04; Saling tidak mengerti

534 76 122
                                    

🪐🤍•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🪐🤍




"Mama Gre." Mouzee berteriak dari lantai atas rumah, gadis itu turun dari tangga dengan cepat.

"Apa sih Zee, berisik banget kamu?" Gracia yang sedang menyiapkan makan malam merasa terusik dengan suara berisik dari anak bungsu nya itu.

"Mama lagi apa?" tanya Mouzee yang kini sudah berjalan sekitar lima langkah menuju keberadaan Gracia.

"Siapin kamu sama Sagi makan malam. Kenapa kamu teriak-teriak gitu?"

Mouzee juga tidak tahu sebenarnya, hanya ingin teriak saja. Gadis itu menatap seisi meja makan. Sejak tadi rasanya ada yang mengganjal, entah apa itu.

"Ma, Kak Bian gak kesini?" tanya Mouzee tiba-tiba.

Gracia menggeleng. "Nggak, kenapa emang? Bian janji buat kesini?"

"Nggak sih." Mouzee kini duduk di kursi meja makan, tangannya meraih satu potongan kecil ayam karage yang terletak di atas piring.

Gracia menggeleng heran, anaknya yang satu ini memang suka ada-ada saja. "Ya kalau gak ada janji, kenapa nanya gitu sih dek? Kalau kamu mau ketemu Bian ya kerumah nya sana."

"Sebenernya iya, tapi kok Mouzee ngerasa gak enak mau kesana.".

"Kenapa? Lagi ada masalah sama Bian?" tanya Gracia.

"Gak tau lah, ma. Mouzee bingung juga."

"Ya udah, mending cuci tangan dulu, jangan asal comot makanan aja. Terus siap-siap kita makan," kata Gracia dengan wajah kesalnya.

Mouzee bangkit dari tempat duduk, tadinya akan melangkah kearah dapur untuk cuci tangan di wastafel, namun langkahnya terhenti. "Kak Sagi belum pulang emang?" tanya Mouzee.

"Belum."

"Tumben sampai jam segini."

"Iya, Sagi katanya ikut ngurusin acara kampus. Mungkin lagi ada rapat dulu," sahut Gracia.

"Oh gitu."

Tak lama, terdengar suara mesin motor yang mendekati pekarangan rumah sederhana mereka, pintu gerbang kecil itu terdengar bergeser. Mouzee mengurungkan niat untuk ke arah dapur, gadis itu berlari menuju pintu rumah, sebab Mouzee tau betul pemilik suara motor itu.

Pada saat membuka pintu, ternyata benar, manusia yang sejak tadi dia tanyakan lah yang datang, bersama sang kakak.

"Loh, Kak Sagi, baru pulang?" Mouzee membiarkan pintu tetap terbuka, gadis itu menggunakan sandal nya untuk berjalan mendekati Sagita dan Abian yang ada di gerbang rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kukira Sederhana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang