00; Menunggu bus kota

2.2K 182 103
                                    

🪐🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🪐🤍





Bunyi gebrakan keras terdengar nyaring, lelaki jangkung bertubuh ringkih itu terhempas, menabrak beberapa barisan motor di belakang sana. Suasana menjadi ricuh, beberapa orang datang mendekat, mencoba memisahkan nya dari manusia yang emosinya sudah di ujung ubun-ubun itu.

"PERGI LO!"

"Bi, tahan! Bisa-bisa lo bunuh dia."

"Gue gak peduli, kalau bisa mati, biar mati aja dia."

Tubuhnya yang sudah sempoyongan itu tak sedikit pun meleburkan keinginannya untuk bertemu dengan gadis yang kini berada di dalam bangunan ini. Mereka harus bertemu.

"Gue mau ketemu Mouzee, kak."

"Buat apa? Udah cukup ya, gue udah peringatin lo dari awal."

Telunjuknya menunjuk lelaki bernama Abian yang berdiri tepat di depan sana. "Lo gak bisa numpahin semua kesalahan ini sama gue. Kalau lo bisa sedikit aja nahan diri untuk gak bilang, semuanya gak akan kayak gini, kak."

"Sampai kapan? Sampai lo bunuh mental nya Mouzee?"

"Bian!"

Seorang gadis berambut hitam tebal itu menghampiri nya dengan tubuh lunglai, wajahnya pucat pasi, penuh keputus-asaan.

"Sagi, kenapa?"

"Mou," ucap nya lemah.

Melihat gadis itu menangis kencang, Abian tanpa bertanya lagi, berlari memasuki bangunan rumah sakit yang terlihat ramai sebab perkelahian nya dengan lelaki tadi.

"Mou... Mouzee," ucapnya dengan nada lemah. Menatap wajah gadis yang kini terbaring kaku di atas ranjang rumah sakit, serta tangisan orang-orang di sekitarnya.

Abian hanya diam, menatap kosong, merasakan ketidakpercayaannya pada apa yang benar-benar terjadi di depan mata.

Tidak, Mouzee tidak pergi begitu saja.

"Nggak, nggak boleh."

"Nggak, Mou. Gak boleh pergi!"

"Kak!"

"Kak Bian!"

Ruangan ber ac yang di tempatinya itu tetap terasa panas, karena keringat terus bercucuran di kepala.

"Mouzee? Kamu-"

Tatapan jutek sang gadis arahkan pada seorang laki-laki yang kini terlihat linglung. "Aku ajak kamu kesini buat bantu aku ngerjain tugas, kamu nya malah tidur," kesal nya.

Mouzeeya Shafaara, gadis berkulit putih yang terlihat manis dengan lesung pipinya. Begitu dengan rambut hitam lebat yang menambah kesan menawan kian kuat terpancar. Sampai katanya, tidak ada orang yang dapat menolak aura seorang Mouzeeya.

Kukira Sederhana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang