Pemuda penuh pesona di muka pintu mendekat, lantas duduk di tepi tilam dimana tengah terlelap puan jelita.
Tubuh tegap nan gagah merunduk guna mengecup ranum merekah. Merayu sepasang kelopak untuk memamerkan lensa berserat karamel.
"Selamat pagi." sapa Namjoon dengan volume rendah yang dibalas garis manis kesukaannya.
Jemari lentik Hae menjamah cekungan yang ada pada paras rupawan Namjoon. Balas menikam jelaga legam teduh milik sang tuan.
Namjoon-nya datang.
Paginya selalu sempurna. Hae bersyukur tiap paginya Namjoon selalu datang, tapi pun akan pergi saat petang datang.
Hening menyelimuti keduanya. Hae sudah duduk dan memilih menikmati pahatan sempurna yang Tuhan wujudkan serupa Namjoon. Bagaimana telapak besar pemuda itu membelai surai panjangnya dengan lembut, juga peringai sederhana yang mampu membuatnya merona.
Namjoon tahu betul dirinya.
"Berapa lama lagi kau mau menatapku?" jemari Namjoon menyelipkan anak rambut Hae ke belakang telinga.
"Selama yang aku bisa, Joon." sungguh Hae tak berbohong akan kalimatnya, tapi gema renyah Namjoon jadi jawaban selanjutnya.
"Pai atau apel?"
"Apel," selimut disingkap, "Kau kurang bersahabat dengan peralatan dapur." kini giliran Hae yang terkekeh tanpa ada protes dari Namjoon, karena memang benar adanya.
Sebelum menggapai daun pintu Hae berbalik, hampir membuat tubuh besar Namjoon menabraknya.
"Ada apa?"
"Joon, buku bacaanku habis."
Namjoon tersenyum manis, "Aku punya banyak, ayo."
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
*:.。. .。.:*・゜゚
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi | KNJ
Fanfiction[ S E L E S A I ] Padamu pemilik palung jelaga dimana aku tenggelam dan endap di dasarnya, kembalilah saat jingga menjemput. ⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