🎵Bentuk cinta - Eclat🎵
Pernahkah kau bertanya
Seperti apa bentuk air tanpa wadah?
Pernahkah kau mengira
Seperti apa bentuk cinta?Rambut warna-warni bagai gulali
Imut lucu walau tak terlalu tinggi
Pipi chubby dan kulit putih
Senyum manis gigi kelinciMembuatku tersadar bentuk cinta itu
Ya kamuGenjrengan gitar mengakhiri lagu yang ia lantunkan barusan. Bentuk cinta. Satu lagu yang memiliki arti tersendiri bagi Adrian.
Dengan lembut Adrian menatap Alia yang masih setia memejamkan mata, menikmati acara ngamen dadakannya barusan.
"Buka mata lu, jangan kebablasan!" Sungut Adrian lalu menimpuk Alia dengan bantal yang ada di hadapannya.
"Ihh kasar! Gua kan menikmati, harusnya lu bangga gua mau dengerin nyanyian bujang kasmaran kek lu!" Alia membalas Adrian dengan melempar bantal yang tadi sukses mengenai wajahnya.
"Sendirinya kasar, sini lu kalo berani!" Tantang Adrian sambil meletakkan gitarnya di sebelah ranjang.
"Oh nantangin? Lu pikir gua takut?"
Terjadilah perang bantal yang sengit. Tenaga Adrian tidak main-main, Alia sendiri dengan gesit menggebukkan bantalnya ke badan Adrian bertubi-tubi.
Setelah sadar dengan kelakuan kekanakan mereka, perang bantal itu berakhir. Skor seri. Badan mereka limbung di kasur empuk Adrian. Memandang langit-langit yang berlukiskan angkasa, hasil karya tangan Adrian.
"Keren banget sih, kayak asli." Puji Alia jujur, lalu menjulurkan tangannya, seakan ingin menggapai.
"Adrian gitu loh, tangan seniman. Gak kek lu, tangan kek palu Thor, bawa bencana mulu." Sombong Adrian, tanpa melirik ke arah Alia.
"Ngajak berantem lagi?" Alia menggelitik badan Adrian, hingga si pemilik death glare itu meminta ampun.
Lagi-lagi permainan mereka terhenti, kembali merebahkan badan di permukaan empuk. Menatap langit-langit, dan menikmati hembusan angin malam dari jendela kamar Adrian yang sengaja Alia buka.
"Lagu tadi enak banget loh," puji Alia lagi, mengagumi kemampuan mengamen Adrian yang tak diketahui oleh orang lain.
"Ya enaklah, kan gua pake perasaan,"
Alia membalikkan badannya menjadi tengkurap, menatap wajah Adrian lekat. "Jujur deh, lu lagi kasmaran kan? Siapa tuh orangnya? Kasih tau lah, jangan pelit-pelit!"
'nggak peka banget sih' batin Adrian, masih memandang angkasa buatannya. "Rahasia" jawab Adrian singkat tapi Alia paham, membuat Adrian buka mulut itu memerlukan usaha yang keras.
"Bentuk cinta. Menurut lu, cinta itu bentuknya kayak gimana?" Tanya Alia penasaran.
"Menurut lu sendiri, cinta itu bentuknya kayak gimana?" Adrian balik bertanya.
"Emmm, gua ga yakin sih, tapi kalo menurut gua cinta itu garis. Awalnya cuma titik-titik kenangan ngga berarti. Lalu gabung jadi satu, menjadi garis. Garis itu cinta, bisa ngebentuk apapun. Bisa jadi jelek, bisa jadi bagus. Kayak gambar-gambar lu yang awalnya cuma garis. Tapi kalo ngegabungin garisnya bener ya bakal bagus."
Adrian terkekeh mendengar jawaban Alia, terdengar lucu tapi penuh emosi. Sesaat menatap angkasa lagi, lalu menutup mata menggunakan lengannya. Memilih kata yang tepat untuk mendeskripsikan bentuk cinta.
"Kalo menurut gua, cinta itu lingkaran. Kayak papa, mama, sama gua. Hidup mama mempengaruhi gua sama papa, hidup papa mengaruhin mama sama gua, begitupun hidup gua yang mengaruhin hidup mereka. Lingkaran cinta. Dimana kita nggak bisa egois kalau sudah berhubungan, karena hidup kita saling memengaruhi."
Adrian mengubah posisinya menjadi tengkurap seperti yang dilakukan Alia. Menatap ke luar jendela, ada angkasa sesungguhnya di luar sana.
Ada bulan ada bintang. Bulan seperti lingkaran cinta seperti yang dikatakan Adrian, dan bintang seperti titik-titik yang menjadi garis cinta menurut Alia.
"Garis dan lingkaran" gumam Alia lirih sebelum meletakkan kepalanya di atas bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis dan Lingkaran
Teen Fiction"Menurut lo, cinta itu bentuknya kayak gimana?" Bagi mereka, cinta itu sekedar garis dan juga lingkaran