3

20 2 1
                                    

Tiga plastik berukuran sedang, setia berada di tangan kanan dan kiri Liana. Hari ini ia memutuskan pergi ke pasar sendiri, karena anak dan suaminya itu sedang membantunya merapikan rumah. Ia akan membeli buah buahan pesanan kedua orang tuanya dan juga untuk keluarga kecilnya.

Karena jaraknya cukup jauh, ia memilih menggunakan transportasi angkutan umum. Dia sedang berdiri di halte, udara pagi menjelang siang sedikit membuatnya dehidrasi. Ia pun berniat merogoh dompet di tas kecilnya untuk mengambil uang dan membeli minuman, tapi tiba tiba saja salah satu kantung plastik nya robek, buah jeruk yang terlihat menggiurkan pun berjatuhan.

Seorang pria berada didalam sebuah mobil, ia sedang menepikan mobilnya untuk menunggu seseorang. Dilihatnya seorang wanita yang kesusahan mengumpulkan bawaannya yang jatuh, karena memang tidak ada orang disekitar wanita itu, ia pun turun dari mobil dan membantu sang wanita.

"Biar saya bantu, mba." ucap pria itu.

Liana pun menoleh sekilas dan tersenyum, "Terimakasih mas."

Setelah terkumpul, Liana pun mengarahkan pria tadi untuk memasukkan jeruk di plastik yang lain, sehingga plastik nya penuh dengan jeruk dan mangga.

"Terimakasih mas sudah membantu." ucap Liana lagi.

Pria itu tersenyum, "Sama sama mba. Lagi nunggu--"

Liana yang paham maksud pertanyaan pria itu tersenyum, "Iya saya lagi nunggu angkot. Tapi tumben banget lama,"

Pria itu hanya manggut manggut.

"Memang mba mau kemana, kalau boleh tahu." tanya pria itu.

Liana memperhatikan orang itu, tidak ada tampang jahat sepertinya. Astaghfirullahaladzim. Ia telah su'udzon.

Tapi dia sedang berada sendiri diluar, jadi bolehkah jika ia berjaga diri?

Liana hanya bergumam sebentar, tak lama ada seseorang memanggil pria itu.

"Raga!"

Kedua pasang mata itu menoleh, pria itu pun mengangguk pertanda mendengar panggilannya, panggilan dari seorang gadis.

Raga pun kembali menghadap Liana. "Saya duluan ya mba," sambil tersenyum ramah.

Liana tersenyum dan mengangguk.

Raga pun berjalan kearah mobilnya, gadis yang tadi memanggilnya menatap penuh curiga kearah Liana. Tidak ada senyum di wajah gadis itu. Begitu Raga tiba didekat mobil, ia langsung menaikinya.

"Anak muda," gumam Liana.

***

Masih bergelayut manja dilengan kekasihnya, gadis itu masih saja memanyunkan bibirnya.

"Hei masih marah?" tanya Raga.

Tanpa menoleh dan melepaskan tangannya gadis itu terdiam.

Raga pun tertawa pelan, "Marah tapi masih megangin aja tangan aku."

"Ini kan mall. Nanti kamu lepas lagi," ucapnya bete.

"Sudah dong, kita kan kesini mau beli baju buat kamu. Sebagai permintaan maaf aku. Aku kan juga tadi membantu orang sayang," ucap Raga sambil mengelus pelan rambut gadis itu-- Tiara.

Celana jeans panjang serta baju lengan pendek berwarna navy membalut tubuh ramping Tiara, serta rambut pirang nya dibiarkan tergerai begitu saja. Tas selempang kecil berwarna hitam berada di lengan sebelah kirinya, sedangkan lengan kanannya jangan ditanya, berada di apitan tengah bersama dengan lengan Raga.

Bukan Dia Tapi KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang