Chapter 3

18 2 0
                                    



Jauh didalam sana...

Di bawah celah retakan yang besar, sangat gelap. es-es yang berada dalam tebing berwarna hitam pekat, hampir tak terlihat sama sekali.

Satu-satunya yang paling terang dalam kegelapan tersebut adalah dua lengan bercahaya seperti es. dia duduk di atas kursinya, memandang seluruh pasukan Frostguard yang mengawal di sekeliling. mereka ada didalam sebuah aula besar Citadel yang hanya boleh di masuki oleh prajurit tertentu.

"......"

Dia jadi teringat, masa di mana dulu pernah hidup bahagia.

Dia dan kedua saudarinya pernah hidup dimana Freljord saat itu merupakan negeri yang besar dan bersatu. tapi dengan segala kekacauan yang datang, mereka mulai kehilangan semangatnya.

Dia membutuhkan sebuah kekuatan untuk menyatukan kejayaan kembali.

Kedua matanya buta karena beruang petir itu mencakarnya. maka ia memutuskan berjalan dalam mimpi.

"Avarosa, Serlyda..." dia bersuara...

"Terlalu banyak rahasia terkubur di dalam es. tidak ada satupun yang tahu bahwa rahasia tersebut ada disini, bahkan tidak akan pernah sama sekali. aku melihat berbagai kehidupan lewat mimpi, generasi Freljord saat ini... mereka masih hidup dalam pertumpahan darah"

Asap dingin keluar dari permukaan tangannya, menciptakan butiran kristal es yang kecil.

"Tapi... aku melihat kebangkitan, suatu hari...  orang-orang Freljord, akan berdiri dan memberontak"

Dan kedua tangan yang tadinya bercahaya biru, menjadi gelap.

.



.



.



Mereka tergeletak tak berdaya. tubuh-tubuh itu mati di atas hamparan salju tebal.

Panah dan kapak yang tertancap di tanah dan tubuh korban pertempuran tersebut, tidak ada yang selamat.

Dia berdiri, hanya dia yang bernafas. kedua tangannya gemetar, kakinya tak mampu berjalan, seperti lumpuh. hanya tetesan air mata yang mengalir di kedua pipinya....

Dan melihat...

Sosok Legenda yang telah hidup lama itu. dia mendekatinya, dan memberinya seringai senyum yang lembut, namun memiliki makna berbeda. senyum itu, ada rasa kepuasan melihat pertumpahan darah ini. dia lah yang memulai kekacauan mengerikan...

Dengan dua lengan yang membeku itu, dia langsung menyergapnya...

"Selamat tinggal, Ashe"

...

"HAH!?!!!"

Dia terbangun.

"Hahh.. hhhhah......................"

Dia melihat segalanya seperti nyata, Ashe berusaha mengumpulkan nafas, jantungnya berdegup begitu cepat.

Semua darah itu... senjata itu, dan kedua tangan yang hendak mencekiknya hidup-hidup.

Apa yang terjadi? Ashe bergumam.

Di dalam kamar kecilnya, hanya dia yang terbangun. Tryndamere masih tidur pulas disebelahnya. Ashe menarik sebagian selimut menutupi setengah dadanya dan sedikit menundukkan kepala. mimpi buruk yang tadi cukup mengerikan, ini seperti 'gambaran' yang akan terjadi pada dirinya.

For FreljordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang