•••••••

83 10 0
                                    

Boo! Baca lagi, kalo bosen bilang ya :)



















°°°






kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran.





°°°



Merentangkan tangan dengan wajah sumringah, angin menerpa wajahnya. Bibir tipis dengan warna peach itu tertarik oleh pergerakan otot pipi, menikmati sensasi Segar yang di terima oleh tubuhnya.

“senang?” tanyanya sembari menatap Lekat wajah manis sahabat imutnya.

Pemuda manis mengangguk tanpa membuka mata atau berniat merubah posisi. Sangat nyaman, dan dirinya tak mau berpindah.

“Ada restaurant kecil yang menjual kentang dengan tiram bakar. Apa kau mau?” dengan wajah tenang ia bertanya, pakaian kasualnya begitu menarik perhatian.

Menoleh dengan senyuman, ia mengangguk. Libur kuliah nya lumayan panjang, sangat cocok jika di gunakan untuk bersantai. Merapikan tataan rambut, ia terkekeh manis ketika terbesit rasa senang yang membuncah pada hatinya.

Dengan senyuman pria tan melangkah menunjukkan Jalan, terlihat tenang dengan kedua tangan bersarang dalam saku celana pendeknya, kemeja dengan ukuran besar ia gunakan, dan dalaman Kaos putih serta topi dari Wall bertengger di kepalanya.

Si manis mengekori, langkahnya begitu tenang. Matanya fokus menatap Jalan dengan tangannya yang saling bertaut dan menggosoknya kuat; udara dingin di pinggir pantai mempeangaruhi tubuhnya hingga genggaman tangan yang terlihat lebih besar juga hangat menyadarkan nya.

Matanya Menatap Lekat pupil tajam yang menawan, senyum kotak terpatri dalam jangkauan dekat.

“jangan cemberut begitu, Kookie akan terlihat jelek ”ucapnya menggandeng tangan lembut nan terlihat mungil jika di sandingkan  dengan tangannya itu erat.

Setelah wajah pria tan berpaling ia hanya mampu tersenyum, hatinya menghangat dengan desisan euphoria bergemul begitu abstrak.



‘aish! Dasar sialan!’ kekehnya dalam hati dengan pipi yang memerah.







.,.,.,.,.,.








Mendudukan bokong nya di atas kursi panjang dengan meja panjang sebagai pelengkap, ia menatap sekeliling yang begitu ramai. Nanya tirus juga berdatangan ke Mari, pandai jeju memang menyenangkan. Selain bersih, darah ini terbilang strategies bila di jadikan ladang uang.  usapan pada tangan membuatnya menoleh, mendapati sahabat nya berdiri dengan senyum tampan yang terarah padanya.

“Jungkookie manis, aku akan memesankan untukmu. tunggu sebentar ya”ujarnya lembut.

Jungkook mengangguk dengan senyum nya, melambai ketika sahabat nya mulai menjauh dan berjalan menuju sumber untuk memesan.

Memainkan jemarinya pada atas meja, bibirnya Mengatup dengan dengungan kecil sebagai senandung peneman sepi.

“boleh aku duduk di sini?”

Ia mendongak, orang yang kini berada di hadapannya begitu asing walau terlihat manis dengan raut wajahnya yang bersahabat, juga tampilannya sedikit humble(?) Juga kasual yang amat menawan. dirinya mengangguk polos ketika orang itu tersenyum padanya.

Jungkook sangat ingat pesan Imo Kim(NY kim; mama Taehyung). bahwa ia harus sopan pada siapapun, termasuk orang baik(?). Mencoba menerapkan walau itu sedikit sulit baginya.

AnathemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang