Chapter 6 : Rally

26 3 1
                                    

Jangan lupa vote dan komennya yaaa~~~




Jennie dan Lim menatap Jisoo dengan tatapan tidak percaya. Seperti, bagaimana orang itu melakukannya.

" Kamu terlihat terkejut sayang. " ucap Jisoo yang santai menaruh makanan ringan di meja yang berada di ruangan tersebut.

" Tentu aku terkejut. Bagaimana Krystal memiliki kekuatan seperti itu?! " ucap Jennie yang sudah duduk disebelah Jisoo.

" Krystal sudah lama memilikinya. Karena dia keturunan Eugene dan Suwon. Yang memang sudah memiliki kekuatan di dalam diri mereka " jelas Jisoo.

Jennie langsung menjentikkan jarinya. Setuju dengan ucapan Jisoo. " Ah benar! Jadi, Krystal menunggu waktu yang tepat untuk menggunakannya. Apa aku benar? " tanya Jennie pada Jisoo.

" Tepat. Krystal menunggu saat yang tepat untuk membawa Joy ke masa lalu. Masalah utamanya adalah, Krystal tidak memikirkan risiko di masa depan. Diantara mereka berdua. Permainan waktu ini sangat mengerikan untuk mereka berdua. Karena salah satunya atau keduanya akan merasakan akibat dari permainan ini. " jelas Jisoo.

" Kurasa, Krystal sudah merasakan efek dari permainan yang ia buat sendiri " ucap Jisoo.

" Kenapa begitu Eomma? " tanya Chaeyoung.

" Karena, masa lalu Krystal bisa mengetahui keberadaan Joy " ucap Jisoo.

Jennie dan Lim saling memandangi satu sama lain, karena ini memang sesuai apa yang tertulis di dalam buku yang Jennie pegang. Tapi sebaliknya, ini juga akan menjadi petaka paling mengerikan bagi Joy.

" Aku tidak yakin ini akan berjalan mulus "

Joy dan Wendy tengah melakukan kegiatan bersih-bersih kediaman mereka. Tidak banyak yang bisa Joy lakukan, mungkin dia membantu mencuci pakaian dan Wendy kebagian membersihkan seluruh area apartement tersebut karena dia bisa berjalan dengan leluasa. Tidak seperti Joy yang masih tertatih-tatih karena kesakitan dibagian kewanitaannya.

" Sayang, apa kamu sudah selesai melipat pakaiannya? " tanya Wendy dari arah dapur. Karena ia baru saja menyelesaikan mencuci peralatan dapur.

" Sudah "

Wendy langsung mengeringkan kedua tangannya dan menghampiri Joy yang tengah duduk di ruang tengah sembari meletakkan baju terakhir yang sudah ia lipat di atas keranjang. Wendy duduk disebelah Joy dan menatap istrinya yang sudah selesai melipat pakaian mereka itu dengan penuh senyuman hangat.

" Kenapa kamu menatapku seperti itu? " tanya Joy saat melihat Wendy menatapnya dengan tatapan tidak biasa.

Wendy menggeleng dan justru mencium pipi Joy. " Aku mencintaimu " ucapnya tulus. Joy yang tengah menaruh pakaian terakhir langsung menoleh kearah Wendy.

" I know. Aku juga " ucap Joy. Akhirnya mereka melakukan ciuman lembut di depan televisi. Tidak ada nafsu disana. Hanya penuh dengan tumpahan kasih sayang didalamnya.

Ponsel Joy berdering, telepon masuk yang mengganggu kegiatan intim mereka. Mau tidak mau Joy harus melepaskan ciuman itu dan beralih kearah teleponnya.

" Siapa? " tanya Wendy.

" Ayah. " ucap Joy.

Joy mengangkat telepon dari Ayahnya itu, dan mengaktifkan speaker phone agar Wendy juga dapat mendengarnya.

" Eoh Ayah. Ada apa? " tanya Joy.

" Apa kau bersama Seungwan? "

" Ya Ayah. Ada apa? " Itu Wendy yang mensauti perkataan Ayah Joy.

My Blood : Revenge [WenJoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang