Diary Adit ~
Thania,
kamu masih sama seperti masa laluku,
Yang selalu Ceria, periang, dan imut.
"Bu wulan?" seorang perempuan di belakang Thania memanggil nama bundanya. Membuat bunda Thania berbalik begitu pula Thania "Eh.. kamu Erica ? ya kan?" jawab bunda Thania sambil tersenyum kaget, Thania menoleh ke samping perempuan dan mendapati lelaki yang dikenalnya "Adit!?" gumam Thania yang tersentak melihat keberadaan Adit yang berkali-kali muncul mendadak "Ini Thania ya? saya mamanya adit" "Oh iya tante saya Thania" ucapnya canggung.
Seorang pelayan cafe memberikan pesanan ke meja Thania. Suasana cafe yang tak begitu ramai di dekat daerah swalayan menjadi tempat yang cocok untuk Bunda, Thania, Adit dan mamanya berbincang-bincang. Mereka saling tertawa dan bercerita, meskipun Thania sedikit canggung dengan suasananya dia tetap suka mencuri pandang ke arah Adit dengan tatapan terpesona
"Bukannya kamu harusnya di Jerman?" tanya Bunda, mama Reno mulai menampakkan raut muka yang berbeda "Aku sebenarnya lagi bertengkar dengan suamiku" "Bertengkar?! Oh maaf aku tak begitu tau, jadi sekarang kamu tinggal di sini?" tanya bunda lagi "Iya wulan, dan Adit sekarang SMA" ucap mama Adit "Oh sama dong kayak Nia" kata bunda menatap Thania
"Iya aku sama kak Adit satu sekolahan" ucap Thania canggung, Adit hanya tersenyum membuat Thania nyaman melihat senyumannya. Tak lama kemudian mereka semua mengakhiri perbincangan dan berpamitan untuk pulang.
Adit membuka gerbang hitam dan memakirkan mobilnya ke dalam rumah mewah, Adit bergegas membuka pintu mobil tempat mamanya turun "Adit barangnya bawa ke dalam ya" kata mamanya "Oke ma siap" sahut Adit. Setelah Adit membereskan semua barang belanjaan mamanya dia pergi menghampiri mamanya
"Ma.." "Hmm.. iya" "Mama kenal sama bundanya thania dari mana?" Mama Adit tersenyum mendengar pertanyaan putranya yang tampan itu. Erica mamanya memberikan sebuah coklat yang tadinya dibeli di swalayan ke "Kamu lupa?"
Jerman, 24 Desember 2002
Thania dan Adit
Semua bermula saat kedua orang tua Thania dan Adit saling mengenal satu sama lain karena bisnis dan juga proyek perusahaan, saat itulah papa Adit mengajak Ayah dan bunda Thania untuk merayakan natal bersama keluarga Adit.
"Nia!!... salju nya turun" seorang bocah lelaki berteriak dan langsung dengan cepat memakai pakaian musim dinginnya.
Gadis berusia 6 tahun itu dengan cepat menyahut "Kak adit tunggu akuh..." Adit menggandeng Thania dengan erat takut kalau bocah itu akan lari ketempat terlarang sekitar depan rumahnya.
"Kak adit nia mau kesana" ucap Thania sambil menunjuk sebuah pohon cemara tinggi yang ditutupi salju musim dingin.
"Ayo..." sahut Adit dengan tangan yang masih menggenggam Thania, Namun Thania melepaskan tangan Adit dan berlari kecil mendahului Adit, "Kak nia mau bikin boneka saju" ucap Thania sambil memegang salju di bawah kakinya "Salju nia bukan saju" balas Adit
Mereka berdua berhasil membuat boneka salju lengkap dengan mata dan tangan, mereka bersenang-senang dengan saling melempar bola salju "Kak adit itu.." Thania menunjuk sesuatu di belakang Adit, dan saat Adit melihatnya diam-diam Thania iseng dan melempar bola salju tepat di kepala Adit "Hahahaha kena tipu" Thania menjulurkan lidahnya dan berlari menuju rumah besar meninggalkan Adit.
