Sweetnes Coffee

543 59 1
                                    

Sadar . . .

Aku sadar . . .

Jika aku hanya bisa melihatmu dari jauh.

Aku sadar . . .

Jika selama ini kau tidak pernah melihatku.

Aku sadar . . .

Jika aku tidak akan pernah menjadi cintamu.

🌱🌱🌱

"Permisi, aku pesan Americano dengan 3 shot."

"Baiklah."

Ia menunggu di meja bar itu, melihat secara langsung proses pembuatan kopi. Dengan lincahnya tangan sang barista membuatnya.

Tapi, point penting dari segalanya adalah sang barista tampan itu. Dengan tambahan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, menjadi nilai tambah.

"Apakah prosesnya memang seperti itu?"

"Tentu, tapi rasanya akan sangat enak."

Ia tersenyum menanggapinya.

Dengan melihat nametag barista, senyumannya mengembang.

Lee Jeno ya . . .

Andai saja ini mimpi . . .

Aku tidak ingin bangun.

"Americano dengan 3 shotnya."

"Terima kasih."

Namun, senyumannya luntur karena kesempatan berbicara pada si barista hanya sampai disini saja.

"Anda baik-baik saja?"

"Eh- ah! Saya baik-baik saja. Ini uangnya, sekali lagi terima kasih."

Ia pun pergi tanpa menghiraukan panggilan si barista.

"Kesempatan seperti ini, apakah aku harus kemari setiap hari dan membeli kopi lagi? Tapi aku pasti dikira stalker.

Akh! Aku tidak tahu lagi . . ."

🌱🌱🌱

Keesokannya ia datang lagi, tapi kali ini ia menggunakan masker dengan topi.

"Anda ingin pesan apa?"

Ia menutup mata dengan rasa gugup, jangan sampai ketahuan oleh barista itu.

"S-saya pesan Americano."

"Baiklah, silahkan tunggu ya."

Ia duduk di depan meja bar.

Bisakah aku dekat denganmu?

Bisakah, kita mengobrol seperti teman dekat?

Apa bisa . . .

Ia menghela napas pelan, ia tahu perasaan ini tidak boleh hadir. Tapi mau bagaimana lagi.

"Americano!"

𝙊𝙣𝙚𝙨𝙝𝙤𝙤𝙩 𝘾𝙤𝙡𝙡𝙚𝙘𝙩𝙞𝙤𝙣 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang