《《《PRESENT》》》
Luhan berdiri tegap, di depannya sebuah pintu kayu berbahan jati. Cahaya sekitar terang benderang, seolah-olah terik matahari sendiri yang tengah menerangi. Pintu di depannya tak asing dalam ingatan. Ia mengenal betul siapa yang selalu berada dibalik sana. Bukan sesuatu yang menarik perhatian, tak ada pula kepentingan serius untuk menyaksikan pintu yang menutup rapat. Seharusnya ia abaikan saja namun sesuatu teramat memaksa diri membuka daun pintu tersebut, ada yang menggerakan tangan memutar kenop sehingga pintu terbuka lebar. Luhan tahu bahwa bukan kehendak hati ingin melangkah melewati bibir pintu. Dan begitu ia berhasil masuk, adalah perih yang menyambutnya sebagai tamu. Tungkainya goyah, air mata meluncur mencipta jalur turun menetes jatuh begitu berada di ujung dagu.
Dengan mata telanjang ia menyasikan Chanyeol memeluk seseorang, sangat erat. Chanyeol berbagi ciuman dengan sosok tersebut, sangat dalam. Sakit, apalagi setelah berciuman mereka beradu pandang, saling melempar senyum terlampau manis. Mengejeknya yang tengah menangisi kebenaran pengkhianatan, atau lebih spesifiknya kebenaran Chanyeol telah serius diambil orang lain.
"Chanyeol...." lirih Luhan.
Bukan hanya Chanyeol, seseorang itu juga berbalik mendengar panggilan sarat kepedihannya. Bukan sebuah simpati pun sesal, keduanya malah memberikan ejekan lewat senyum kemenangan. Luhan meraba dada mencari letak jantung, detaknya berantakan sebab dihimpit sesak kagagalan. Tangan kirinya terentang kedepan berusaha mengapai Chanyeol. Ia mendekat Chanyeol menjauh. Satu langkah maju diambil Luhan maka dua langkah mundur yang Chanyeol ambil, sosok dalam pelukan Chanyeol tertawa senang, Innocent menatap, rasa bersalah tak sosok itu perlihatkan. Luhan ingin marah bersama tangis namun tenggorokannya terhimpit kenyataan, ia hanya anonim yang kalah dalam kasus ini. Sehingga Chanyeol menghilang dari pandangan begitu saja, cepat seperti kedipan mata. Ia ditinggalkan, ia meraung, memohon untuk dikembalikan. Suaminya, Chanyeol tolong dikembalikan. Keadaan yang terang benderang tetiba berubah gelap gulita. Cahaya yang seolah-olah milik matahari tadi hilang.
Dua cahayanya telah hilang.
Luhan tersentak, kelopak mata terbuka lebar, memberi jalan memperlihatkan bola mata bening hitam kelam. Gelagapan meraba pipinya, jejak air, berasal dari mata turun membasahi kemudian terserap pori-pori bantal. Di sampingnya masih lelap Chanyeol tertidur, hampir terisak mengingat apa yang baru terjadi. Mimpi. Mimpi buruk tentang kehilangan. Sangat buruk, menyakitkan pula.
Chanyeol dan matahari hilang. Dua cahayanya.
Pada pagi harinya Luhan berdiri di depan sebuah kamar. Pintu yang ia hadapi tertutup rapat. Pula membuka pintu tersebut dan masuk kedalamnya. Kiranya bunyi kenop pintu diputar dari luar dan langkah kaki Luhan menyadarkan sang pemilik kamar. Baekhyun. Tengah serius mengatur ranjang tidurnya, memperbaiki tata letak seprei, selimut juga bantal. Baekhyun bertindak polos seperti biasa. Cerah menerima kedatangan Luhan, Ia mengambil pena dan buku catatannya, menulis sesuatu. Belum langsung ia berikan hasil tulisannya, menunggu dulu Luhan selesai menginvasi setiap sudut kamarnya. Melihat kanan, kiri, atas serta bawah seperti tengah memastikan sesuatu. Setelah puas Luhan pun menjatuhkan tatapan pada Baekhyun. Saat itulah catatan diterima Luhan.
"Luhan-nie pagi. Apa tidur Luhan-nie nyenyak?" terbaca.
Luhan menggeleng. "Semalam aku bermimpi buruk. Buruk sekali," jawabnya. Baekhyun sedikit memiringkan kepala, rautnya terdapat tanya. "Di dalam mimpiku seseorang sangat berani merebut Chanyeol. Orang itu dengan tidak tahu dirinya mengambil cintaku Baekhyun," lanjutnya sambil meremas kertas ditangan.
Menunjukkan simpati besar Baekhyun bergerak ingin mengusap lengan kembarannya. Memberitahukan itu hanya mimpi. Tidak benar Chanyeol akan diambil mimpi hanya mimpi. Tetapi tersisa dua senti jarak menyentuh kulit Luhan tangannya terlebih dulu dipukul menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE]
FanficAkibat 'kebodohan' di masa lalu Baekhyun diasingkan dari hangatnya dekapan keluarga. Hidupnya berputar hanya tentang menebus dosa, dosa yang ia torehkan kepada kembarnya. Miliknya pergi, bahkan cintanya ia biarkan pergi demi penebusan dosa. Baekhyun...