play lagu sedih andalan kalian. apa aja
HAPPY READING!
Jakarta, 29 November 20**
Halo, Tama.
Maaf mengganggu waktumu hehe. Bagaimana kabarmu hari ini? Aku harap kamu baik-baik saja ya, Tam. Di surat ini, aku ingin mengucapkan sepatah dua patah kata. Maaf aku terlalu pengecut untuk bertemu denganmu, aku hanya... takut menangis lagi dan lagi.
Maafkan keputusanku, Tama. Kalau kamu berpikir aku baik-baik saja setelah peristiwa menyedihkan lalu... kamu salah. Aku pun merasakan sakit, perih, dan sesak seperti yang kamu rasakan. Tapi, keputusan yang aku ambil adalah keputusan terbaik untuk kita dan keluarga kita, Tama.
Maaf kalau aku egois, ini juga untuk kebaikanmu. Aku tidak ingin Tuhanmu marah karena kamu mencintai seseorang yang bukan hamba-Nya. Maaf jika kamu tersakiti dengan keputusanku, tapi jika kita paksakan untuk terus berjalan berdampingan, itu akan lebih menyakitkan lagi. Maaf membuatmu mengeluarkan air mata karena keputusanku.
Tama... kamu tahu kan, Tuhan memberikan kita kesempatan bertemu itu hanya untuk menge-tes diri kita masing-masing. Apakah kamu setia dengan Tuhanmu, apakah aku setia dengan Tuhanku. Dan ketika Tuhan tahu kita memaksa untuk bersama, Tuhan marah hingga Dia memisahkan kita.
Aku mohon jangan menangis lagi. Kamu berhak bahagia dengan wanita lain, bukan denganku. Carilah wanita yang 'sama' denganmu, jangan yang berbeda sepertiku. Aku tidak ingin kamu tersakiti lagi, cukup aku saja yang membuatmu tersakiti.
Tama, terima kasih untuk dua tahunnya. Selama ini aku merasa senang bisa bersamamu meskipun hanya sebentar dan pertemuan kita yang tidak terduga haha. Terima kasih karena sudah mau berjuang untuk hubungan kita. Terima kasih untuk semuanya, Tama. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu.
Sampaikan maafku pada Ryuma. Maaf karena sudah membuatmu merasa jengkel tiap kali bertemu denganku. Maaf sudah membuat kalian bertengkar hanya karenaku. Maaf karena sudah merebut Tama darimu. Ryuma, aku sayang kamu seperti aku sayang pada Yoenya. Kamu sudah aku anggap seperti adikku, walau kamu tidak mau mengakuiku.
Tama, bilang pada Ryuma, aku senang bisa diberi kesempatan bertemu dengannya walau ia membenciku. Aku paham mengapa Ryuma membenciku, ia hanya ingin yang terbaik untukmu, Tama. Tolong jangan membenci Ryuma karena aku meninggalkanmu, ia hanya ingin kamu tidak tersakiti lagi, Tama.
Sampaikan juga maafku pada Ayah Jaf dan Bunda Yuni. Bunda, ayah, maaf sudah membuat Tama sakit hati. Maaf sudah membuat Tama dan Ryuma bertengkar karena Ica. Bunda, maaf karena selalu membuat bunda khawatir pada Tama setiap kami bertengkar. Ayah, maaf karena sudah membuat hubungan Tama dan Ryuma retak karena Ica.
Bunda Yuni, Ayah Jay, terima kasih karena sudah menerima Ica dengan tangan terbuka. Terima kasih karena pernah merestui hubungan Ica dan Tama. Terima kasih karena pernah hadir di kehdupan Ica walau Ica selalu membuat Tama sakit hati.
Bunda Yuni, Ayah Jaf, Ica sayaaangggg banget sama bunda dan ayah. Bunda Yuni dan Ayah Jaf sudah Ica anggap seperti orang tua kedua Ica hehe. Bunda, Ica bakalan kangen banget sama masakan bunda yang enak banget. Ayah, Ica bakalan kangen banget sama cerita ayah tentang masa kecil Tama dan kita ketawa bareng di ruang keluarga ditemani camilan yang bunda kasih.
Ryuma, aku sayanggg banget sama kamu seperti aku sayang ke Yoenya. Aku bakalan kangen banget sama omongan sinis kamu setiap ngomong sama aku. Aku bakalan kangen banget sama tatapan galak yang selalu kamu tunjukkan setiap lihat aku.
Tama, aku sayaaannngggggg banget sama kamu. Aku bakalan kangen banget nemenin kamu shalat Jumat, bawain kamu jajanan setiap lembur nugas, video call tiap malem sama kamu, teleponan sampai salah satu di antara kita ada yang ketiduran, ngerawat kamu saat sakit. Semuanya. Aku bakalan kangen sama semua kebiasaan kita selama dua tahun bersama.
Tama, saat membaca ini jangan menangis ya. Karena aku tidak bisa menghapus air matamu seperti dulu. Kamu harus bahagia. Jangan sedih terus, jangan ingat-ingat tentang aku atau tentang kita.
Maaf suratnya panjang banget hehe. Aku terlalu asik nulis sampai tidak sadar begini haha. Ingat Tama, kamu harus bahagia. Bahagiamu bukan bersamaku. Sekali lagi maaf karena sudah menyakitimu.
I love you and I always do. Kamu akan selalu ku kenang sebagai masa lalu yang sangat indah. Kamu akan selalu ku ingat di setiap langkah, hembusan napas, dan setiap saat. Kamu akan selalu ku ingat sebagai patah hati terbaik. Selalu tersenyum ya, jangan menangis lagi.
Tama, aku dan kamu memang pernah menjadi 'kita', tapi tidak benar-benar menajdi 'kita'. Aku dan kamu tidak akan bisa menjadi 'kita' yang sebenarnya. Kamu dan aku memang ingin terus menjadi 'kita', tapi semesta tidak menyetujui itu. Kita berbeda, Tama.
Sama seperti dua kutub magnet yang sama, jika didekatkan maka keduanya akan saling bertolak belakang. Kita memiliki rasa yang sama, tapi tidak bisa bersama.
Tama, jika surat ini sudah berada di tanganmu. Itu tandanya aku sudah benar-benar pergi. Pergi dari kehidupanmu. Be happy, Tama. I love you, I'm sorry and thank you for everything.
Jisya Lizbeth Butar Butar
malam ini aku publish yang silent killer ya. follow aku makanya, biar ga ketinggalan info
see you in next works
masih ada waktu tiga hari untuk liat, cerita ini akan aku lanjutin atau ga
-jae_honey
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Space | Taeyong - Jisoo [COMPLETED]
Fanfic[COMPLETED] Budayakan follow sebelum membaca. [NAMA JISYA, RYUMA, YOENYA, NALISYA JANGAN DIPAKAI KARENA NAMA-NAMA TERSEBUT BUATAN AKU. TOLONG PENGERTIANNYA.] "Sama seperti dua kutub magnet yang sama, jika didekatkan maka keduanya akan saling bertola...