[10+1]

178 14 1
                                    

Sebelumnya aku mau Minta maaf ya guys, kalian mungkin juga belum tau aku aslinya gimana---kecuali yang emang dekat! Sama aku.

Aku pengen bikin book ini tamat di chapter 14:)

Mau aja gitu punya book yang emang episode nya dikit; banget.

Tapi gak di pungkiri juga kalo aku suka banget book ini, jadi apapun Kalimat yang aku tulis dan revisi di sini aku selalu merasa puas sama update nya. Aku bikin karakter nya yang emang mungkin udah banyak, baik antagonist maupun protagonist.

Jadi maaf ya kalo misalnya ini cerita agak aneh(?) Kalo kalian baca dengan teliti. So, aku bahagia masih ada yang baca book ini. Dan aku sudah putuskan ya :3

•∩o∩o∩•
















































Ramaikan kolom komentar ya😘



































































Ctek!

Kompor di matikan, ceret di angkat. Menuangkan air yang telah mendidih kedalam gelas berisi susu secukupnya, lalu kembali di simpan. Mengaduk dengan santai tanpa memperhatikan sekitar, sangat menikmati hingga fokusnya terganggu dengan lintasan obrolannya dengan pria putih di taman.

"kau bisa simpulkan sendiri , sahabat atau teman hanya akan menemanimu dikala Mereka butuh bantuan. Tapi jika sudah puas dan semuanya selesai" ada jeda yang cukup lama, karena pria putih masih setia meneguk jus apel di dalam botol.

Menatap nya dengan penuh intimidasi sebelum terkekeh dengan suara berat yang begitu terdengar menakutkan di telinga nya.

"kau akan di campakkan! Seburuk apa pun masalah mu, Mereka tak akan pernah peduli. begitupun Kim Taehyung, ck. dia bajingan jika kau ingin tahu" lalu pergi meninggalkan nya dengan pemikiran berkecamuk ribut.




"Ashh!" kaget nya Kala merasakan punggung tangannya membentur ceret yang masih terasa panas, perlahan kukitnya memerah, menampilkan luka bakar. maka dengan segera ia membuka keran, membiarkan tangannya terbasuh air agar sakitnya sedikit berkurang.

Tapi sayang, pemikiran nya tetap pada obrolan yang bisa di bilang sebagai percakapan singkat tanpa ekspresi sedikitpun. membuatnya kembali berfikir, apa orang itu memiliki hubungan dengan sahabat nya? Atau hanya iri dengan persahabatan dirinya dan pria tan yang hampir menginjak 5 tahun?

Ia menggeleng, kenapa selalu memikirkan Taehyung! Kenapa di saat menjauh pada pria itu justru dirinya malah semakin teringat! Ini sangat tak elok, dirinya tak suka. maka dengan keberanian ia menghubunginya. Berharap rasa yang selama ini di tahannya bisa tuntas walau hanya setengah atau mungkin sedikit saja.

"well, buat semuanya mudah, aku tak ingin menjadi pria yang di bodohi dengan rasa penasaran"




















.,.,.,.,.,.












Taehyung Mengernyit Kala ponselnya bergetar dengan ribut, membuat fokus nya pada pekerjaan di atas meja sedikit terganggu. Menatap layar ponsel yang membuatnya terkejut, Astaga!

menggeser tombol hijau, menempelkan sipipih lalu tersenyum lebar mendengar namanya di debut dari seberang Sana.

“ya, sepertinya aku tak terlalu sibuk” kurva indah dengan lengkungan garis menawan menjadi pelengkap suasana hatinya.

“uhm, aku akan segera kesana, tunggu sebentar ne” semangat nya ketika mendengar kekehan kecil di seberang Sana.

Membereskan mejanya, ia segera terkemas dan bergegas menuju lokasi, di mana orang yang kini membuatnya tersenyum menahan rasa bahagia menunggu nya. Terhitung sudah cukup lama dirinya di jauhi orang itu, maka untuk pertama dalam kediaman dan jeda komunikasi, dirinya begitu exited mengetahui telfon dan di anak itu yang mengatakan ingin bertemu dengannya.

“aku tahu, kau tidak akan bisa melupakan ku” gumamnya.

















.,.,.,.,.,.,.,.,.












kedua Pasang mata itu saling Menatap satu sama lain, keduanya terhanyut dalam kediaman luar biasa. Saling menyipit kan mata tanda mengintimidasi, selama beberapa menit ini, belum ada percakapan yang penting selain kekehan dan candaan yang membuang waktu.

“jangan bertele-tele, katakan saja semuanya padaku, dan apa maksud mu mengajak ku bertemu setelah menjauhi Ku, lalu kembali bertemu seperti ini?, aneh sekali karena ini sebenarnya tidak termasuk kedalam style ku; bukan gayaku” dingin nya.

Si manis yang kini terkekeh pelan menatap lawan bicaranya miris, ah benar, dirinya menjauh lalu sekarang mendekat. apakah ini sama dengan menarik ulur kesabaran (?).

Menumpu tangannya di atas meja, Menatap obsidian tampan yang kini menjadi fokus utamanya. Ia tersenyum.

“aku mencintaimu, apa itu terasa aneh?” ucapnya tiba tiba.

Pria dengan senyum tampan nya sedikit terkekeh, entah angin dari Mana. Yang jelas dirinya merasakan adanya kejanggalan dalam suasana yang terbilang mencekik emosi ini. menaikkan sebelah alis Kala tangan halus si Manis menyentuh punggung tangannya lalu Mengusap jempol di atas urat punggung tangan.

“katakan Jika ini bodoh, namun apa kau tahu? Jika cinta bisa datang tanpa di pinta” ucapnya halus, bahkan pupil matanya bergerak penuh harap menatap pria di hadapan nya.

Menyentak dalam diam, pria dengan surai legam itu kini menatapnya dingin. menghunus tajam bagai anak panah, membuat jiwa kecil dalam tubuh si manis meronta ribut. menghela nafas Kala si manis mulai menggenggam kembali tangannya, ia berdecak malas.

“lupakan pertengkaran kita, Mari hidup bahagia dan ku harap kau mau menerima keputusan Ku Kali ini”

Ia Mengernyit, bagaimana semua ini terjadi. Bahkan tujuan utamanya bukan ini, lalu apa yang di lakukan oleh si manis? Apakah ini tidak janggal?

“aku akan memikirkan nya” balasnya lalu beranjak dan pergi tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir nya. bahkan si manis hanya terkekeh dalam diam menatap punggung lebar itu menjauh.

Perlahan bulir bening menetes, dengan isakan pilu yang mulai muncul. ya, pria itu harus memikirkan semuanya. membuat keputusan atas permintaan nya yang tiba tiba. Membuatnya sedikit tergugu dan merasa sangat bersalah. Karena di sini, ia mengambil Jalan  dengan rasa emosional nya, juga keegoisan dari sifat manis yang begitu bersih terpampang menutupi kesedihan nya.

“maaf, hiks. aku mengkhianati kesepakatan kita”







































































“karena aku mengetahuinya”







TBC

Aku gak ada niat mengecewakan, tapi merasa book ini akan tamat Membuat kepala Ku pusing. ya, alurnya kaya cocok banget di terusin sampe episode nya banyak. tapi kan, aku gak ngerti lagi sama sisi emosiku. Yang kadang egoisme nya keluar tanpa di harapkan:"))

Aku sayang kalian, gak tau deh kalian sayang aku apa enggak :(

AnathemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang