01; Berangkat lebih awal

985 124 107
                                    

🪐🤍•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🪐🤍




"Mouzee, makan dulu."

"Ma, gak sempat, Mouzee buru-buru."

Gadis berseragam putih abu-abu itu masih sibuk mengenakan sepatunya, mengikat masing-masing tali yang terpasang di sana.

"Ini baru setengah enam, sayang. Gak bakal telat. Bian aja belum kesini, mau berangkat sama siapa kamu?" gumam sang ibu, Gracia.

Mouzee menghentikan kegiatan nya, gadis itu menepuk pelan keningnya. "Iya, aku lupa ma, aku belum bilang Kak Bian kalau mau berangkat pagi-pagi."

"Buka dulu sepatunya, masuk ke dalam lagi, sarapan dulu. Masih terlalu pagi Mouzee, lagian sekolah kamu gak jauh. Ayo!" Gracia tampak kesal, anak gadis nya itu memang keras kepala.

"Mama," rengek Mouzee.

"Masuk dulu Mouzeeya. Ayo!"

Dengan mendengus kesal, terpaksa, Mouzee melepaskan sepatunya lagi. Gadis itu mengikuti mama nya untuk kembali masuk dan menuju meja makan.

Sudah ada sang kakak yang duduk di kursi meja makan sembari melahap sepiring nasi goreng lengkap dengan telur dadar yang Gracia masak pagi ini.

"Jangan gila kamu Zee!" ledek sang kakak.

"Apa sih?" Mouzee menarik salah satu kursi, lalu mulai menyendok nasi goreng miliknya.

Gracia ikut duduk di sebelahnya. "Ada apa sih dek pagi-pagi gini mau cepat berangkat. Biasanya juga Bian jemput kamu baru selesai mandi."

"Ya paling mau liat pujaan hatinya itu."

"Sttt, Kak Sagi." Mouzee memelototi sang kakak, panggil saja Sagi. Namanya Sagita Ayundara. Sagi seumuran dengan Abian, satu kampus, satu angkatan, dan satu jurusan.

"Sabilu?" ucap Gracia yang kini masih sibuk menuangkan susu pada masing-masing gelas anaknya.

"Kak Sagi berisik, mama kan jadi tau," kesal Mouzee.

"Tanpa kakak kamu berisik pun mama tau, Zee. Kan mama suka denger kamu ngomong sendirian di kamar."

"Mouzee gak ngomong sendirian ma, itu lagi bicara sama teman di telepon."

"Ya apalah itu pokoknya yang kalian bahas selalu Sabilu."

Gracia ikut duduk di sebelah kursi yang anak bungsu nya ini tempati. "Memangnya ada apa mau buru-buru sepagi ini sayang?"

Kukira Sederhana.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang