Chapter 4

2.1K 111 9
                                    

RAJIN UP KALO FOLLOW, VOTE, DAN COMEN BANYAK.
_____________________________

Happy reading 💋

"Aku..." lelaki itu mengantung kalimatnya

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang perlu kamu lakukan adalah melakukan yang ku minta!" Lanjut lelaki itu

"Ke-kenapa aku harus melakukannya!" Kata Jisoo takut.

"Karena aku meminta mu, sayang!" Ucapnya lagi.

Jisoo berpikir sejenak, mungkin saja lukisan pohon tanpa bunga itu adalah kutukan. Yang mengunci lelaki itu disini, jika ia melukiskannya. Lelaki itu akan keluar, dan bisa jadi membahayakan semua orang di dunia ini. Tidak. Jisoo tidak bisa membiarkannya terjadi.

"A-aku tidak mau!" Tolak Jisoo.

"Maka kamu akan mendapatkan hukuman!"

Jisoo menelan salivanya takut, sedikit melirik ke samping. Menunggu waktu aman dan perlahan melangkah kesamping menuju pintu keluar.

"Tinggal sedikit lagi Jisoo, kamu pasti bisa!"

Saat akan sampai di depan pintu keluar, tiba-tiba saja semua pintu dan jendela tertutup rapat, terkunci.

"Tidak, tidak, kenapa tidak bisa dibuka!" Ucap Jisoo panik.

Berusaha membuka pintu kayu itu, tapi tidak bisa. Sial, apa yang harus Jisoo lakukan sekarang agar bisa keluar dari tempat ini. Sesuatu mendorong tubuh Jisoo ke pintu, kemudian mengunci tangan kanannya di belakang.

"Akhh... sakit!" Jisoo meringis sakit

"Mencoba kabur dari ku ha!" Ucap lelaki itu tepat di belakang telinga Jisoo.

Tubuh Jisoo langsung menegang. Ia tidak bisa menggerakan tubuhnya. Bulu romanya berdiri semua, keringat dingin mulai berjatuhan membasahi pelipisnya.

"To-tolong lepaskan aku!" Mohon Jisoo gemetaran

"Tidak bisa sayang, sebelum kamu melukiskan sebuah bunga di lukisan itu!" Ucap lelaki itu mengecup daun telinga Jisoo

"Ti-tidak aku tidak akan melakukannya!" Tolak Jisoo tetap pada pendiriannya.

Sial, kenapa deru nafasnya mulai menggebu. Apa yang sudah lelaki itu lakukan pada tubuh Jisoo!

"Apa kamu yakin!" Kata lelaki itu tersenyum licik.

Ia memasukan salah satu tangannya kedalam kaos Jisoo, merayap masuk ke dalam bra nya menuju dua gundukan kenyal itu.

"Asshh.. ja-jangan laku-kukan itu!" Kata Jisoo susah payah

Entah kenapa tubuhnya melemah, karena sentuhan lembut tangan lelaki itu.

Greb.. tangan Lelaki itu menangkup salah satu buah dada Jisoo, meremasnya pelan. Mengalirkan sengatan listrik ke seluruh tubuh Jisoo.

"Ja-ngan lakukan i-tu!" Nafas Jisoo mengebu dengan keringat yang sudah membanjiri wajahnya.

"Mendesahlah sayang, aku merindukannya!" Bisik lelaki itu sensual, sedikit kuat meremas buah dada Jisoo

"Ashhhss...!" Satu desahan berhasil keluar dari mulut Jisoo.

Lelaki itu tersenyum, suara desahan yang sangat ia rindukan akhirnya keluar juga.

"Jangan ditahan sayang, itu hanya akan melukai bibir mu!" Katanya memberi saran

Jisoo tidak memperdulika perkataan lelaki itu, sekuat tenaga ia menahan desahan laknat itu keluar dari mulutnya. Bodo amat bibirnya akan berdarah nanti.

Flower Ever After (Suho X Jisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang