Entah karena cuaca yang bersahabat, atau memang matahari di kota dan pedesaan yang terlihat berbeda. Di dalam kamar, cahaya matahari masuk lewat jendela tepat ke arah mata sang omega.
Seokjin sang omega mengeluarkan suara pelan, tidurnya sangat nyaman sampai rasanya ia tak ingin bangun. Sudah sangat lama sejak terakhir kali ia tidur lebih dari 6 jam. Seokjin menatap jam tangannya, masih pukul 8, saatnya sarapan.
Pemuda berparas cantik itu menuju dapur sekedar untuk mengunyah sereal yang ia bawa jauh-jauh dari Seoul. "Um, apa kami akan bertemu?" Seokjin menggaruk perutnya, setelah makan ia mulai memanaskan tubuhnya. Sebenarnya rencana awal Seokjin adalah untuk menikmati udara segar khas pedesaan, tapi bidangnya tak mengijinkan ia untuk beristirahat. Bedanya, di rumah sakit ia di tuntut untuk mengobati pasien dan kali ini ia memutuskan untuk mencari werewolf itu—memang karna niatnya.
Seokjin sudah mempersiapkan semuanya, ia sudah bertanya pada orang-orang sekitar, walau mereka tak mengijinkan ia masuk sendirian tapi kekeras-kepalaannya sangat menguntungkan kali ini.
Tanpa rasa takut ataupun gugup, Seokjin menginjakan kaki melewati dua pohon besar.
"Apa dia akan muncul?" Seokjin bisa saja mencari werewolf itu dengan penciuman tajamnya, tapi sudah 5 tahun ini ia tak berubah menjadi serigala. Beberapa hal memang berubah.
Seokjin mendudukkan bokongnya di atas tanah, menyandarkan punggungnya di batang pohon yang keras namun nyaman. Dia menutup matanya, belum terlalu lama sampai suara ranting patah masuk ke telinganya.
'Dia disini'
Seokjin dapat mencium bau werewolf, sangat kuat, pasti dia di sekitar sini. Benar saja, ketika Seokjin mulai berdiri, seekor serigala berwarna hitam keabuan muncul didepannya. Dia pasti sudah tau siapa Seokjin sebenarnya, makanya dia berani untuk menampakkan diri.
'Alpha'
Seokjin dapat mencium bau pheromons dari tubuh serigala itu. Tidak biasanya seorang alpha sendirian, pasti ada kelompoknya, tak mungkin dia sendirian. Seokjin menatap tajam sekeliling jaga-jaga ada werewolf lain di sekitarnya, ia tak bisa berubah, jadi dia harus tau keadaan agar bisa menyelamatkan diri.
'Dia sendirian, tak mungkin' Seokjin merasa tenang sekaligus sedih. Seekor serigala didepannya yang seharusnya memimpin saat ini tak punya kawanan.
"Tenanglah, aku akan membantumu" Seokjin mulai mendekati werewolf itu, semakin dekat sampai mata mereka bertemu. Sebuah perasaan aneh menjalar di tubuhnya. Tidak mungkin.
Tangan halus Seokjin mulai menyentuh kepala sang serigala, bulunya sangat halus, sudah lama ia tak menyentuh bulu serigala.
Serigala itu mendekatkan tubuhnya pada Seokjin, seperti ingin Seokjin mengikutinya.
"Aku akan ikut tapi jangan berlari" Perlahan ke dua werewolf itu berjalan, langkah mereka beriringan. Seokjin terus memperhatikan sekitar, hutan memang sangat indah di siang hari, tanpa sadar salah satunya memperhatikan hal lain.
Matahari semakin meninggi, perlahan cahaya matahari masuk melewati celah dedaunan dan pepohonan tinggi. Seokjin memusatkan tatapannya pada seekor serigala di sampingnya, bulu halusnya nampak berkilau terpantul cahaya matahari, sangat indah. Seokjin sendiri sudah lupa warna asli bulunya, sudah sangat lama. Senyum itu terukir walau artiannya bukan seperti yang orang pikirkan.
Seokjin tak sadar kalau mereka mulai memasuki sebuah kawasan hutan yang, indah? semakin ke dalam semakin jelas. Didepan sana ada sebuah gerbang besar yang menjulang tinggi, dan ketika mereka masuk, mata Seokjin langsung menampakan sinar. Dia kagum, di hutan ada sebuah mansion yang sangat besar, sudah agak tak terurus tapi masih terlihat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lykhánthropos [Namjin]
FanfictionSeokjin yang tak percaya masih ada manusia serigala liar yang tinggal di hutan, suatu hari pergi mengunjungi Ilsan, menginap di sebuah desa yang masih terkurung pegunungan dan hutan lebat. Disana Seokjin bertemu seorang Alpha 'liar' yang sialnya san...