part 4

1.9K 222 14
                                    

'kenapa ya, yang patahin impian gue malah orang tua gue sendiri?'

-Un Choix-
.
.
.


Selamat membaca🌚
.


.
.

°°°


"Kak, besok kalo udah besar kita kesini kan?"

"Sekolah yang pinter dulu biar bisa kesini" ucap gadis perempuan yang dikuncir kuda itu.

Seorang wanita berpakaian rapi berjalan menghampiri kedua anak yang sedang duduk di taman itu.

"Sedang ngelihatin apa?"

"Ini ma" jawab gadis itu dengan menunjukkan foto kota Tokyo.

"Nanti kalo udah besar, Dareen mau sekolah disini"

BRAKKK!!

"MAA!!" Teriak Dareen kecil saat foto yang ia letakkan di dalam figora itu dilempar oleh mamanya.

"Inget ya, gak usah mimpi mau kesini! Lagian mau pake uangnya siapa! Mimpi gak usah ketinggian, syukur-syukur kalian berdua masih kami sekolahkan"

---

"FAKK!" teriak Dareen frustasi.

Ya, mimpi itu lagi.

Entah apa yang sedang Tuhan rencanakan untuk Dareen. Saat sedang berada di kelas 12, dimana ia harus fokus untuk belajar, ujian selalu datang pada dirinya.

Dari penyesalan prilakunya pada Clarissa, hingga masa lalunya berputar kembali.

Mengapa menghapus kenangan pahit sangat susah?

Dareen sudah mencoba banyak hal, menyibukkan diri, mencoba banyak hal baru, bersenang-senang dengan teman-temannya. Namun tetap saja, ingatan itu masih terngiang-ngiang di kepala.

Bolehkah Dareen bertanya pada penciptanya, mengapa takdirnya seperti ini?

Mengapa dia dilahirkan dalam keluarga ini?

Dan mengapa setiap hari masalah silih berganti menghampiri dirinya?

Sudahlah..

°°°

Satya melihat adiknya yang sedari tadi hanya melamun menatap kejalan.

"Lo kenapa sa"

"Gapapa"

Susah sudah jika seorang perempuan berkata demikian. Satya akhirnya diam saja. Mungkin Clarissa tidak ingin menceritakannya dulu untuk saat ini.

"Lo suka sama Navya?" Tanya Clarissa.

"Gak usah dijawab gapapa, gue cuman mau bilang, kalo lo sayang sama dia, jaga dia. Gue belum pernah lihat dia nangis, awas aja sampai dia nangis gara-gara lo!"

Un Choix [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang