Siang ini nampaknya semesta sedang bahagia, hal itu dibuktikan dengan langit yang cerah. Berbeda dengan isi hati seorang gadis yang sedari tadi hanya sibuk menatap keluar jendela dengan muka yang nampak murung. Makanan yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga pun sedari tadi belum tersentuh sama sekali.
Suara pintu kamar yang diketuk beberapa kali pun tidak tertangkap di indera pendengarannya. Hingga sang pelaku memilih membuka pintu kamar untuk melihat lebih detail isi pemilik kamar yang sedari tadi bagai tak berpenghuni.
Ceklek..
Pemuda dengan kaos hitam dan celana pendek khas rumahan itu kini celingak-celinguk bak seorang pencuri yang sedang memastikan keadaan. Matanya kini menangkap siluet seorang gadis yang sedang memandang kearah luar dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian ia berjalan mendekati sosok gadis itu dan menepuk pelan bahunya yang membuat sang gadis tersentak.
"Shey, kamu kenapa?". Tanya cowok itu dengan nada khawatir. "Lo, gak niat bunuh diri kan?". Tanyanya lagi memastikan.
Sang gadis remaja yang diketahui bernama Sheyla itu kini melotot tajam yang membuat sang empu yang dipelototi menyengir sembari menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Ya maaf shey, gue khawatir banget. Dari tadi dipanggil ga nyaut-nyaut. Gue kira kamu udah lewat". Ujarnya santai kemudian diakhiri suara teriak kesakitan, karena dibalas cubitan dari sang gadis.
"Kamu tuh ya! Kalo ngomong tuh gue-elo, bukan gue-kamu!". Balasnya. "Mana ada gue kamu, ga niat banget sih!". Ujarnya lagi dengan kesal.
"Ya maap gue lagi dalam proses menuju kegaulan, soalnya gue lagi pedekate sama cewek sma garuda,behh gayanya keren abiss". Ujarnya semangat.
Sheyla memutar bola matanya malas, " udahlah mana mau anak garuda sama modelan kayak kamu! Kemana-mana aja bareng aku, nanti dikirain aku pacar kamu".
"Hah? Yakali sye, kamu mah udah gue anggep adek kandung yang keluar dari rahim emak guee. Jadi ga mungkin kita terjebak kakakadekzone?".ujarnya lagi.
"Iya dehhhhh. Apa yang enggak buat kakak tercuyungku iniii". Ujar Sheyla malas.
Bagaimana tidak, sosok didepannya ini selalu pandai merangkai kata-kata bantahan, jadi tidak ada jalan lain selain memilih mengalah. Daripada Sheyla harus pusing dengan bantahan-bantahan konyolnya itu.
FYI, namanya Gavin armada. Teman sekaligus tetangga Sheyla dari masih kecil, atau mungkin dari mereka masih di dalam rahim si bunda. Intinya mereka memang terjebak di adekkakakzone.
oOo
Di sebuah kamar bernuansa biru. Sakti masih bergelung dengan selimut tebalnya. Cuaca yang semakin panas, tidak membuatnya kunjung untuk membuka mata. Entahlah, mungkin dirinya sedang terjebak didalam mimpi indah.
Tok Tok Tok
"Saktii, sayang bangun nak". Ujar Reina-bunda kesayangan Sakti, "udah siang gini, ga ada niatan ngapelin pacar?". Tanyanya lagi.
Tak ada sahutan dari dalam, membuat sang bunda membuka pintu kamar. Pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah, seorang anak laki-laki yang sudah 360° berputar arah dari tempat asalnya. Hal itu membuat sudut bibir wanita paruh baya itu tertarik membentuk lengkungan sempurna.
Bagaimana tidak, meskipun anaknya sudah beranjak remaja. Namun, bagi dirinya Sakti tetaplah bocah yang dulu selalu menangis kala mainannya direbut sang kakak, yang kini telah menginjak bangku perkuliahan di Jerman.
"Sayang, hei. Ayo bangun! Nanti pacarnya dipatok ayam, mau?". Tanyanya sembari mengelus rambut sang anak. Membuat Sakti mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang perlahan masuk kedalam netra nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEYLA (HIATUS)
Teen FictionTidak ada yang tidak berubah setelah proses perceraian orangtua sheyla selesai di ajukan ke pengadilan. Gadis berambut pirang dengan kuncir kuda itu seperti kehilangan separuh jiwanya. Dimana anak-anak remaja sepertinya yang masih perlu perhatian da...