rusuh.

"Eh monyet, Charlene lo apain?" tanya Galang perlu penjelasan.

David menatap Galang bingung, "Apanya? Nggak gue apa-apain kok," Galang sudah menunjuk David sekarang. "Maneh, cerita buruan."

Mau tidak mau David cerita kan? Kapan lagi cowok cuek ini mau cerita soal cewek?

"Bukan hal yang penting sih. Dia confess ke gue beberapa minggu yang lalu soal perasaannya waktu SMA terus gak tahu dia tiba-tiba seolah bikin batas di antara kita," sahut David seadanya.

Galang menjitak kepalanya David, "Anjim, dikiranya nggak penting soal hati. Lo juga bukannya suka sama dia ya?" tanya Galang memastikan.

David terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan lelaki bertubuh jangkung di depannya.

Lelaki berambut kemerahan itu menarik napas sekali lagi lalu menjawab, "Nggak, gue cuma nganggep dia temen sekarang. Gue takut kalau kita mulai ke jenjang yang lebih serius, ternyata kita nggak cocok jadi pasangan,"

Galang menepuk dahinya sambil membuka bungkus rokok dari saku celananya. "Gila sih nyet, gue bingung deh soal lo berdua dari dulu. Padahal gue kira waktu SMA, Charlene sama lo bener-bener punya perasaan suka sama suka." ucap Galang lalu menyalakan rokoknya. David hanya menatap jengah ke arah Galang, "Bangke. Gue juga bingung bro," katanya sambil menyeruput Mojito miliknya.

Meanwhile, the girls.... Mereka saling sebelahan di wastafel sambil mengobrol.

Charlene membuka pembicaraan, "Gue udah nggak waras kayanya. Kenapa ya tiap gue bareng sama dia perasaan itu selalu muncul?" tanya Charlene.

Janice menatap kaget ke arah Charlene, "Lo ngaku ke dia?" tanyanya.

Charlene mengangguk tak kentara. Matanya menyorot ke arah lain ketika bercerita, "Makanya gue mulai membuat batas di antara kita. Udah cukup gue ditolak karena dia nganggep gue cuma sebagai teman," tegasnya.

[1] C E R I T E R A ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang