Chapter 7 : dia juga mencintai

1.2K 181 20
                                    


《《《PRESENT》》》

Kedua lelaki berbeda tinggi badan itu saling tatap. Dalam menyelami keterpakuan pada apa yang mereka mulai. Semalam sebelum diri membawa larut dalam tidur Chanyeol meyakinkan diri ingin serius pada hatinya. Hari ini, ia akan mencoba berdamai pada perasaan menganggu kerja pikirannya selama ini. Semalam ia berharap pagi hari ini dimana ia akan memastikan sesuatu maka akan berjalan sesuai kehendak.

Namun sayang, sangat sayang anak di depannya tidak memberi Chanyeol ruang sedikitpun untuk membela perasaanya. Direcoki, dihujani, dimantrakan kalimat yang tak seberapa jauh dari tujuh hari lalu. Baekhyun tak mau memberinya sedikit celah menghela napas sekedar memuluskan kata-kata terbaik yang ia punya.

"Kau tahu apa Baekhyun! Bagaimana kau bisa seyakin itu mengatakan jika cinta akan datang dengan sendirinya, kenapa bisa semudah itu kau berkata Baekhyun!? Itu omong-kosong asal kau mau mengerti!" Baekhyun menggeleng, air mukanya tergores sakit. "Aku sudah memiliki kekasih. Dia Joy, aku..... "

Terpotong begitu saja kalimat yang ingin Chanyeol sampaikan. Anak itu menyentuh rahang tegas Chanyeol. Indera penglihatannya membendung air mata yang siap jatuh kapan saja. Dan itu terjadi kala Baekhyun menunduk demi menuliskan beberapa buah kata.

"Aku tahu Chanyeol tidak mencintai wanita itu. Aku tahu. Cukup cintai Luhan saja nanti. Sekarang memang Chanyeol belum mencintai Luhan tapi nanti pasti Chanyeol akan."

Terbaca dengan jelas Chanyeol meremas kertas tersebut. Lamat-lamat menatap Baekhyun bersama sebuah emosi. Kacau memikirkan betapa Baekhyun berhasil menempatkan ia pada posisi sesulit sekarang. Ia sedang ingin jujur, sedang mau bersahabat pada keadaan hati. Ia mau jujur bila bukan Joy bukan pula Luhan yang sedang atau akan ia cintai. Ia teramat mau jujur mengatakan ketika tidurnya diganggu untuk mengumpulkan keberanian semalam suntuk telah sejak lama mencintai seseorang.

"Aku sudah memiliki kekasih, dia wanita, namanya Joy. Aku memang tidak mencintainya. Kau benar. Aku juga salah, berpikir jika bersama wanita itu maka akan ada cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu," ujar Chanyeol. "Kau tahu karena apa Baekhyun? Faktanya aku sudah mencintai orang lain. Sejak lama, dan orang itu ada di kamar ini sekarang. Tepat di hadapanku, apa jawabanmu?"

Benar, apa jawaban Baekhyun? Bagaimana cara anak bisu itu akan menjawab? Tanggapan seperti apa yang akan diberikan? Chanyeol menunggu dengan tidak sabarnya.

Tetapi Baekhyun belum sempurna mencerna perkataan Chanyeol. Otaknya masih bermain-main dengan kata-kata Chanyeol. Kontradiksi antara pengakuan Chanyeol dan perasaan Luhan, juga perasaan yang selama ini ia sembunyikan rapat-rapat. Ekspresi wajahnya membingungkan, dahinya berkerut aneh, sedang sibuk berpikir ia dalam ketidaksuaraan.

Tapi sayangnya, keterdiaman Baekhyun yang seperti itu, diiringi ekspresi banyak arti di wajah manis itu menimbulkan jawaban lain dalam otak Chanyeol. Chanyeol tersesat pada ketidakpastian dibiarkan miskin dalam harapandan membuat hatinya sakit.

Baekhyun menolaknya. seperti itu yang ia tangkap saat melihat ekspresi anak tersebut. Baik, cukup adil bagi Chanyeol, sebagai pria yang mengurung perasaanya selama ini. Mengkhianati kata hatinya lalu sekarang dibalas sebuah penolakan. Mungkin ia satu-satunya yang hampir gila dengan perasaan aneh itu selama ini.

Selang kemudian Baekhyun berhasil mengolah ucapan Chanyeol, menemukan diri bukan berada dalam bayang-bayang imajinasi semu. Berubah rautnya, kaget wajahnya, tak percaya ekspresi ia keluarkan. Jika benar Chanyeol mencintainya, bukan sebuah candaan. Sungguhkah? Ini semua bukan mimpi? Bolehkah Baekhyun berharap? Dengan itu, Baekhyu ingin penjelasan lebih dari yang Chanyeol ucapkan. Mendekati lelaki yang tujuh tahun lebih tua darinya, memegang tangan si besar, menunjukkan tatapan memohon. Memohon untuk Chanyeol menjelaskan apakah sungguh-sungguh ia mencintai dirinya.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang