Orang yang selalu berusaha tampil sempurna dengan menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri dan atau orang lain, yang sering kali disertai dengan kritik berlebihan terhadap diri sendiri juga orang lain. Orang dengan sifat ini sering disebut sebagai seorang yang perfeksionis.
"Segala sesuatu harus berakhir dengan sempurna". Begitulah kalimat yang sering diucapkan oleh pimpinan redaksi majalah Rise and Shine, Arbella Faranisa.
Wanita berparas indah ini sangat menjunjung tinggi hasil yang sempurna. Apapun yang dikerjakannya harus berakhir dengan baik dan sempurna apapun risikonya.
Saat ini, Arbella atau yang kerap disapa Bella sudah memasuki usia 27 tahun. Dan diusianya yang terbilang muda, ia berhasil membuktikan kelayakan dirinya sebagai seorang pimpinan redaksi majalah Rise and Shine di perusahaan media dan entertaiment, Rising Media & Entertaiment.
Fokus utama Rising Media & Entertaiment dalam memproduksi media cetaknya saat ini adalah majalah, terutama majalah bernama Rise and Shine yang menjadi media cetak best seller dalam dua tahun belakang.
Melonjaknya penjualan majalah Rise and Shine Rising Media & Entertaiment terjadi saat Bella menduduki posisi sebagai pimpinan redaksi. Berkat sikap dan sifat perfeksionisnya itulah ia berhasil menciptakan majalah yang tetap digemari banyak orang meski saat ini dunia telah dikuasai oleh era digital.
Walaupun telah memberikan dampak baik bagi penjualan perusahaan, sikap dan sifat perfeksionis Bella malah membuat karyawan yang berada di divisinya merasa terbebani. Meski pendapatan bulanan yang mereka dapatkan lebih besar dari sebelumnya, tapi tekanan yang mereka terima dari Bella juga tak kalah besar.
Jika biasanya karyawan divisi majalah menyelesaikan deadline untuk satu edisi majalah yang akan diterbitkan dalam waktu satu minggu, berbeda saat Bella menjabat sebagai pimpinan redaksi. Dalam kurun waktu satu minggu itu karyawan divisinya harus bisa menyelesaikan dua edisi majalah.
Beberapa kali Bella mendapat kritik dan saran, entah itu dari teman, bawahan, dan bahkan atasannya sendiri. Mereka mencoba membuat Bella untuk merubah cara bekerjanya agar tidak membebankan karyawan di divisinya.
Kritik dan saran itu berhasil membuat Bella berubah. Ia memang sudah tidak lagi memberikan beban pekerjaan lebih pada karyawannya, dan penjualan majalah tidak mengalami penurunan sedikitpun. Namun ia malah memaksakan dirinya dengan mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Tak hanya sekali Bella dilarikan ke rumah sakit akibat kelelahan karena kurang istirahat dan asupan gizi.
Mengetahui bahwa Bella dilarikan ke rumah sakit akibat kelelahan fisik membuat para karyawan yang berada di divisi majalah merasa bersalah. Belum setengah tahun menjabat sebagai pimpinan redaksi tapi sudah lebih dari tiga kali dia dilarikan ke rumah sakit.
Setelah terjadi drama bolak-balik rumah sakit, Bella mulai mengurangi porsi pekerjaannya dan juga karyawan divisinya. Meski pengurangan pekerjaan itu hanya lima persen dari sebelumnya.
-GONE-
"Selamat pagi, Nona Perfeksionis", sapa seorang karyawan yang mengenakan setelan berwarna serba hitam yang menjajarkan langkahnya disamping sang Nona Perfeksionis—Arbella Faranisa.
"Bukannya pakaian anda terlalu berlebihan untuk di pakai ke kantor? Sepertinya selera fashion anda sudah berkurang ya, Pak Andre ??", Bella kembali fokus pada langkahnya setelah memperhatikan outfit salah satu karyawan yang bekerja di divisi media cetak—majalah.
"Ya ampun, hati gue rasanya mau melayang karena diperhatiin elo, Bell",
"Siapa yang merhatiin lo ? Gue nge-kritik pakaian lo tahu gak", Bella menekan tombol lift. "Dan satu lagi, jangan panggil gue dengan sebutan itu. Tolong!!", sambungnya sambil menatap dingin Andre Andara—teman seangkatannya sejak ia pertama kali bekerja di Rising Media & Entertaiment.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE🍂
RomansaArbella Faranisa (27) menutup rapat kedua matanya. Wajahnya sedikit menunduk dengan posisi kedua tangannya berada diatas lutut. Saat ini ia sedang berlutut dihadapan seorang pria yang sangat dibutuhkannya. Proyek kolaborasi antara Rising Media & Ent...