Jangan lupa vote dan komennya ya~~~
Sekarang mereka berada di salah satu restoran terkenal di Manitoba. Ini rekomendasi dari Wendy tentang sebuah restoran kelas menengah yang memiliki harga tidak begitu mahal tapi juga enak. Restoran yang menyediakan makanan banyak jenis makanan ini membuat siapa saja ingin mencobanya. Beruntungnya, Wendy sudah membuat reservasi di restoran tersebut untuk mereka berempat.
" Whoah, restoran ini terlihat luar biasa. Darimana kamu menemukannya sayang? " tanya Joy sesaat mereka tiba di restoran.
" Aku mencarinya di internet selagi menunggu Seulgi mengukur tuxedonya dan yah aku mencari-cari restoran enak dan terkenal disini dan aku menemukan restoran ini di list teratas internetku " jelas Wendy.
" Memang Son Seungwan sekali. Tapi aku suka. Terima kasih. "
Wendy menoleh kearahnya, menatap wanita itu dengan lembut sembari mengusap puncak kepalanya, " Sudah seharusnya aku men-threat istriku dengan baik. Karena kamu memberikanku segalanya yang kau punya di dalam dirimu. " ucapnya.
" Jangan berlebihan. Aku senang apapun yang kamu berikan sayang. "
" Tentu saja. "
Wendy mencium dahi Joy, dan setelah ia membuka seatbeltnya " Sudah sampai. Ayo turun. " ucapnya. Wendy keluar dari kursi kemudinya untuk membukakan pintu untuk sang istri.
Joy yang hendak membuka seatbeltnya melihat tangan kirinya, sebuah garis bekas luka tusukan itu sekarang menjadi sebuah garis yang menjalar ke sisi lain tangan kirinya. Itu tidak terlalu terlihat jelas, tapi tetap membuat Joy mengkerut bingung.
Joy terkejut karena Wendy mengetuk kaca mobil dan meminta Joy keluar, maka dengan cepat Joy melakukannya dan keluar menghampiri Wendy yang sudah menunggunya. Raut wajah Wendy berubah drastis setelah melihat Joy serius menatap tangan kirinya.
" Hey, ada apa? " tanya Joy mencoba mengartikan tatapan Wendy padanya.
" Apa tanganmu sakit? " tangan kiri Joy yang ia gunakan untuk mengusap wajah Wendy langsung di pegang oleh Wendy, melihat ada sesuatu yang salah atau tidak disana.
Usapan tangan Wendy pada tangan kiri Joy berhenti pada bekas lukanya beberapa bulan silam, yang dimana disana terletak garis yang menjalar ke bagian lain tangan sang istri.
" Ini kenapa? " tanya Wendy.
" Akupun tidak tahu. Aku baru mengetahuinya sekarang " ucap Joy.
" Apa kita harus ke dokter untuk bertanya ini? "
" Sudah, tidak perlu. Dokter yang merawatku saat itu berada di Korea. Tidak mungkin kan aku menyuruhnya kesini. Aku tidak apa. Jika ada masalah aku pasti berbicara padamu " ucap Joy berusaha menenangkan Wendy.
Seulgi dan Irene yang baru tiba melihat sepasang suami-istri di depan restoran dibuat heran, karena ekspresi Wendy yang gelisah setelah melihat tangan kiri Joy.
" Ada apa dengannya? " tanya Irene.
" Tidak tahu. Ayo turun. Aku sudah lapar. "
Irene dan Seulgi turun bersama, dan menghampiri pasangan Wendy dan Joy. Saat hendak masuk ke restoran, ponsel Joy berdering. Ia meminta Wendy, " Kamu duluan ya. Aku angkat telepon ini dulu. Siapa tahu penting " ucap Joy.
" Okay. Jangan lama-lama ya " Wendy mengusap puncak kepala Joy dan pergi dengan Seulgi dan Irene masuk kedalam restoran.
Joy melihat kearah kontak nama ponselnya, tak ada nama disana. Tapi itu sudah deringan kesekian ponselnya berbunyi. Pada akhirnya ia mengangkat telepon tersebut dan,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Blood : Revenge [WenJoy]
Fantasy" How about, play with me before meet with your death? " Perjalanan mereka selama di Canada, saat dimana Joy melanjutkan studynya setelah menikah dengan Wendy. Hidupnya belum selamanya tenang setelah Krystal menampakkan dirinya kembali di hadapan J...