"Nia!!"Adit tak sengaja melihat pohon berukuran sedang bergoyang karena angin yang akan jatuh menuju ke arah Thania. Adit berlari menyusul Thania yang diam karena panggilan Adit,
"Bruak!!" Pohon tersebut jatuh, untungnya Adit dengan cepat tadi mendorong Thania menjauh "Nia gak papa kan" tanya Adit sambil melihat wajah Thania yang terkejut "Wuah!! kak adit nia takut" Thania menangis dan memeluk Adit "Sudah nia tenang pohonnya ilang kok" Thania menatap mata Adit dengan tatapan cemberut "Bohong itu pohonnya" Thania menunjuk pohon yang masih tergeletak di depan Thania "Sudah gak usah nangis kita pulang saja" Adit berdiri dan mengulurkan tangannya membantu Thania berdiri.
Mereka berdua berjalan dengan tangan yang saling menggenggam menuju rumah besar dengan banyak hiasan natal "Adit Thania kenapa kok kayak habis nangis" tanya bunda Thania dengan halus "Thania hampir kejatuhan pohon tante.. tapi adit tolong tadi" Bunda Thania langsung memeluk anaknya dan memastikan anaknya tak terluka "Makasih ya Adit sudah jagain nia" ucap bunda sambil mengelus kepala Adit
Thania berjalan menuju dapur diam-diam kaki mungilnya melangkah selangkah demi selangkah menuju lemari makanan yang ada di depannya. Diam-diam dia membuka pintunya dan mencari sesuatu yang diinginkannya.
Namun di belakang Thania, Adit sedang memperhatikan Thania yang mengambil kursi dan meletakkannya di depan lemari. Thania berhati-hati menaiki kursi itu dan berhasil berdiri di atas kursi. Tangan mungil Thania hampir mendapatkan sesuatu dia pun menjinjit kan kakinya
"Nia" suara Adit membuat Thania menoleh dan menghentikan tindakannya "Kak Adit? nia gak mau mencuri kok.. nia cuman mau itu" ucap Thania, Adit mendekati Thania dan mengangkatnya turun dari kursi lalu mengambil sesuatu yang membuat mata mungil Thania membulat.
"Makasih ya kak Adit baik gak kayak bunda" Thania tak tahan lagi dan membuka bungkus cokelat dan memakannya "Bunda bukan gak baik, tapi gak mau kamu sakit gigi kamu kan cengeng" ucapan Adit membuat Thania berhenti mengunyah dan memandang Adit sebal
"Kak Adit mau?" Thania menawarkan sebungkus cokelat "Gak usah kak Adit gak mau ompong kayak kamu" ejek Adit. Thania justru memakan semua coklat yang diberikan Adit
~O~
Thania memasuki kamarnya lalu menghidupkan Laptopnya dia mulai mengetik untuk mencairkan suasana grupnya.
Grup Anak Bejad
Thania
Temun-temun ternyata Adit itu teman kecil aku >-<
Alya
Paan sih mimpi kali orang dia dari Jerman -_-
Vina
Ehh.. alya lo lupa Thania dari jerman juga
Thania
-_- betul tuhh vin
Alya
Oh iyaa gue lupa kwkwk soalnya Nia sudah kelamaan gak cerita :v
Thania
-_- anjirr...
Malam itu Thania baru mengingat semua memori saat dia dekat dengan Adit karena hubungan ayah mereka karena cerita Bundanya. Thania ingat saat Adit yang begitu sering menolongnya dalam hal apapun tak seperti sekarang yang beku dingin dan juga seperti tak mengenal Thania sedikit pun.
Kisah kita dulu lebih terasa seperti kisah dongeng
Hanya bisa diingat dan selalu ada di benak kita masing-masing sebagai pengantar tidur
KAMU SEDANG MEMBACA
Thania Adit
Teen Fiction[JANGAN LUPA SEBELUM BACA BUAT FOLLOW.., SETELAH BACA VOTE & COMENT} Kisah manis Thania di masa SMA yang memperjuangkan lelaki yang dicintai, Dan juga melepaskannya pada saat tertentu. Jika dia memang tak memiliki perasaan untukku Ku harap dia ju...