sudah ku bilang dia adalah seseorang yang begitu perhatian, seseorang yang akan menanyakan "kamu gapapa kan?" atau "yakin? sini cerita aja" juga seseorang yang begitu baik.
setidaknya itu 2 bulan yang lalu. mungkin dia masih seperti itu sekarang tapi mungkin tidak untukku. iya, dia berubah. bahkan terkadang aku tidak mengenal sedang dengan siapa aku ini bercerita. tidak ada lagi Ka abin yang ceria, tidak ada lagi Ka abin yang perhatian. aku merindukannya, merindukan sosok Seo Changbin yang dulu.
aku tidak menyalahkannya. aku bahkan tidak benci padanya ketika dia berubah. aku selalu berpikir "ahh mungkin ka abin lagi cape, gapapa fell jangan diganggu dulu". berhari-hari aku menguatkan diriku sendiri untuk selalu berpikir positif seperti itu. karena aku tau, tidak semua orang bisa selalu kuat.
tapi, ada suatu hari aku berpikir.. "fell, lo udah bikin ka abin kecewa, kenapa lo baru sadar sekarang" dan saat itu juga aku mulai menyalahkan diriku sendiri. kenapa aku begitu bodoh?
singkatnya. suatu hari ka abin menanyakan sesuatu padaku, tapi jawaban yang aku berikan padanya adalah sebuah kebohongan. dan itu tidak hanya sekali. tiga kali dia menanyakan sesuatu aku selalu jawab dengan sebuah kebohongan.
ada alasan khusus kenapa aku melakukannya. jika tidak terpaksa akupun tak ingin mengatakan sebuah kebohongan. tapi, apa boleh buat semuanya sudah terlambat bukan, karena kesalahan yang kuperbuat sendiri.
ingin ku jelaskan semuanya. ingin aku tanyakan padanya "ka abin, kaka kenapa? kenapa kaka berubah? fell punya salah ya sama kaka? ka.. fell ingin minta maaf sama kaka. fell rindu kaka yang dulu." tapi, ku tau semuanya tak mudah. butuh waktu yang tepat untuk aku bisa jujur padanya. dan aku sedang menunggu waktu itu. entah kapan.
dari sana. setelah ka abin berubah. aku sering menangis. entah rindu ini begitu kuat sehingga aku tidak bisa menahanya. dan aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menangis. iya sehancur itu aku.
dan yang sering aku lakukan selain tetap melihatnya dari jauh seperti biasanya, aku sering memberikannya doa.
"tuhan, berikan dia kebahagian selalu. jangan engkau beri kesedihan kepadanya. berikan dia kesehatan selalu. jangan engkau beri ujian yang berat. tuhan, tolong jaga dia, dia orang yang aku sayang. Seo Changbin"
dan dari sana aku selalu merasa takut untuk sekedar menyapa "haii ka, apa kabar?". Entahlah entah kenapa aku selalu takut hanya untuk sekedar menyapanya. mungkin karena aku seperti menyapa orang lain..
mamaku pernah berkata seperti ini "fell, seseorang tidak akan pernah sejalan dengan apa yang kita inginkan. jangan jadi seorang yang egois yang memaksa seseorang harus selalu nurutin apa yang kamu mau. kalo kamu engga bisa buang sifat egois kamu coba kamu sedikit mengalah."
buum. seperti sebuah bom yang sedang meledak tepat didepanku. ya perkataan mamaku jelas sekali menamparku. mungkin iya, aku tidak seharusnya selalu berpikir kalo ka abin berubah. tidak seharusnya aku memaksa dia untuk selalu ada, selalu perhatian dan yang lainnya. intinya aku tidak bisa memaksa dia untuk selalu jadi yang aku inginkan.
memang berat untuk melakukan itu, membiasakan diri dengan sikap lain dari seorang Seo Changbin. sikap yang agak dingin. tapi gapapa yang penting ka abin selalu disini, selalu ada ketika aku membutuhkannya meskipun dia seperti itu.
ka.. fell akan tetap menjadi fell yang seperti biasanya meskipun kaka berubah menjadi orang lain. ka.. inget yaa fell selalu disini buat kaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Felix
Historia CortaPergilah sayang, jika maumu begitu. aku dan dia yang tak akan pernah bisa menjadi kita. - Changlix - BangChan