5

12 1 0
                                    

Hari ini hari minggu, Ariani berencana untuk ikut mengantar Giska mencari kado Anniversary untuk orang tua gadis itu. Sebenarnya bisa saja Giska pergi sendiri, tetapi ia ingin mengetahui hal yang sudah dijanjikan Ariani untuk diceritakan, yaitu tentang Luthfi.

"Belanja dulu ya, biar aku fokus cari nya, kalau sudah dengar cerita kamu, nanti malah gak fokus." kata Giska begitu mereka memasuki sebuah mall di pertengahan kota.

Ariani hanya tersenyum dan mulai mengikuti jalannya Giska, mulai dari toko baju hingga sepatu. Ariani baru tahu, jiwa tawar menawar Giska begitu hebat.

Tak lama mencari, Giska sudah menemukan hadiah yang tepat untuk orang tuanya, ia pun bergegas mencari tempat makan untuk nya dan Ariani.

"Ayo cerita."

Baru saja Ariani mendaratkan bokongnya di kursi, Giska langsung menatapnya dengan tatapan super duper kepo.

Ariani tertawa pelan, "Apa?"

Giska terlihat gemas, "Ayolah, ada apa dengan kamu dan Pak Luthfi? Sejak waktu dia minta bicara sama kamu waktu itu, aku rasa kamu berbeda-. Seperti menghindar darinya, ada apa? Ayo cerita." ucap Giska.

"Kita belum pesan makan loh, Gis." jawab Ariani menyodorkan menu makanan yang ada disetiap meja disini.

Giska mengalihkan perhatiannya pada kertas panjang laminating yang ditunjukkan Ariani.

"Oh iya, hm-- aku pesan Ayam rica rica sama es jeruk saja. Kamu?" tanya Giska.

"Aku juga deh, yaudah aku yang pesan ya. Kamu tunggu sini ya." Ariani pun bangkit menuju kasir untuk pesan sekaligus membayar nya.

Saat sedang mengantri, Ariani merasa ada yang memperhatikannya, ia mulai melihat dirinya sendiri. Apa ada yang salah dengan pakaian yang ia kenakan? Atau ada hal lain?

Hingga tiba gilirannya, ia pun menuju kasir. Setelah selesai, ia diminta menunggu pesanannya dan kembali ke tempat duduknya tadi.

Sekilas ia melirik orang yang memperhatikannya. Seorang laki laki yang masih saja melihat kearahnya. Ia langsung membuang muka dan menuju Giska secepatnya.

Ariani duduk dengan tergesa. Giska yang sedang membaca pesan masuk di ponselnya, sampai terkejut. "Loh, kenapa Rin? kaget aku." ucapnya.

Ariani hanya menggeleng, "Hehe maaf ya, gapapa kok."

Giska memasukkan kembali ponselnya. "Ayo cerita. Jangan buat aku nunggu lagi deh," ucap Giska menaikkan kedua alisnya.

"Tapi aku bingung dari mana," kata Ariani sambil memainkan jarinya.

"Intinya dulu deh. Biar aku tahu dulu."

Ariani mulai menatap Giska, "Jadi aku itu--"

"Ariani ya?"

Tiba tiba seorang lelaki menghampiri mereka berdua, Ariani menoleh, dan menyadari pria ini yang sedari tadi memperhatikannya sehingga membuat ia risih. Tapi tadi lelaki ini memanggil apa--?

"Kamu Ariani kan?" tanyanya lagi.

Ariani terdiam. Seketika ia teringat siapa lelaki ini.

Bukan Dia Tapi KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang