GMF • Chapter 7

1 0 0
                                    

Gadis yang sedang terbaring di ranjang berukuran satu kali dua meter itu pun terbangun dari 'tidurnya'.

Rasa sakit dan pusing itu masih setia bersarang di kepalanya.

"Ah," Terdengar suara gadis itu sambil memegang kepalanya.

"Zun," kata Safira.

"Zuna, lo gak apa-apa 'kan?" tanya Safira.

"Gak apa-apa kok," katanya sambil berusaha untuk duduk.

"Gue kok bisa ada disini?" tanyanya lagi.

"Lo tadi kena bola basket," kata seorang laki-laki yang sedang berjalan masuk ke UKS.

'Dia kan cowok yang kemarin,'  batin Izina saat melihat wajah laki-laki yang masuk ke dalam ruang UKS itu.

"Sini, gue obatin memar lo," kata laki-laki itu, kemudian duduk di pinggir ranjang yang ditempati oleh Izuna.

"Lo ...." kata Izuna.

"Kenapa?" kata laki-laki itu sambil mengeluarkan salep memar untuk di oleskan ke bekas memar Izuna yang tepat berada di dahi sebelah kanannya.

"Awh," Izuna merasa dahinya kembali sakit.

"Eh, Zun. Gue ke kelas dulu ya, kayaknya bu Intan udah masuk. Lo disini aja dulu nanti gue izinin lo ke bu Intan," kata Safira.

"Gue ikut," kata Izuna hendak turun dari ranjang berukuran satu kali dua meter itu.

"Gak. Lo tetep disini, lo istirahat aja. Nanti gue izinin sama bu Intan. Ra, titip Izuna ya," ujar Safira kemudian langsung pergi dari UKS.

"Iya," kata laki-laki itu.

Laki-laki itu adalah Nara. Orang yang tempo hari ditabrak Izuna pada saat pulang sekolah. Orang yang juga membantu Izuna untuk menggapai novel saat di perpustakaan kemarin.

Nara adalah salah satu anggota PMR di sekolah. Selain itu, dia juga merupakan wakil ketua eskul basket. Dia tampan, baik, dan juga jenius. Karena kejeniusan itu, dia juga merupakan salah satu anggota tim olimpiade Matematika di sekolah ini.

"Kayaknya memar di dahi lo ini gak perlu di perban. Kalo butuh apa-apa gue ada di sana," kata Nara kemudian hendak berdiri sambil menunjuk ke arah sekat pembatas antara ranjang UKS dan meja petugas PMR.

"Thanks," kata Izuna.

🦉🦉🦉

Sesampainya di rumah, Izuna tak menemukan seorang pun. Baik papa atau pun mamanya.

Izuna pun langsung berjalan menuju kamarnya dengan lesu, karena kepalanya yang terkena lemparan bola basket tadi siang masih terasa sakit.

"Untung gak ada orang di rumah," gumam Izuna saat sudah sampai di depan pintu kamarnya.

Izuna pun masuk ke kamarnya, meletakkan tas di meja belajar, kemudian langsung menuju ke toilet kamarnya.

Rasanya Izuna sangat penat hari ini. Ditambah lagi dengan kepalanya yang sakit dan memar itu.

Izuna pun mulai mengisi bathtub kemudian menyalakan lilin aroma terapi yang biasa dia gunakan saat berendam. Setelah bathtub itu sudah terisi setengah, Izuna pun memasukkan bath bomb miliknya ke dalam bathtub. Setelah ini, Izuna berharap penatnya dapat segera hilang, dan dia juga berharap dapat tidur dengan nyenyak malam ini.

Setelah selesai mandi, Izuna pun mengenakan piyama burung hantu kesukaannya.

Izuna sangat menyukai gambar-gambar burung hantu. Entah lah, apabila gadis pada umumnya menyukai gambar kucing atau kelinci, Izuna malah lebih menyukai gambar burung hantu.

Guess My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang